Kamis, 29 Mei 2008

Software Open Source Bantu Orang Lumpuh Gunakan Komputer

Rabu, 28 Mei 2008 | 23:06 WIB


Kompas.com/Tri Wahono
Oskar Rian memeragakan software yang dikembangkan untuk membantu penyandang tuna daksa dan lumpuh untuk dapat mengoperasikan komputer.



JAKARTA, RABU - Orang yang memiliki keterbatasan dalam menggunakan tombol-tombol keyboard dan menggerakkan mouse komputer seperti penderita lumpuh badan, stroke, dan penyandang tuna daksa kini dapat menggunakan komputer. Dengan software IGOS Linux Voice Command yang dikembangkan para peneliti BPPT (Badan Pengakjian dan Penerapan Teknologi), perintah suara dapat mematikna, menyalakan, dan menjalankan perintah-perintah di komputer secara langsung.

"Dengan piranti lunak ini maka digital gap antara manusia normal dan yang memiliki keterbatasan bisa dikurangi," kata Koordinator Pusat Open Source Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT Oskar Rian di sela pameran IGOS Summit 2 di Jakarta, Rabu (28/5). Dengan piranti lunak ini, lanjut dia, seorang pengguna komputer hanya tinggal mengatakan kata-kata yang ia ingin jalankan di layar komputernya melalui headset yang dikenakannya.

Program ini sangat mudah dioperasikan sehingga hanya dengan menyerukan perintah "buka dokumen" maka terbukalah jendela dokumen pengolah kata. Demikian pula jika diperintah untuk berpindah-pindah dokumen, menutup dokumen, membuka internet, menggunakan aplikasi dan lain-lain. Selain itu, perintah yang dipakai sudah disesuaikan kebutuhan masyarakat karena menggunakan bahasa Indonesia.

Diakuinya, program ini masih memiliki banyak keterbatasan, seperti menuliskan apa yang dikatakan oleh lidah dalam lembar dokumen secara otomatis. "Kami baru memasukkan sekitar 360 kata, sementara untuk menuliskan secara otomatis seluruh kata-kata kita dalam dokumen di layar komputer sedikitnya membutuhkan 20 ribu kata, masih perlu kerja keras lagi," katanya.

Namun, dengan platform open source, pengembangan software tersebut akan melibatkan lebih banyak orang sehingga diharapkan semakain canggih baik dari sisi kemampuan dan fitur maupun kinerjanya. Saat ini, software tersebut berjalan di atas sistem operasi Linux yang menggunakan user interface Gnome.(ANT)

WAH

Pemilik Kartun Porno Komputer Terancam Bui

Fino Yurio Kristo - detikinet



Ilustrasi (ist.)

London - Melalui komputer, hampir segala macam gambar bisa direkayasa, tak luput pula gambar kartun tentang pornografi anak.

Namun tentu saja, gambar pornografi anak semacam itu tidak dapat ditoleransi. Demikian dikatakan pemerintah Inggris seperti dikutip detikINET dari AFP, Kamis (29/5/2008).

Karenanya, sebuah proposal peraturan sedang digodog sehingga mereka yang memiliki gambar semacam itu di Inggris, bakal dikenai hukuman penjara sampai 3 tahun lamanya.

Menteri Kehakiman Inggris, Maria Eagle memaparkan, peraturan ini sama sekali tidak ditujukan untuk mengekang kreativitas ataupun kebebasan berekspresi di negeri Ratu Elizabeth itu.

"Peraturan ini demi menangkal peredaran gambar porno anak yang tidak punya tempat sama sekali dalam masyarakat kita," tandas Maria Eagle.

Proposal pemerintah mengenai larangan kartun komputer itu memerlukan persetujuan parlemen Inggris terlebih dahulu sebelum bisa diberlakukan sebagai aturan hukum.

Bagaimana pendapat Anda soal penerapan hukum cyber? ( fyk / fyk )

Lacak Waktu Perjalanan dengan Bluetooth

Kamis, 29 Mei 2008 | 10:11 WIB


KOMPAS/AW SUBARKAH
Ponsel Hiburan



JAKARTA, KAMIS – Punya ponsel Bluetooth? Ada hal lain yang bisa Anda lakukan dengannya selain mengkoneksikannya ke headset nirkabel.

Para ilmuwan dari Purdue University telah menemukan cara memanfaatkan sinyal Bluetooth untuk melacak kecepatan pergerakan pejalan kaki dan kendaraan. Dari situ didapat informasi tepat tentang berapa lama Anda harus menunggu antrian di bandara misalnya.

Bagaimana bisa? Bisa karena setiap perangkat Bluetooth bisa diidentifikasi dan dilacak melalui tandatangan (signature) digital yang unik.

Para peneliti pun yakin bahwa cara ini akan menjadi cara yang tidak mahal untuk melacak beragam waktu perjalanan mulai dari perjalanan pagi Anda ke kantor sampai saat menunggu antrian bermain di Disneyland atau di bandara. Ketika dilacak, misalnya, oleh receiver-receiver yang ada di pinggir jalan, ponsel juga bisa menerima informasi dari Bluetooth dan karenanya ponsel pun bisa menyediakan waktu real time tentang seberapa lama waktu yang dibutuhkan Anda untuk mencapai tujuan perjalanan Anda.

Para peneliti Purdue University telah mencoba cara pelacakan ini di bagian-bagian jalan raya Interstate 65, Interstate 465 dan jalan-jalan di sekitar Indianapolis, melacak 1,2% dari rata-rata lalu-lintas harian pada rute tertentu – yang berarti sekitar 1 dari 100 kendaraan telah dilacak. Mereka mengatakan bahwa paten akan metoda ini juga telah diajukan. Teknologi dasar untuk membuat sistem pelacakan tersedia secara komersial.

WIEK

Asing dan Lokal Keok, Virus Indo 'Menggila'

Dewi Widya Ningrum - detikinet


Top Malware Januari - April 2008 (Vaksin)

Jakarta - Dominasi virus mancanegara Viking dan virus lokal Rontokbro sebagai virus paling banyak beredar di Indonesia pada 2007, kini tergeser oleh kehadiran virus Indo/blasteran.

Pada kuartal pertama 2008, virus yang paling banyak beredar adalah virus Delf, yakni virus Indo yang merupakan campuran virus mancanegara dan lokal. Varian awal virus ini adalah asli buatan mancanegara yang merupakan backdoor dan trojan yang sudah muncul sejak tahun 2003, tetapi setelah itu banyak bermunculan varian Delf produksi lokal.

Varian virus Delf secara dominan menginfeksi komputer di Indonesia sehingga berhasil menggusur Viking sebagai virus nomor satu paling banyak ditemukan menginfeksi di Indonesia.

Berdasarkan hitung-hitungan statistik Vaksincom yang dikutip detikINET, Kamis (29//5/2008), virus Delf menempati peringkat teratas sebagai virus yang paling banyak beredar di Indonesia dengan 58.696 insiden (31,25%). Delf menggusur Viking di peringkat kedua yang mencatat 40.085 insiden (21,34%).

Di peringkat 3 nangkring virus Indonesia, Autorun, dengan total insiden 13.076 (6,96%). Sementara di peringkat 4 dihuni oleh Dloader yang sebenarnya merupakan Spyware dengan total insiden 7.163 (3,81%), diikuti oleh the notorious Kespo di peringkat 5 yang memakan korban sebanyak 6.968 insiden (3,71%).

Masih menurut Vaksincom, ada satu virus lokal yang cukup "berprestasi" yakni virus Alman atau Almanahe. Virus ini tercatat sudah terdeteksi lebih dari 5 varian menyebar di seluruh Indonesia. Alman duduk di peringkat 9 dengan total insiden 4.459 (2,37%), diikuti oleh VBWorm di peringkat 10 dengan total insiden 3.542 (1,89%).

Jangan anggap enteng VBWorm, karena ada satu varian VBWorm yang bisa menginjeksikan dirinya ke semua file MS Word pada komputer korbannya. Bahkan seluruh file MS Word di komputer yang terinfeksi akan dienkripsi sehingga file itu tidak dapat dibuka.

Berikut daftar 20 virus yang paling banyak menyebar di Indonesia periode Januari - April 2008:

1. Delf ,58.696 insiden (31,25%)
2. Viking, 40.085 insiden (21,34%)
3. Autorun, 13.076 insiden (6,96%)
4. Dloader, 7.163 insiden (3,81%)
5. Kespo, 6.968 insiden (3,71%)
6. Detnat, 6.170 insiden (3,28%)
7. Solow, 6.104 insiden (3,25%)
8. Exploit, 6.082 insiden (3,24%)
9. Alman, 4.459 insiden (2,37%)
10. VBWorm, 3.542 insiden (1,89%)
11. Agent, 3.425 insiden (1,82%)
12. VBTroj, 3.372 insiden (1,80%)
13. Suspicious, 2.890 insiden (1,54%)
14. Rontokbro, 2.493 insiden (1,33%)
15. Lightmoon, 2.144 insiden (1,14%)
16. Sality, 2.059 insiden (1,10%)
17. Malware, 2.037 insiden (1,08%)
18. Qhost, 1.974 insiden (1,05%)
19. Fujack, 1.680 insiden (0,89%)
20. Sohanad, 1.196 insiden (0,64%)
21. Lainnya, 12.225 insiden (6,51%)


Bingung pilih antivirus? Atau ingin diskusi tentang virus? Yuk gabung di detikINET Forum. ( dwn / dwn )

The Touch-Screen Room

Bill Gates demos a prototype touch-screen interface that could be used on any surface

By Gregory MonePosted 05.15.2008 at 2:54 pm

Microsoft Touchwall: Photo by Microsoft

Speaking at yesterday's CEO Summit in Redmond, Washington, Bill Gates - that guy from Microsoft - demonstrated the TouchWall, a four foot by six foot touch-screen computer prototype. TouchWall uses infrared and laser technology to register your manual input, and turn it into action. One writer described it as a giant version of Microsoft's Surface technology oriented vertically.


This isn't the first such large touch-screen interface - Panasonic revealed a similar system at CES (plus, it's also reminiscent of the interface featured in Minority Report). What's interesting is how Gates described its potential impact. He said that it could turn every surface in your home or office, every wall, into a computer. As he put it in his speech: "Think about the whiteboard in your office becoming intelligent."

Via CNET

Rabu, 28 Mei 2008

Siapkan Diri Sebelum ke Negeri Orang

Friday, 23 May 2008



DISKUSI : Beberapa mahasiswi program double degree Universitas Indonesia (UI) sedang berdiskusi untuk menyelesaikan salah satu tugas.

DIAN,18,sempat terkejut saat masuk ke program double degreeFakultas Psikologi UI yang menjalin kerjasama dengan University of Queensland Australia (UQ). Jadwal kuliah ternyata sangat padat, berbeda sekali dengan saat SMA dulu.Indraswari Sinta Ramadhiani, begitu nama panjang gadis cantik ini, sejak awal memang ingin sekali kuliah ke luar negeri.

Australia adalah incarannya. Bagi dia, kualitas pendidikan di luar negeri lebih baik daripada kuliah di dalam negeri. Karena itu, dia berkeras menyampaikan keinginan itu kepada sang ibu sesaat sebelum dia lulus dari SMA Al- Izhar,Pondok Labu.“Tetapi, mama agak tidak setuju. Dia khawatir ada apa-apa dengan saya. Sendirian lagi di negeri orang,” katanya saat ditemui di Kampus Fakultas Psikologi UI Depok, Rabu (22/5) kemarin.

Setelah berembuk, akhirnya tercapai win-win solution dengan sang mama. Gadis yang hobi jalan-jalan ini akhirnya masuk ke program double degree Fakultas Psikologi UI atau yang lebih dikenal dengan sebutan twinning programitu. Karena itulah, Dian memutuskan tidak ikut seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB).Ternyata,masuk di kelas internasional tidak seperti bayangannya semula.

“Jadwal kuliah sangat padat. Lebih padat dari mahasiswa reguler,”lanjutnya. Padatnya jadwal kuliah ini karena mata kuliah mahasiswa double degree umumnya memang dimampatkan. Pemampatan ini untuk mendapatkan kesetaraan kurikulum dengan universitas luar negeri yang jadi tujuan. Pada twinning program, setiap mahasiswa berkuliah selama 4 semester di UI.

Mereka tidak bisa memilih sendiri mata kuliah yang ingin diambil.Semuanya sudah dipaket oleh fakultas.Untuk semester pertama dan kedua,setiap mahasiswa mendapatkan beban 20 SKS.Di semester tiga,mereka mendapat jatah 19 SKS dan terakhir di semester empat mendapatkan jatah 13 SKS. “Tugasnya banyak, hampir tiap hari ada tugas.Akhir pekan pun banyak diisi dengan mengerjakan tugas,”tukasnya.

Meski jadwal kuliahnya padat, Dian mengaku tidak menyesal memilih twinning program.Bagi dia,jadwal yang padat jadi persiapan untuk menyesuaikan diri dengan iklim kuliah saat di Australia nanti. Dari pembicaraan dengan para seniornya, Dian mengungkapkan, di Australia nanti, jadwal kuliahnya hanya sedikit lebih padat dari di Indonesia.“Kalau begini, kami kan tidak kaget kalau sudah di sana,” tuturnya.

Sahabat Dian, Akisa Gestantya, 18,sepakat jadwal kuliah mereka memang padat. Tetapi,terang gadis berwajah tirus ini, padatnya jadwal kuliah bukan satu-satunya kendala yang harus dihadapi mahasiswa twinning program. “Kami juga harus bersiap untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Jika tidak memenuhi syarat kemampuan bahasa Inggris, kami tidak bisa berangkat ke Australia,”paparnya.

Tentu saja kemampuan bahasa Inggris jadi sangat penting jika ingin kuliah di luar negeri. Setiap lulusan SMA yang ingin masuk ke twinning program, harus punya Test of English as a Foreign Language (TOEFL) minimal 500 atau tes lain yang setara. Saat hendak berangkat ke University of Quensland, nilai itu harus naik menjadi minimal 570 plus nilai writing (menulis) 5.Tanpa syarat itu, hanya ucapan selamat tinggal yang ada.

Meski punya jadwal kuliah yang padat dan kerja keras untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, sepasang sahabat itu mengaku tidak mengalami persoalan dalam pergaulan di kampus. “Kami tidak merasa eksklusif. Sebab,pihak kampus juga tidak memberikan perbedaan perlakuan pada kami,” jelas Akisa.

Keduanya mengungkapkan, semua anak twinning programbisa bergaul dengan anak-anak reguler dengan baik. Mereka sering dilibatkan dalam hampir semua kegiatan mahasiswa.“Malah, beberapa dari mereka sering berdiskusi dengan kami sebab ada beberapa mata kuliah yang sudah diberikan ke kami, tetapi belum diberikan ke anak reguler,”papar Akisa.

Sementara Lini Handayani, 19, mengaku, meski kelas double degree-nya di jurusan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Trisakti baru di mulai September nanti, dirinya telah bersiap-siap untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.“Itu yang paling utama. Kalau soal jadwal kuliah yang padat,tinggal bagaimana cara kita membagi waktu,” paparnya.

Lini bercerita,setelah kelas di Indonesia selesai, dia akan berangkat ke Edith Cowan University, Perth, Australia.Di sana, dia akan mengerjakan tesis selama 3 bulan. Setelah kelar, tesis itu akan diuji di Indonesia.Selain kemampuan berbahasa Inggris, Lini kini terus mengasah kemandiriannya.

Dia yakin, tanpa kemandirian, semua yang dilakukan diIndonesiaakansia-siaketika sampai di Australia nanti.“Jadi, waktu di Indonesia,semuanya harus siap,”paparnya. Double degree tampaknya jadi cara efektif bagi mahasiswa untuk menyesuaikan diri sebelum pergi sekolah ke seberang.(helmi firdaus)

'Austria Jawara Budaya, Bukan Sepakbola'

Kris Fathoni W - detikSport
Rabu, 28/05/2008 11:28 WIB



(ist)


Wina - Keikutsertaan Austria di Piala Eropa 2008 tak terlalu disarati ekspektasi penduduk lokal, karena menilai negaranya memang sudah dari sononya tak jago sepakbola. Beda halnya kalau bicara budaya.

Wina, ibukota Austria, terkenal dengan arsitekturnya yang bergaya bangunan berciri kerajaan, museum seni kelas dunia dan musik klasiknya yang sangat mendunia. Untuk urusan budaya, mereka bisa dibilang salah satu yang terkemuka di dunia.

Hal itu kontras dengan kemampuan Austria dalam urusan sepak-menyepak bola. Dengan rangking 101 dunia di peringkat FIFA, Alexander Manninger cs tak terlalu bikin gentar partisipan Euro 2008 yang segera akan dihelat Juni mendatang.

Sepakbola di Austria bahkan juga masih kalah prestisenya dibandingkan cabang olahraga-olahraga lain yang biasa dilakukan saat salju menggunung di negara tersebut. "Kami bukan negara sepakbola, kami negara olahraga musim dingin," tutur seorang pemilik toko di pusat kota Wina, Dariusz Hoefer (47 tahun), kepada Reuters, Rabu (28/5/2008).

Seorang mahasiswa Christian Hofstadler (21) menambahkan kalau warga Austria di Wina memang tak terlampau berharap banyak pada tim sepakbolanya. Alhasil, demam Piala Eropa 2008 pun sampai saat ini dinilainya tak juga berjangkit.

"Saya tak kenal seorang pun yang peduli tentang Euro 2008. Saya pikir yang harus disalahkan adalah timnas Austria karena secara sejarah mereka sangatlah lemah," tukas dia.

Soal sepakbola mereka boleh terlihat tak terlalu antusias, tapi beda kalau soal budaya. Meski sudah pasrah dengan raihan timnasnya, mereka yakin bisa bikin penggila bola dari mancanegara terkesan lewat pamer budaya.

"Kami sudah jadi juara budaya di Eropa. Mari kita sebut Swiss sebagai runner-up," lugas seorang penulis Reinhard Prenn seraya tersenyum lebar.

Austria dan Swiss adalah tuan rumah Piala Eropa yang akan berlangsung dari 7-29 Juni mendatang.

( krs / din )

Deepest-Dwelling Life Forms Found

Scientists have found the most extreme single-celled Archaea yet, subsisting on methane nearly three miles below the surface

By Matt Ransford
Posted 05.27.2008 at 12:42 pm


Hot Springs: Archaea were first discovered in extremely hostile environments, such as this hot spring in Yellowstone National Park Photo by the U.S. National Park Service

The Archaea group of organisms has just gotten a little bigger—and quite a bit deeper. Known to scientists as extremophiles—organisms which live in places inhospitable to other forms of life—the Archaea group is home to many single-celled creatures capable of thriving in environments of exceptional temperature, pressure, and acidity. The latest member has been discovered off the coast of Newfoundland, Canada, under 2.8 miles of water and a mile of rock. Previously, the deepest these organisms had been found underground was half as far.

These new Archaea were discovered in a sediment core extracted by a research ship. The scientists analyzing the sample have surmised that the organisms are able to survive off of methane released from hydrocarbons in the stone. The tremendous heat and pressure at that depth cooks the fossil fuel, breaking it down into compounds potentially useful to the Archaea. How they arrived in the bedrock is also something of a mystery; the two leading theories are that they were brought down by water currents or that they have been living in the rock since the days it was formed millions of years ago.

[Via the Guardian]

Bensin Hanya 400 Perak!


Getty Images/Mario Tama
Presiden Venezuela Hugo Chavez



Rabu, 28 Mei 2008 | 11:04 WIB

Ingin bensin murah? pindah saja ke Venezuela, di negara Amerika Selatan itu, harga bensin tidak lebih dari Rp 400 per liter.

Melonjaknya harga minyak mentah dunia, membuat sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia yang katanya kaya dengan cadangan minyak menjerit, sehingga harus menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Namun berbeda dengan Venezuela, subsidi BBM menjadikan harga BBM di negara tersebut lebih murah dibanding sebotol air mineral. "Di Venezuela, harga susu dan terigu yang naik, bukan bensin," kata Leandro Otero, pengemudi taksi di Caracas, usai mengisi penuh tanki bensin taksinya hanya dengan mengeluarkan 3 bolivars ( sekitar 1 dollar AS), tidak lebih dari Rp 10 ribu!

Upah minimum rakyat Venezuela 800 bolivars atau setara 370 dollar AS (Rp 3,4 juta) per bulan, harga seliter bensin hanya 0,1 bolivars (4 sen AS, sekira Rp 372 dengan kurs Rp 9.300 per dollar AS).

Rendahnya harga bensin membuat rakyat di negara penghasil minyak terbesar di Amerika Selatan itu langsung bereaksi begitu ada usaha untuk menaikkan harga BBM. "Jika minyak habis untuk 100 tahun, itu berarti kemujuran dalam 100 tahun," kata Carlos Rosas, seorang warga Venezuela di Caracas.

Negara itu juga masih dihantui oleh “Caracazo”, peristiwa aksi unjuk rasa di ibukota Venezuela tahun 1989 yang menewaskan ratusan orang, karena memprotes Presiden Venezuela kala itu, Carlos Andres Perez, yang menaikkan harga BBM sebesar 50 persen.

Sudah lebih dari 9 tahun, Pemerintahan Presiden Hugo Chavez tidak menaikkan harga bensin, sehingga harga bensin di Venezuela, sangat murah bahkan dibandingkan dengan di Arab Saudi, penghasil minyak terbesar di dunia. "Kami tidak akan membiarkan kesempatan untuk mentransformasikan kekayaan minyak kami ke dalam pembangunan sosial," sebut Chavez.

Menurut Jose Guerra, profesor ekonomi Central University of Venezuela, Untuk menjaga harga tetap rendah, BUMN minyak Venezuela, PDVSA harus mengeluarkan dana 19 miliar dollar AS setahun. "Terdapat persepsi di masyarakat, bahwa bensin merupakan milik semua orang, itulah alasannya kenapa anda tidak bisa mengenakan biaya sesuai ongkos nyata produksi. Sehingga terdapat subsidi yang sangat besar," katanya seperti dikutip AFP.

Namun subsidi yang begitu besar, bukan berarti tidak mempunyai risiko, karena menurut Guerra, keuangan PDVSA harus menanggung semua ongkos subsidi tersebut.

Selain itu efek murahnya harga BBM bisa dilihat di Caracas, yang dipenuhi 1,8 juta kendaraan hanya untuk 4 juta penduduk. Padatnya kendaraan membuat kecepatan mobil di kota itu hanya 8 kilometer per jam. "Di Caracas, 80 persen jalan umum dipenuhi kendaraan pribadi yang membawa hanya 20 persen populasi," sebut Leopoldo Lopez, seorang tokoh oposisi dan walikota Chacao di daerah Caracas. Tahun lalu, ia mencoba melakukan pembatasan kendaraan, namun hal itu tidak berlangsung beberapa bulan, sebelum akhirnya pengadilan membatalkannya.

Produksi setiap barrel minyak Venezuela hanya mengeluarkan uang 9 dollar AS, dan dijual 116 dollar AS. Setiap hari Venezuela mengekspor 2,8 juta barrel minyak mentahnya. Negara itu juga mempunyai cadangan minyak mentah yang sudah terbukti, sebesar 130 miliar barrel.

Bagaimana Indonesia?

EDJ

Tiga Siswa Indonesia Raih Medali Emas IYIPO

Wednesday, 28 May 2008



BERPRESTASI: Tiga siswa Indonesia saat tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, kemarin.

TANGERANG (SINDO) – Tiga siswa asal Indonesia sukses meraih medali emas dalam ajang International Young Inventor Project Olympiad (IYIPO) yang diadakan di Tbilisi, Georgia, 15–17 Mei 2008.

Ketiganya kemarin tiba di Bandara Internasional Soekarno- Hatta, Tangerang, Banten, pukul 16.30 WIB. Ketiga siswa tersebut yakni Yoseph dari SMA Kharisma Bangsa, Pondok Cabe, Kabupaten Tangerang, serta Muhammad Farhan Barona dan Erfan Ramadhani dari SMA Fatih, Banda Aceh. Mereka terbagi dalam dua tim. Tim pertama, Yoseph menang dalam bidang matematics-computer application.

Tim kedua, Muhammad Farhan Barona dan Erfan Ramadhani unggul dalam bidang biologi. Ketiganya berhak atas medali emas setelah menyisihkan peserta dari 36 negara. Dari seluruh peserta, terdapat 108 proyek ilmiah dan selanjutnya disaring hingga terpilih 30 proyek dari 22 negara peserta, seperti Jerman, Rumania, dan India. Yoseph mengusung proyeknya berjudul ”Numerical Solution of Heat Equation” berhasil meraih posisi pertama menyingkirkan finalis lainnya.

Dia meneliti penggabungan antara teori matematis dan aplikasi komputer. Yoseph berusaha menganalisa penyebaran panas pada bidang dua dimensi lewat metode dasar yang dia pakai, yakni explicit finite difference dan implicit crank-nicolson numerical solution. Dia mencoba melihat bagaimana dapat memprediksi dan menghitung penyebaran pada bidang satu dimensi yang nantinya dikembangkan untuk bidang dua dimensi.

Lewat proyeknya tersebut, dia berhasil memberikan gambaran bahwa teori matematis tidak hanya teori di atas kertas, tetapi juga memiliki sisi aplikatifnya. Pengetahuan akan penghitungan penyebaran panas tersebut sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari. Dia mencontohkan untuk isolasi bangunanbangunan dari panas agar tidak terganggu perubahan cuaca atau bahan-bahan listrik yang menghantarkan energi panas.

”Proyek ini untuk memudahkan para insinyur,” kata anak kedua dari tiga bersaudara itu kepada SINDO. Sementara Muhammad Farhan Barona dan Erfan Ramadhani menang atas proyeknya berjudul ”Neutralizing Contaminated See Water by Mangroves”. Keduanya menunjukkan manfaat dan kegunaan tanaman bakau yang selama ini lebih sering dianggap sebagai tanaman liar. Mereka melihat bahwa sebagian besar lingkungan perairan di dunia telah dikotori limbah bahan kimia berbahaya dari sisa kegiatan pabrik dan industri berupa racun logam.

”Saya mengambil contoh ini di Jakarta pada tanggal 31 September lalu,” ujar Farhan. Atas prestasinya, ketiga siswa ini kemarin mendapat sambutan meriah saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Sejumlah teman mereka datang beserta rombongan dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Direktur Pembinaan SMA Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Sungkowo mengatakan, keberhasilan Yoseph, Farhan, dan Erfan semakin melengkapi prestasi yang telah ditorehkan selama ini di kancah internasional.

”Saya bangga dengan mereka, karena itu kita sudah mengusulkan kepada presiden agar mereka mendapat perhargaan Satyalencana Wirakarya,” katanya. Selain itu, dirinya berjanji memfasilitasi apa yang dibutuhkan ketiga siswa tersebut untuk mendukung proyek-proyek mereka. (denny irawan)

Anak Kena Asap Rokok Rentan Penyakit


TPGImages

Rabu, 28 Mei 2008 | 12:37 WIB

BAHAYA asap rokok memang tidak terbantahkan lagi bagi kesehatan. Ancaman bukan hanya berlaku buat si perokok, tapi juga orang-orang di sekitarnya yang ikut menghirup asap rokok yang dikenal istilah second hand smoke (SHS) atau perokok pasif.

Yang lebih mencemaskan, asap rokok juga ternyata menyebabkan ancaman kerugian lebih besar kepada anak-anak. Menurut hasil sebuah penelitian terbaru para ilmuan dari Universitas Hongkong, bayi dan anak-anak yang akrab bersama asap rokok menjadi rentan terhadap berbagai macam infeksi dan penyakit serius.

Laporan riset yang dimuat dalam website Tobacco Control (http://tobaccocontrol.bmj.com) itu menyebutkan bahwa bayi dan anak-anak yang berada di lingkungan perokok tercatat 50 persen lebih sering berobat ke rumah sakit akibat penyakit infeksi. Riset itu juga menyatakan, satu dari tiga anak yang berjarak sekitar tiga meter dari asap rokok pada awal masa-masa hidupnya kerap harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Dalam risetnya, para peneliti melibatkan 7,402 anak-anak di Hong Kong yang lahir antara April hingga May 1997. Para peneliti mengikuti perkembangan anak ini sejak lahir hingga usia 8 tahun.

Catatan penting lainnya dari riset ini adalah dampak asap rokok ternyata lebih berbahaya bagi anak-anak yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari normal. Anak-anak perokok pasif juga 75 persen lebih sering menjalani pengobatan penyakit seperti gangguan pernafasan dan meningitis.

Penulis riset, dari Universitas Hong Kong mengindikasikan mengihirup asap rokok atau menjadi perokok pasif membuat kekebalan tubuh menjadi lemah dan memicu timbulny penyakit pernafasan.

"Risiko tambahan dari morbiditas yang parah dari gangguan pernafasan serta infeksi lainnya pada bayi yang terpapar asap rokok, sebagaimana halnya adanya kontak langsung asap rokok dengan saluran pernafasan, juga berdampak pada sistem kekebalan," peneliti menyimpulkan.

AC
Sumber : sky

Robot Flame Mengayunkan Langkah Bak Manusia


TU Delft
Robot Flame seberat 15 kg dan tinggi 1,3 meters melangkah luwes dengan kecepatan 0,45 meter perdetik



Selasa, 27 Mei 2008 | 22:27 WIB

AMSTERDAM, SELASA - Sebuah robot yang dikembangkan di Universitas Teknologi Delft (TU Delft) Belanda dapat berjalan mirip manusia. Ayunan langkahnya tak lagi kaku karena menggunakan teknik mengayun yang terkontrol dengan menjatuhkan beban ke depan.

"Dengan mengadopsi metode ini, robot yang biasanya berjalan dengan kaku dan pelan akan lebih luwes dan bergerak efisien seperti manusia," ujar Daan Hobbelen, ketua tim yang mengembangkannya.

Robot yang diberi nama Flame tersebut memiliki berat 15 kilogram dan tinggi 1,3 meter. Ia memiliki sejumlah persendian di kakinya yang dikendalikan pegas. Sementara itu, sebuah sensor inersia yang disebut organ keseimbangan membantu tubuhnya agar tetap stabil. Semua proses didukung tujuh motor penggerak.

Saat berjalan, kakinya berayun secara bergantian sementara organ penyeimbang akan mengukur jarak langkah agar tak terjatuh. Dengan teknik berjalan seperti manusia, Flame dapat berjalan dengan kecepatan 0,45 meter perdetik.

Hobbelen yakin Flame merupakan robot berkaki dua yang paling canggih saat ini. Cara menir langkah manusia sudah terorganisasi dengan sangat baik. Teknologi tersebut kelak dapat digunakan untuk menggantikan kaki palsu para penyandang tuna daksa sehingga dapat berjalan secara lebih alamiah seperti kaki asli.

WAH
Sumber : LIVESCIENCE

Senin, 26 Mei 2008

Wahana NASA Berhasil Mendarat di Planet Merah




NASA/JPL-Calech/University of Arizona
Ilustrasi saat Phoenix Mars Lander mendarat di permukaan Mars.




Senin, 26 Mei 2008 | 08:43 WIB

PASADENA, SENIN - Wahana ruang angkasa Phoenix milik NASA telah berhasil menembus atmosfer Mars dan mendarat dengan selamat di wilayah kutub utara planet merah itu. Pendaratan Senin pagi (26/5) merupakan awal ekspedisi selama 90 hari di mana wahana akan menggali lapisan es Mars guna mencari unsur-unsur pendukung kehidupan.

Teriakan dan tepuk tangan membahana di pusat pengendali misi Laboratorium Propulsi Jet NASA saat sinyal pendaratan di Phoenix Mars Lander menyala setelah wahana memasuki atmosfer. Detik-detik ini adalah masa kritis misi sehingga saat pendaratan berhasil, para peneliti langsung berpelukan dan bersalaman.
"Dalam bayangan saya, pendaratan tidak akan semulus ini," ujar manajer proyek Barry Goldstein. "Ia langsung menuju sasaran," ujarnya penuh senyum.


NASA/JPL
Kaki-kaki pendarat Phoenix yang difoto dari wahana.



Phoenix memasuki atmosfer Mars dengan kecepatan lebih dari 12.000 mil per jam setelah melakukan perjalanan 10 bulan sejauh 675 juta kilometer di ruang angkasa.

Wahana melakukan tarian elok di langit Mars, antara lain menukik, lalu mengembangkan parasutnya, membuka perisai penahan panas, dan menyalakan pendorong (thruster) untuk memperlambat laju sehingga ia mendarat dengan kecepatan turun hanya 8 kilometer per jam.

Pendaratan ini adalah soft landing pertama yang sukses setelah wahana kembar Viking menyentuh planet merah tahun 1976. Sementara dua rover kembar NASA yang mendarat di Mars empat tahun lalu melakukan pendaratan dengan parasut dan bantalan udara agar bisa memantul di permukaan planet, bukan menggunakan thruster atau pendorong.

Sasaran pendaratan Phoenix adalah sebuah lembah dangkal selebar 48 kilometer di lintang utara planet, serupa dengan lokasi Greenland atau Alaska di Bumi. Titik itu dipilih karena foto-foto ruang angkasa memperlihatkan adanya air beku tersimpan dekat dengan permukaannya.

Seperti wisatawan yang datang ke negara lain, awalnya wahana akan melihat-lihat situasi pada minggu pertama di Mars. Ia akan terhubung dengan Bumi melalui tiga wahana lain yang mengorbit Mars.

Phoenix adalah wahana yang dilengkapi lengan robotik sepanjang 2,5 meter yang bisa dipakai menggali parit untuk mencari lapisan es yang diduga terkubur beberapa inci dari permukaan planet. Ia kemudian akan menganalisa es dan tanah untuk mencari senyawa-senyawa organik yang merupakan unsur-unsur pembentuk kehidupan.


NASA/JPL
Permukaan Mars di lokasi pendaratan Phoenix.



Wahana juga akan mempelajari apakah es itu pernah mencair dalam suatu masa ketika planet Mars memiliki suhu yang lebih hangat dibanding suhu membekukan saat ini.

Namun para peneliti tidak terlalu berharap menemukan air dalam keadaan cair di lokasi pendaratan Phoenix karena suhu di sana terlalu dingin. Tapi mereka yakin bila memang ada unsur-unsur pembentuk kehidupan di sana, unsur-unsur itu pasti bisa ditemukan di es.


NASA/JPL
Wahana Phoenix mengembangkan panel suryanya di permukaan Mars.



Meski begitu, Phoenix tidak bisa mendeteksi sinyal-sinyal kehidupan yang mungkin ada atau pernah ada. Sebelumnya NASA pernah mencari sinyal-sinyal kimia pembentuk kehidupan dalam misi Viking. Namun robot-robot pendarat itu tidak menemukan bukti yang kuat.

Phoenix sendiri dinamai berdasar burung mistis yang lahir kembali dari debunya. Ia "dibangun" dari pengalaman NASA mendaratkan wahana di Mars, yakni Mars Polar Lander yang menghunjam permukaan planet tahun 1999 karena terlalu dini mematikan mesin.

WSN
Sumber : NASA

Contoh Passing Grade untuk SNM-PTN

Ini hanya contoh, karena yang sebenarnya setiap perguruan tinggi tidak mengeluarkan Passing Grade.













source: GO

Kapasitas Otak pada Umumnya Dipakai 1 Persen

BANDUNG, (PR).-
Direktur Brainic Institute yang juga pengarang buku Be an Absolute Genius, Sutanto Windura mengatakan, potensi dan kemampuan otak manusia pada dasarnya sama. Bahkan, semua anak adalah genius absolut.

"Tidak ada anak yang bodoh, hanya sebagian besar otak kita tidak terlatih. Bayangkan, pada umumnya potensi dan kapasitas otak manusia hanya dipakai kurang dari 1 persen, sisanya tidak pernah dipakai dan dilatih dengan baik," kata Sutanto dalam diskusi dan bedah buku terbatas Be an Absolute Genius di Toko Buku Gramedia, Jln. Merdeka Bandung, Sabtu (24/5).

Menurut Sutanto, jika saja manusia menggunakan 8 persen kapasitas dan potensi otaknya, dia akan menjadi profesor dan ahli dalam berbagai bidang. Dia pun akan mampu menguasai sedikitnya 18 bahasa asing.

Sutanto yang kerap disebut sebagai pelatih otak ini menuturkan, kecerdasan seseorang sebenarnya tidak ditentukan oleh IQ yang tinggi. Salah besar jika hanya anak ber-IQ tinggi yang dikatakan genius.

"Apakah dengan IQ tinggi dia bisa berhasil dalam hidupnya? Berhasil dalam hal akademik mungkin sebab IQ hanya ditentukan oleh dua elemen kecerdasan di dalam otak, yakni bahasa dan logika. Sementara secara keseluruhan, otak memiliki 8 elemen kecerdasan, termasuk kecerdasan bergaul, bergerak, dan lain-lain," tuturnya.

Menurut Sutanto, semua orang bisa menjadi genius asalkan otaknya dikelola dengan baik. Keseimbangan otak kanan dan otak kiri harus dijaga agar keduanya bisa bekerja secara seimbang. Otak pun harus dibiarkan bekerja secara alami sesuai dengan fungsi otak sebagaimana mestinya.

"Sistem pembelajaran di sekolah yang konvensional mayoritas hanya mengoptimalkan kerja otak kiri dengan menjejali materi pembelajaran tanpa diberi tahu bagaimana cara belajar," ungkapnya.

Padahal, kata Sutanto dengan menyeimbangkan kerja otak kanan dan kiri maka hasil pembelajaran yang diperoleh akan maksimal. Keseimbangan antara kemampuan otak kiri dalam mengenal tulisan, bahasa, angka, menganalisis, logika, dan hitungan, dengan kemampuan kerja otak kanan yang mengatur konseptual, seni/musik, gambar, warna, emosi, imajinasi, dimensi, sampai melamun akan menghasilkan manusia genius.

"Tidak perlu terus memberikan materi pelajaran yang berjubel dan hanya menyuruh siswa untuk mencatat. Sesekali biarkan daya imajinasi anak berkembang. Lakukan berbagai cara pengajaran dan diselingi dengan praktik," katanya.

Kendati demikian, Sutanto mengaku cukup sulit mengubah cara belajar konvensional di sekolah. Solusinya adalah orang tua harus tahu dan paham bagaimana mengoptimalkan kemampuan anak dalam belajar di rumah. Bagaimana agar anak menyukai belajar seperti halnya mereka menyukai Play Station dan nonton kartun.

"Libatkan selalu otak kanan dalam setiap pembelajaran anak. Analogkan dengan gambar, warna, dimensi, atau ruang sehingga lebih mudah diingat. Tekankan juga mengenai manfaat satu mata pelajaran jika anak sudah tidak suka dengan mata pelajaran tersebut. Ciptakan suasana positif dalam belajar, jadikan belajar sebagai sesuatu yang menyenangkan," tuturnya. (A-157)***

Persiapan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Beberapa persiapan SNM-PTN





















Source: GO

Sabtu, 24 Mei 2008

One in Eight U.S. Biology Teachers Teaches Creationism

Survey reveals that creationism and ID are hardly extinct in high schools
By Laura Allen
Posted 05.23.2008 at 12:12 pm




Too bad he can’t sub: Are those worry lines, Mr. Darwin? Photo by J. Cameron, 1869

The results of the first national survey of teachers about evolution in their classrooms are in. Darwin would quiver in his boots to learn that in this day and age, one in eight American biology teachers teach creationism and intelligent design as a sound alternative to his theory. In fact, 13 percent of the country’s teachers think they can run an excellent biology class without even mentioning Darwin or evolution. A few findings of note:
The surveyed teachers spent an average of 13.7 classroom hours per year on general evolutionary processes in their biology classes.

The majority spent no more than five hours a year on human evolution, and 17 percent did not cover it all.
Only two percent of teachers did not teach about evolution, human or otherwise, at all.
Thirteen percent of teachers thought an excellent biology course could exist without mentioning Darwin or evolutionary theory.

Twenty-five percent of teachers said that they devoted at least one or two classroom hours to creationism or intelligent design. About half of this subset—one in eight biology teachers—taught it not in critique but as a “valid, scientific alternative to Darwinian explanations for the origin of species” and one that “many reputable scientists” endorse.
Sixteen percent of all teachers surveyed believe personally in the “young earth” story of origins: that human beings were created by God in their present form at one time within the last 10,000 years. About 48 percent of the general public believes this.

The survey, which was conducted by a team of Penn State political scientists last spring, assessed 939 randomly sampled U.S. biology teachers. It appears in PLoS Biology.

http://www.popsci.com/future-human/article/2008-05/one-eight-us-biology-teachers-teaches-creationism

Tungku Alternatif, Hemat Hingga 20 Kali Lipat


AHMAD Radea (40), merapikan kompor rakitannya yang berbahan bakar kayu pada Pameran Gelar Produk PKBL BUMN Expo V 2008 di Graha Manggala Siliwangi Kota Bandung, Rabu (21/5).* ADE BAYU INDRA

KENAIKAN harga bahan bakar minyak (BBM) bagi pelaku usaha kecil menengah seperti Ahmad Radea (40), tidak harus dihadapi dengan kepanikan. Wirausahawan asal Sumedang ini justru memperkenalkan terobosan baru untuk menghemat pemakaian bahan bakar. Ia menyebutnya "tungku alternatif".

Awalnya, ia hanya mencoba untuk mencari jalan keluar dari pemakaian minyak tanah di pabrik kerupuk yang ia miliki. "Sebelumnya saya selalu menghabiskan 100 liter minyak tanah tiap harinya. Itu kan sudah Rp 350.000,00," kata Radea yang ditemui saat memamerkan produknya dalam Gelar Produk PKBL BUMN Expo V 2008 di Gedung Graha Manggala Siliwangi, Bandung, Jumat (23/5).

Langkah pemerintah untuk kembali menaikkan harga BBM, mau tidak mau pada akhirnya akan menaikkan biaya produksi. Belum lagi, beberapa bulan belakangan minyak tanah menjadi komoditas langka. "Makanya, saya buat tungku ini untuk menggantikan tungku lama yang berbahan bakar minyak tanah supaya lebih hemat," ucap usahawan yang tinggal di Kampung Sirnagalih RT 02 RW 10 Desa Mekargalih, Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang.

Tungku alternatif ciptaannya tidak lagi membutuhkan minyak tanah. Cukup dengan batok kelapa dan kayu sisa, tungku ini sudah mampu menghasilkan bara api. "Tidak hanya batok kelapa, limbah tekstil juga bisa digunakan. Sampah apa pun juga bisa, selama bisa dibakar," tutur Radea.

Tungku alternatif karya Radea ini terbuat dari seng. Untuk sementara ini, dia membeli seng dari Cileunyi. "Orang Cileunyi mengambil dari Krakatau Steel Cilegon. Nanti kalau buat kompornya sudah banyak, ya bisa ngambil ke Cilegon langsung," tuturnya.

Seng tersebut dibentuk melingkar. Di bagian dasar, diberi lapisan yang berasal dari batu tahan panas dicampur seng. Bagian atas digunakan sebagai tatakan, bentuknya seperti kompor minyak pada umumnya, hanya bahannya dari seng. Di bagian yang melingkar terdapat bagian yang menjorok keluar, sehingga lingkarannya tidak berbentuk sempurna. Bagian itu yang digunakan untuk memasukkan bahan bakarnya.

Sebagai wirausaha, Radea menjalankan beberapa usaha. Selain pabrik kerupuk, ia juga seorang perajin patung dari kayu mahoni. Sisa kayu untuk pembuatan patung itu dia gunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif di pabrik kerupuknya.

Saat ini, dia sudah membuat sebuah tungku dengan ukuran yang besar di pabrik kerupuknya. Dengan menggunakan tungku baru ciptaannya, Radea bisa menghemat dua puluh kali lipat lebih. Kini tiap hari dia hanya mengeluarkan dana Rp 15.000,00 untuk menyediakan bahan bakarnya. "Biaya produksi jadi bisa ditekan," katanya.

Satu tas plastik tempurung kelapa cukup digunakan untuk memasak nasi hingga matang. "Satu keresek harganya hanya Rp 500,00. Sedikit saja (tempurung kelapanya, red) apinya sudah menyebar sehingga cepat panas," ungkap Radea.

Untuk membuat sebuah tungku berdiameter 40 cm, Radea menghabiskan biaya sekitar Rp 40.000,00. "Harga jualnya Rp 50.000,00. Kalau di pameran ini sekitar Rp 70.000,00 karena kalau di pameran kan harganya untuk satuan. Kalau pesan banyak harganya lain," tuturnya. Pembeli bisa memesan ukuran tungku sesuai dengan kebutuhannya.

Keuntungan menggunakan tungku ini karena tidak ada sisa pembakaran yang ditinggalkan. "Kalau saya pakai kayu bakar biasa, sisa pembakarannya banyak. Itu kan juga sia-sia. Mau digunakan untuk apa arangnya. Kalau pakai tempurung kelapa atau sisa kayu, tidak ada sisanya," tuturnya.

Selain itu, menggunakan tungku ini tidak perlu khawatir jika lupa mematikan kompor. Sebab, begitu bahan bakarnya habis, otomatis mati sendiri. "Yang penting sekarang tidak perlu lagi antre minyak tanah berjam-jam," katanya sambil tertawa.

Saat ini, Radea memang belum banyak memasarkan tungkunya. Ia berharap, karyanya ini bisa menjadi jawaban atas kesulitan masyarakat yang semakin tercekik oleh harga BBM yang semakin melangit. "Sebagai alternatif untuk masyarakat, semoga bisa membantu. Bisa untuk sehari-hari di rumah, maupun untuk usaha," katanya. (Catur Ratna Wulandari)***

Playing Around: You Call the Shots

Barking Orders Makes EndWar Top Dog in Console Combat
By Steve Morgenstern
Posted 05.23.2008 at 6:23 pm




EndWar-Paris Bridge: By Your Command: Move troops and artillery through the battlefield just by barking orders. Photo by Courtesy Ubisoft

If you're a PC game developer, the console market has to look pretty good right about now. In 2007, $910 million was spent on PC games versus $6.6 billion (with a “b”) for console titles. While most genres born on PCs have found success on consoles, strategy games have been left behind. It's not easy taking a gaming style that relies on a full keyboard, pinpoint-accurate mouse clicks and a high-res monitor and making it work with comparatively sloppy thumb-based controls and TV set that may still be standard-res.

Recently, though, I've seen two breakthrough strategy games under development that have conquered the console conundrum. First up is Tom Clancy's EndWar, due before year's end, a real-time strategy game of warfare on a grand scale, with you as fun-loving commander of fearsome forces.

What makes it dramatically different is voice control. Fire up your Xbox 360 or PS3, slip on a headset and tell your troops where to go, who to attack, what to defend. When fighting World War III on multiple fronts across a battlefield that extends from the eastern US to Europe and on to Russia, I found that mouthing is a lot more effective than mousing, much less console-control clicking.

Giving orders is simple and intuitive. Each of your units–helicopters, tanks and transports–is identified by number, as are the bad guys arrayed against you. Key locations have military-style letter codes–Alpha, Bravo, Charlie, Delta. Say "Unit 1 attack hostile 4" and your tanks rumble off to crush an enemy transport. "Unit 2 move to Foxtrot" sends a helicopter to a tactically important map location.

The unit designations and map locations are clearly identified on-screen at all times–no memorization required. And the battle action is conveyed with suitably cinematic bombast and special effects. No hordes of tiny men trudging across a computer monitor for EndWar–this is firepower Jerry Bruckheimer would be proud to call his own.


EndWar-Chopper Down: Birds Eye: See the destruction first-hand with voice-controlled battlefield cams controlled battlefield cams. Photo by Courtesy Ubisoft

You can use a game controller to scroll around the battlefield map, but why do all that manual labor when you can just say "Unit 2 camera" and snap instantly to a birds-eye view of the relevant battlefield. Turns out, it takes only 40-50 words to string together commands complex enough to conquer the world. And as Julian Gerighty, editorial content director for Ubisoft's Shanghai development studio explains, there's no need to train the game to understand your voice. "We tested the game in China, Montreal, Romania and Europe to test a wide range of different accents, and we get 95% recognition."

Learning the system starts out nice and easy. Commands appear on-screen as you say them, in a visual tree structure that displays your next verbal options. You begin with can't-fail training missions that pit your superior forces against puny enemies, until the verbal commands flow trippingly on the tongue. Pretty soon you're a master of war, undertaking Risk-like global conquest with spectacular screen-filling battlefield action, requiring less manual dexterity than you'd need to dispatch a single slavering hellspawn in a first-person shooter.

After dozens of war games where you slog through the trenches, at last we have the opportunity to go to war like the generals do–set the strategy, issue the orders, and let someone else take the shrapnel.

That's one PC gaming genre making the move to consoles elegantly and intelligently. Next week we'll look at a different style of strategic play, with a revered computer game developer who's spent two years making his classic turn-based strategy game living-room friendly.

http://www.popsci.com/entertainment-gaming/article/2008-05/playing-around-you-call-shots

SBY-Kalla Korbankan Karier Politik

Saturday, 24 May 2008




SERBU SPBU, SPBU di Jalan Tamblong Kota Bandung dipadati ratusan motor dan mobil yang akan mengisi BBM tadi malam. Masyarakat pengendara kendaraan bermotor sudah memadati SPBU di berbagai lokasi sejak sore kemarin menjelang pengumuman kenaikan harga BBM tadi malam yang mulai diberlakukan pukul 00.00 WIB dini hari tadi. Beberapa menit menjelang tengah malam, antrean mulai mencair.


JAKARTA(SINDO) – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih memilih mengorbankan karier politik dengan menaikkan harga BBM. Presiden berpandangan, kebijakan menaikkan harga BBM harus ditempuh untuk menyelamatkan perekonomian.

”Beliau lebih baik merisikokan karier politiknya, popularitas politiknya. Namun, pemimpin harus mengambil putusan untuk kepentingan rakyat,” ujar Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng seusai menerima delapan orang perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia di Gedung Bina Graha Jakarta kemarin.

Pemerintah tadi malam secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Premium naik Rp1.500 (33,33%) menjadi Rp6.000 per liter dari sebelumnya Rp4.500 per liter.Kemudian, solar naik Rp1.200 (27,90%) menjadi Rp5.500 per liter dari Rp4.300, serta minyak tanah menjadi Rp2.500 per liter, atau naik Rp500 (25%) dari harga sebelumnya Rp2.000.

Kenaikan harga BBM dinyatakan mulai berlaku dini hari tadi mulai pukul 00:00 WIB. ”Kenaikan rata-ratanya 28,7%,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro saat memberikan keterangan pers kenaikan harga BBM di Jakarta tadi malam. Kenaikan harga BBM berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 12/2008 tertanggal 23 Mei 2008.

Menurut Purnomo,kenaikan harga BBM harus dilakukan lantaran lonjakan harga minyak dunia telah menyebabkan subsidi membengkak. ”Karena itu, perlu disesuaikan harga jual untuk jenis BBM tertentu bagi konsumen tertentu,”katanya.

Di tempat terpisah,Wakil Presiden (Wapres) M Jusuf Kalla mengakui, dalam jangka pendek, popularitas dirinya dan SBY akan turun seiring kenaikan harga BBM. Namun, kenaikan harga BBM diperlukan untuk memperbaiki dan menyehatkan kondisi ekonomi Indonesia yang terimbas lonjakan harga minyak mentah dunia.

”Kami memilih, SBY memilih, perbaiki ekonomi, sehatkan ekonomi dibandingkan popularitas. Sulit memang, tapi kita memilih itu,” kata Wapres. Pemerintah, lanjut Kalla, tidak bisa menjamin BBM tidak akan naik lagi jika harga minyak mentah dunia melampaui USD200 per barel.

Menurut Kalla, saat ini tidak ada analis yang mampu memprediksi harga minyak mentah dunia. Meski demikian, harga minyak mentah dunia bisa turun jika faktor eks-ternal seperti di Amerika Se-rikat, Iran,danNigeriaberakhir.

”Kemungkinan turun juga ada karena harga ada ba-tasnya. Tidak mungkin sampai besar sekali karena kalau harga tinggi sekali, demand-nya juga langsung turun,” tutur Kalla. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu optimistis kenaikan harga BBM sebesar 28,7% tidak akan berpengaruh besar terhadap harga bahan pokok.

Menurutnya, berdasarkan pengalaman kenaikan BBM tahun 2005 lalu, kenaikan harga-harga pokok berkisar antara 1-5 %. Depdag, lanjutnya, akan melakukan koordinasi terhadap kelompok pengusaha agar berhati-hati menaikkan harga. ” Tidak akan ada kenaikan yang tinggi terhadap harga barang-barang pokok yang menjadi kebutuhan masyarakat,” katanya.

Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengimbau para pengusaha untuk mengurangi beban yang ditanggung buruh dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi.Pemerintah tengah membicarakan imbauan ini dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan serikat kerja. Pengurangan beban, jelasnya, bisa dilakukan dengan menaikkan biaya transportasi dan uang makan.

”Memang hanya industri besar yang bisa melakukan ini, karena yang kecil masih menyesesuaikan dengan tekanan lain,” ujarnya. Fahmi menambahkan,terkait kenaikan harga BBM,pemerintah segera menerbitkan beberapa insentif baru bagi dunia usaha.

”Pajak Penjualan Barang Mewah juga akan segera dicabut.Tim tarif sudah setuju tinggal menunggu waktu pencabutan, bulan depan selesai diharapkan,”jelas Fahmi. Dengan adanya innsentif ini, diharapkan sektor terkait antara lain elektronik, automotif, dan tekstil bisa terus berkembang. Sedangkan untuk industri kecil dan menengah, menurutnya, peme-rintah mengintensifkan program kredit usaha rakyat (KUR).

”Jadi kita memberi dukungan kelancaran usaha kecil dalam memperoleh kredit usaha,” kata Fahmi. Sementara itu, Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal menegaskan, pengusaha bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dilarang menaikkan tarif kelas ekonomi sampai keputusan resmi soal perubahan tarif dirilis Dephub. Menhub mengatakan, akan ada pengenaan sanksi kepada pengusaha yang melanggar.

”Saya akan minta dinas perhubungan untuk mengawasi,”ujarnya.Namun, Menhub belum bersedia bicara soal bentuk sanksi yang akan dijatuhi bila terjadi pelanggaran. Secara lisan,Menhub telah menetapkan toleransi kenaikan tarif bus AKAP sebesar 15%. Adapun untuk AKAP non-ekonomi, penetapan tarifnya diserahkan kepada pasar.

Sedangkan bus angkutan kota dalam provinsi (AKDP), tarif ditetapkan oleh pe-merintah daerah setempat dan angkutan pedesaan juga perkotaan menjadi kewenangan wali kota atau bupati. Jusman memastikan, besaran kenaikan sebesar 15% mampu menutup lonjakan biaya operasional perusahaan akibat kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi sebesar 28,7%.

Bebani Rakyat
Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) versi Gus Dur, Ali Masykur Musa menilai,kenaikan harga BBM membuktikan pemerintah tidak mempunyai nurani. Sebab, kenaikan BBM terjadi di tengah himpitan ekonomi yang sulit.

”Pendapatan rakyat hanya cukup untuk makan.Di sisi lain, ini menjelang tahun ajaran baru.Pasti jumlah rakyat miskin akan meningkat,” ujarnya. Dia mengatakan, atas kebijakan kenaikan BBM tersebut, Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) akan menempuh langkah politik di DPR. ”DPP PKB memerintahkan FKB untuk menggunakan hak angket di DPR dan menggalang kekuatan dengan fraksifraksi lain,”katanya.

Ketua Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo juga menegaskan langkah fraksinya untuk menggalang hak angket.Fraksi PDIP mengaku sudah melakukan pendekatan dengan fraksi lain untuk melakukan tersebut. Menurut Tjahjo, kenaikan BBM akan menambah kemiskinan dan pengangguran bagi rakyat. Karena itu partainya akan menentang kebijakan tersebut.

Juru Bicara Komite Bangkit Indonesia Adhie Massardi mengatakan, keputusan menaikkan harga BBM menunjukkan bahwa pemerintah sudah tidak mendengar suara rakyat.Karena itu,menu-rutnya, raktyat tidak perlu mengikuti pemerintah. ”Rakyat pasti akan tinggalkan pemerintah,” kata Adhie tadi malam.

Komite Bangkit Indonesia, kata Adhie, akan berkonsolidasi dengan rakyat untuk menciptakan kekuatan,tanpa pemerintah. Pihaknya akan memberikan pendidikan segala bidang kepada rakyat untuk dapat mandiri. Adhie memprediksi, rakyat akan membuat gerakan sendiri, seperti pemogokan sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan pemerintah.

”Tanpa perlu kita dorong, itu otomatis,”katanya. Chief Economist Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, kenaikan harga BBM sebesar 28,7% akan mendorong kenaikan inflasi sekitar 2%.Ancaman infalsi akan mendorong Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI Rate hingag menjadi 9%.”Tapi kita masih cukup optimistis dengan pertumbuhan ekonomi,” kata dia kepada SINDO di Jakarta kemarin. (TIM SINDO)

Bonus Emas Olimpiade Rp 1 M

JAKARTA, (PR).-
Peraih medali emas Olimpade Beijing 2008 kembali akan mendapat bonus Rp 1 miliar, sedangkan untuk peraih perak dan perunggu, masih belum ditentukan berapa jumlah bonusnya. Disediakannya bonus tersebut diungkapkan Menegpora Adhyaksa Dault dan Ketua Umum KONI dan KOI, Rita Subowo, di depan para atlet yang akan berlaga di Olimpade Beijing, di Jakarta, Kamis (22/5).

"Sudah ada kesediaan dari Bapak Surya Darmadi, salah satu tim komunitas olah raga dari masyarakat yang akan memberikan bonus sebesar Rp 1 miliar bagi atlet peraih medali emas pertama Olimpiade," ujar Rita.

Khawatir akan ada kecemburuan dari atlet lainnya yang meraih medali emas kedua bagi Indonesia, Adhyaksa menambahkan, pemerintah akan memberikan bonus yang sama bagi peraih medali emas berikutnya.

"Jika untuk peraih medali emas pertama sudah ada yang menyiapkan, untuk emas berikutnya pemerintah akan menyiapkan bonus dengan jumlah yang sama. Jadi, semua atlet peraih medali emas akan menerima bonus Rp 1 miliar," ujar Adhyaksa.

Sementara untuk peraih medali perak dan perunggu, Adhyaksa juga telah menyiapkan bonus. "Untuk peraih perak dan perunggu pun sudah pasti akan mendapat bonus. Saat ini, masih belum ditentukan berapa jumlah besaran bonus untuk mereka," ujarnya.

Menghadapi Olimpiade nanti, Indonesia akan mengirimkan 23 atlet dari enam cabang olah raga, yaitu bulu tangkis 11 atlet, angkat besi (5), panahan (2), renang (2), atletik (2), dan layar (1).

Adhyaksa mengharapkan, tradisi meraih medali emas sejak Olimipade Barcelona 1992 bisa dipertahankan. "Meski hanya dengan kekuatan 23 atlet, target meraih medali emas harus bisa tercapai," ujarnya.

Hal yang sama dikatakan Rita Subowo, kontingen Indonesia harus bisa mempertahankan tradisi meraih medali emas. "Kita akan berusaha untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia dengan meraih medali emas di olimpiade. Bonus yang telah disiapkan tersebut merupakan sebuah dorongan besar untuk mendukung para atlet berprestasi," katanya.

Rencananya para atlet ini akan berangkat ke Beijing, 27 Juli mendatang, sedangkan pembukaan Olimpiade dilakukan 8 Agustus. "Kami butuh waktu agak lama di sana untuk aklimatisasi cuaca di sana dan menyesuaikan dengan alat angkat besi yang berbeda. Ini sangat diperlukan bagi para atlet agar mereka nantinya terbiasa," ujar Manajer Angkat Besi, Syarizaldi Cut Ali. (A-105)***

Dexterous New Prosthetic Hands

Researchers are developing mechanical mitts with better grip
By Gregory Mone
Posted 04.23.2008 at 11:28 am





FluidHand: Photo by Orthopedic University Hospital in Heidelberg

No, we're still not up to the level of Luke's mechanical hand in Star Wars, but progress does seem to be accelerating. The i-LIMB, from Touch Bionics, debuted last year, and German researchers recently tested it against a new prototype, the Fluidhand. The researchers say both are more dexterous than the industry standard, given that the individual fingers of the mechanical hands can be controlled independently.

A patient at the Orthopedic University Hospital in Heidelberg tried out the i-LIMB and the Fluidhand, and found both to be an improvement over the other models. The battery-powered i-LIMB picks up muscle signals from the patient's stump, and translates them into movement. The Fluidhand is powered by hydraulics, and reportedly makes it easier to grip and hold on to certain objects.

Apparently the patient gave the Fluidhand the edge, but it's not marked for commercial production just yet.

Via PhysOrg

http://www.popsci.com/scitech/article/2008-04/dexterous-new-prosthetic-hands

Ketersediaan Air di Jabar Hanya 10%

BANDUNG, (PR).-
Kerusakan infrastruktur alam yang tinggi di wilayah perbukitan Jawa Barat menyebabkan ketersediaan air hanya mencapai 8 miliar m3/tahun (10%) dari potensi sebanyak 80 miliar m3/tahun. Padahal, kebutuhan air untuk kehidupan sekitar 37 juta jiwa mencapai 17 miliar m3/tahun.

Pakar lingkungan dari Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS), Mubiar Purwasasmita mengatakan hal itu dalam diskusi "Kebijakan Publik Bagi Akses Air Bersih" yang digelar Kelompok Kerja Komunikasi Air (K3A)-ESP-USAID di Jln. Surapati No. 53 Bandung, Kamis (22/5). "Karena rusaknya infrastruktur alam, tidak heran di mana-mana dilanda kekeringan," katanya.

Jika infrastruktur alam yang rusak pada kawasan lindung dan hutan diperbaiki, kemungkinan dapat mengembalikan potensi ketersediaan air sampai 20 miliar m3/tahun. Perbaikan dengan meningkatkan potensi hutan dan belukar di puncak-puncak gunung sebagai pengikat awan.

Cenderung menurun
Berdasarkan riset Bandung Institute of Governance Studies (BIGS), dukungan APBD untuk penyediaan air bersih pun cenderung mengalami penurunan persentase. "Entah karena masalah perairan sudah dianggap selesai atau ada prioritas lain," kata Direktur BIGS, Siti Fatimah.

Untuk Kota Bandung, anggaran Dinas Pengairan pada tahun 2005 mencapai Rp 5,6 miliar, 2006 Rp 9,2 miliar, dan 2007 Rp 17,6 miliar. Sementara anggaran Dinas Perumahan di bidang air pada 2005 sebesar Rp 74,7 miliar, 2006 Rp 44,4 miliar, dan 2007 Rp 48,8 miliar. Meski besaran anggaran meningkat, persentase berdasarkan total APBD tetap dan cenderung menurun.

Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Distarkim) Jabar Aat Taryana menyatakan, keterbatasan kewenangan Pemprov Jabar untuk mengelola sumber daya air menjadi salah satu faktor penghambat peningkatan akses dan ketersediaan air bersih bagi masyarakat. Kabupaten/kota lebih memiliki kewenangan melakukan pengaturan. (A-158)***

Kartu BLT pun Diundi


kompas/m syaifullah
Antrean warga pemegang kartu kompensasi BBM (KKB) penerima dana bantuan langsung tunai (BLT) untuk pencairan tahap kedua di Kantor Pos dan Giro Banjarmasin, Kalsel, Senin (30/1), berlangsung sejak pagi. BLT diberikan sebagai kompensasi kenaikan harga BBM.



Sabtu, 24 Mei 2008 | 08:13 WIB
PEMBAGIAN bantuan langsung tunai atau BLT yang menggunakan hasil pendataan sosial ekonomi atau PSE tahun 2005 menyulitkan sejumlah ketua rukun warga dan rukun tetangga di berbagai daerah. Untuk menghindari munculnya sikap iri hati di antara masyarakat, seorang ketua rukun warga terpaksa mengundi dua kartu BLT atas nama dua warga yang pindah di hadapan 12 kepala rumah tangga sasaran baru yang mengajukan diri.

"Tindakan ini terpaksa kami lakukan agar tidak terjadi iri hati atau keributan di masyarakat. Mereka kami kumpulkan dan kartu BLT kami undi di hadapan mereka. Kami sepakat jika sudah ada dua keluarga yang mendapatkan undian, maka yang lain tidak boleh mengeluh," jelas Didi Sutardi Ketua Rukun Warga (RW) 08 Desa Cicadas, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jumat (23/5).

Menurut Didi, sebagai ketua RW ia menyesalkan data rumah tangga sasaran (RTS) hasil pendataan Badan Pusat Statistik tahun 2005 yang disusun tanpa melibatkan ketua RW atau RT setempat. "Kami pernah dikomplain warga karena mereka mengira ketua RW dan RT yang menentukan siapa penerima BLT. Seharusnya BPS dulu menyertakan kami pada saat pendataan agar hasil pendataan lebih akurat," ujarnya.

Ketidakakuratan data BPS dan lama jeda pendataan dari tahun 2005 hingga 2008 menyebabkan beberapa ketua RW dan RT kewalahan memberikan keterangan kepada warga. "Kalau ada dua kartu saja yang gagal, warga yang mengajukan diri bisa sampai 30 rumah tangga bahkan lebih. Kebijakan dari atas, tetapi kami yang kena getahnya," tambah Didi.

Sugimin Ketua RT 02 / RW 12 Kelurahan Cicadas, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung mengaku kerepotan menentukan pengganti RTS penerima BLT. Dari total 61 RTS yang terdaftar, terdapat tujuh kartu BLT yang batal karena empat kepala rumah tangga meninggal dan tiga pindah tempat. "Kami terpaksa mengadakan rapat warga untuk menentukan tujuh RTS baru yang layak menerima BLT," ungkapnya.

Baik Didi maupun Sugimin berharap, penggantian kartu BLT baru bagi RTS baru yang diajukan berlangsung secepat mungkin agar tidak terjadi tuntutan di antara warga. "Kami bahkan sudah melakukan pendataan RTS baru untuk mengantisipasi bila suatu saat dibutuhkan data pemutakhiran baru. Karena berdasarkan pengalaman kami di lapangan, yang namanya orang miskin tidak berkurang, tetapi justru bertambah," tambah Didi.

Kepala Desa Cicadas Iyus Rusmana mengatakan, sampai saat ini kartu BLT masih ditahan di kelurahan dan menunggu selesainya pendataan secara serempak di seluruh Kecamatan Cibeunying Kidul. "Kebijakan ini dilakukan agar tidak terjadi salah persepsi atau prasangka di antara warga. Kalau semua kelurahan sudah terdata, kami segera membagikan," jelasnya

A01
Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network

Kamis, 22 Mei 2008

Supernova Birth Seen For First Time

On January 9, 2008, NASA's Swift observatory caught a bright X-ray burst from an exploding star. Carnegie-Princeton fellows Alicia Soderberg and Edo Berger were on hand to witness this first-of-its-kind event. A few days later, SN 2008D appeared in visible light. (Credit: Image courtesy NASA/Swift Science Team/Stefan Immler)


ScienceDaily (May 21, 2008) — Astronomers have seen the aftermath of spectacular stellar explosions known as supernovae before, but until now no one has witnessed a star dying in real time. While looking at another object in the spiral galaxy NGC 2770, using NASA's orbiting Swift telescope, Carnegie-Princeton fellows* Alicia Soderberg and Edo Berger detected an extremely luminous blast of X-rays released by a supernova explosion. They alerted 8 other orbiting and on-ground telescopes to turn their eyes on this first-of-its-kind event.


"We were in the right place, at the right time, with the right telescope on January 9th and witnessed history," remarked Soderberg. "We were looking at another, older supernova in the galaxy, when the one now known as SN 2008D went off. We would have missed it if it weren't for Swift's real-time capabilities, wide field of view, and numerous instruments." The research appears in the May 22, 2008, in the journal Nature.
Supernovae are the explosions of massive stars--stars more than 8 times the mass of the Sun--whose cores run out of nuclear fuel and collapse in on themselves to form a neutron star or a black hole. In the process they launch a powerful shock wave that blows up the star. Until now, observations of these objects have been of the aftermath, typically several days after the initial explosion, not the first instance of death. Astrophysicists have predicted nearly 4 decades ago that the first sign of a supernova would be an X-ray blast, but none had been witnessed before Soderberg's and Berger's Swift observations.
"Using the most powerful radio, optical, and X-ray telescopes on the ground and in space we were able to observe the evolution of the explosion right from the start," said Berger. "This eventually confirmed that the big X-ray blast marked the birth of a supernova."
This massive across-the-spectrum collaboration looked at SN 2008D for more than 30 days to rule out that the event was anything other than a supernova. They also determined that the object is a typical Type Ibc supernova and measured the size of the star prior to the explosion.
"This first instance of catching the X-ray signature of stellar death is going to help us fill in a lot of gaps about the properties of massive stars, the birth of neutron stars and black holes, and the impact of supernovae on their environments," said Neil Gehrels, principal investigator of the Swift satellite. "We also now know what X-ray pattern to look for. Hopefully we will be able to find many more supernovae at this critical moment."
The potential of finding a large number of supernovae at the time of explosion will also open up avenues of research that previously seemed nearly impossible. In particular, the determination of the exact explosion time will allow searches for neutrino and gravitational wave bursts that are predicted to accompany the collapse of the stellar core and the birth of the neutron star.
"The next generation of X-ray satellites will find hundreds of supernovae every year exactly when they explode," said Soderberg. "I am thrilled that our discovery is leading this new wave of astronomy."
Carnegie-Princeton fellows, Alicia Soderberg and Edo Berger, are postdoctoral fellows jointly with the Carnegie Observatories and Princeton University.

Adapted from materials provided by Carnegie Institution, via EurekAlert!, a service of AAAS.

Friends quit smoking? You probably will too

AFP/File Photo: Turkish students light up in Istanbul in January 2008. A law banning smoking in public...



By ALICIA CHANG, AP Science Writer Wed May 21, 8:16 PM ET
LOS ANGELES - The urge to smoke is contagious, but quitting apparently is, too. A team of researchers who showed that obesity can spread person-to-person has found a similar pattern with smoking cessation: A smoker is more likely to kick the habit if a spouse, friend, co-worker or sibling did.


What's more, smokers tend to quit in groups and those who don't stop puffing increasingly find themselves pushed to the edge of their social circles, the researchers found.
"Your smoking behavior depends upon not just the smoking behavior of the people you know, but also the people who they know" and so on, said Dr. Nicholas Christakis, a medical sociologist at Harvard Medical School and lead author of the new report.
The findings back up previous studies showing that peer influence plays a key role in people's decision to stop lighting up and provide evidence that the "buddy system" used by smoking cessation, weight loss and alcoholism programs to change addictive behavior works.
"Anecdotally, we hear people say they quit smoking because their spouse or friend quit," said Jennifer Unger, a smoking prevention expert at the University of Southern California who had no role in the study. "If you influence a few people, those people might go on to help others to quit."


Last year, Christakis and his colleague James Fowler of the University of California, San Diego, published a study suggesting that obesity can spread among friends, much like an infectious disease. The duo mined data from a large social network of people who had been followed for three decades and found that when one person gained weight, close friends tended to pack on the pounds, too.
Their latest study, which appears in Thursday's New England Journal of Medicine and is funded by the National Institute on Aging, focused on people's smoking habits in the same social network.


The researchers examined the social lives of 12,067 people in the Framingham Heart Study, which has been tracking the health of residents of that Boston suburb from 1971 to 2003. They were able to reconstruct people's ties to one another since participants had to list contact information for their family, friends, co-workers and neighbors so researchers would not lose track of them over the years. The prevalence of smokers in the Framingham study over the years mirrored national trends.
Not surprisingly, the greatest influence was seen in close relationships. When a spouse stops smoking, the other partner is 67 percent less likely to smoke. Similarly, when a friend quits, the odds of the other continuing drops by 36 percent. The odds are similar among co-workers and siblings.


People who were connected to others by up to three degrees of separation were also influenced. If one person quits, the odds of a person two degrees apart stopping is 29 percent. In a three-degree separation, the chances are 11 percent.
"One person in the group gets the motivation to quit and it starts to cascade and ripple through the group," said Fowler.
Jill Palmer, 28, was a one-pack-a-day smoker until she checked into a cessation program last year at the University of Wisconsin, Madison where she works. She took nicotine gum and worked with a counselor to set a "quit date."


Several days after Palmer went smoke-free, her husband threw away his last pack.
"It was spurred by my timing. He didn't want to be a smoker anymore," said Palmer, who credits her nonsmoking co-workers with persuading her to enroll in the cessation program.
The researchers also found, by analyzing random samples of smoking clusters, that whole groups became nonsmokers over time. People who remained smokers found themselves moving to the fringe of their social circles.


Cigarette smoking kills about 400,000 people in the United States every year, according to the Centers for Disease Control and Prevention. About 45 million U.S. adults are smokers, though the prevalence has fallen dramatically since the 1960s.
Stanley Wasserman, an Indiana University statistician who studies social networks, noted that while the study was cleverly done, it does have its limitations.


Wasserman said it's hard to tease out whether social influence is mainly responsible for a whole group kicking the habit. Other factors such as public bans on smoking or studies highlighting the harmful effects of smoking may also play a role.
"You can't prove it with this data," he said. "You have to go to people and ask, 'Why did you stop smoking?'"

Rabu, 21 Mei 2008

'Indonesia Bisa' Terdengar di Tokyo

Rabu, 21 Mei 2008 | 09:57 WIB

TOKYO, RABU - Teriakan "Indonesia Bisa" terdengar nyaring sebanyak tiga kali berturut-turut dari bibir sekitar 150 warga Indonesia di Tokyo, Rabu (21/5), ketika mereka sedang mengikuti upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang berlangsung di halaman Wisma Duta, tempat kediaman resmi Dubes RI untuk Jepang.

Teriakan bersemangat itu merupakan respons dari seruan Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar yang meminta ratusan warga Indonesia itu untuk menyerukan kata-kata "Indonesia Bisa" sebanyak tiga kali. Upacara yang berlangsung dalam cuaca yang sejuk itu juga menandai 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang dimulai pada tahun 1908.
"Terima kasih atas semangatnya. Ini bisa menjadi pertanda bahwa semangat nasionalisme masih tetap tinggi di dada warga Indonesia, meski kita berada jauh dari tanah air," kata Jusuf Anwar usai dikumandangkannya yel-yel tersebut.

Indonesia Bisa, ujar Dubes, merupakan slogan yang diharapkan mampu menggugah kembali semangat kebangsaan rakyat Indonesia untuk meraih cita-citanya menjadi bangsa yang maju dan negara terdepan dalam percaturan global.
Dubes pada kesempatan itu juga menjelaskan kebijakannya yang meminta para diplomat, para staf lokal, para pelajar Indonesia dan warga Indonesia di seantero Jepang lainnya untuk menggunakan pin berbentuk dua bendera Indonesia dan Jepang di pakaian kerja mereka hingga berakhirnya tahun 2008.

"Pin ini menandai semangat kebangsaan kita sekaligus juga untuk memperingati 50 tahun hubungan persahabatan Indonesia dengan Jepang," katanya lagi.
Pagi itu, para peserta upacara, termasuk para pelajar dari Sekolah Republik Indonesia di Tokyo (SRIT) memang terlihat mengenakan pin di dada bagian kiri dari seragam dan pakaian yang dikenakan para warga Indonesia lainnya.
Dubes pada kesempatan itu juga membacakan amanat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam peringatan seabad Harkitnas yang intinya menekankan upaya bangsa Indonesia mengisi momentum Harkitnas dengan merevitalisasi tekad dan komitmen perjuangan bangsa sesuai dengan tantangan masa kini.

"Kita perlu menumbuhkan nilai-nilai sebagai suatu bangsa yang percaya diri dan memiliki daya saing dalam upaya mengembangkan semangat kebangsaan yang unggul," kata Dubes mengutip pidato Presiden.
Seruan bersemangat juga berkumandang di Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Osaka yang dihadiri para diplomat dan staf lokal serta sebagian warga Indonesia lainnya di kota bisnis nomor dua terbesar di Jepang itu (setelah Tokyo).

Bagi-bagi pin
Sebelum upacara berlangsung, salah seorang diplomat terlihat membagi-bagikan pin bagi para undangan yang belum mendapatkan pin berlambang dua bendera, Merah Putih dan Hinomaru (nama bendera Jepang).

Sementara itu, pelajar dari Sekolah Republik Indonesia di Tokyo (SRIT) terlihat sudah berbaris rapi dalam dua barisan dengan pin di dada masing-masing. Namun pin yang dibagikan kepada para pelajar itu berbeda dengan yang dipakai oleh warga Indonesia yang dewasa.
Khusus bagi para pelajar, pin yang dibagikan hanya berbentuk bendera Indonesia saja, tanpa ada bendera Jepang dan angka 50, yang menandai 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang pada tahun ini.

Wartawan Antara yang tidak mengenakan pin tersebut juga diminta mengenakan pin yang sama yang dikenakan warga lainnya. "Antara juga harus pakai dong," kata Kepala Fungsi Penerangan Ronny P Yuliantoro yang langsung menyematkan pin tersebut di pakaian sang wartawan.

SAS
Sumber : Antara

Akhirnya, Manusia Bisa Terbang dengan Sayap



Hublot
Yves Rossy, mantan pilot militer Swiss, terbang menggunakan sayap bermesin jet buatannya di atas Pegunungan Alpen.




Hublot
Yvess Rossy yang dikenal dengan sebutan 'Fusion Man' terbang dengan sayap beremsin jet buatannya di atas Pegunungan Alpen.



Hublot
Yves Rossy (48) terbang dengan sayap segitiga yang dilengkapi empat mesin jet di punggungnya.



Minggu, 18 Mei 2008 | 17:45 WIB

JAKARTA, MINGGU - Mimpi manusia untuk terbang bebas seperti burung dengan mengepakkan dua sayapnya mungkin belum terwujud. Namun, terbang dengan sayap menempel di punggung, setidaknya, sudah dapat dilakukan.

Untuk pertama kalinya, Yves Rossy, seorang mantan pilot pesawat terbang dari Swiss, mendemonstrasikan terbang dengan sayap segitiga bermesin jet buatannya. Pria berusia 48 tahun yang mendapat sebuta "Fusion Man" itu melompat dari pesawat dengan sayap segitiga selebar 2,5 meter di punggungnya dan terbang melayang di atas Pegunungan Alpen.

Begitu jatuh bebas dari pesawat yang membawanya, ia langsung mengaktifkan empat mesin jet yang ada di bagian belakang sayapnya. Dalam sejak sejak diaktifkan, dorongan jet membuatnya dapat terbang hingga kecepatan 300 kilometer perjam.

Rossy sempat melakukan manuver, meliuk-liuk, terbang menukik, hingga melakukan putaran 360 derajat pada ketinggian 2300 meter. Setelah lima menit menjajal sayap buatanya di udara, ia mematikan mesinnya dan turun dengan parasit.

"Saya belum mencoba semuanya," ujarnya usai turun di sebuah landasan pesawat dekat Danau Jenewa, Rabu (14/5) lalu. Sayapnya baru akan dieksplorasi semua kemampuannya oleh seorang stunt man dan disiarkan langsung dalam sebuah acara televisi.

Namun, Rossy juga telah merencanakan untuk mencoba kembali alat buatannya untuk melintasi Selat Inggris tahun ini. Bahkan ia berharap suatu saat dapat terbang di atas Grand Canyon dengan sayap lebih lebar dan mesin jet lebih besar.

Untuk membuat alat tersebut, Rossy menghabiskan dana 285.000 dollar AS yang disponsori perusahaan jam tangan Swiss Hublot. Sementara untuk baju yang dipakainya tidak perlu didesain khsusu karena seperti baju tahan api yang biasa dipakai petugas pemadam kebakaran.

Sampai saat ini, Rossy belum berencana menjual alat buatannya ke pasaran, namun ia yakin alat serupa akan banyak dikembangkan untuk memberikan pengalaman terbang lebih menyenangkan terutama bari pecinta olahraga parasit.

WAH
Sumber : AP

Cara Penghitungan Pembayaran PLN

MENANGGAPI Surat Pembaca di "PR", 11 Mei 2008 dengan judul "Mohon Diberi Tahu Cara Penghitungan Pembayaran PLN" yang ditulis oleh Bapak Sunaryo B.R.E., Jln. Sederhana 22 Bandung, dengan ini perkenankanlah kami menyampaikan tanggapan sebagai berikut:

1. Pertama-tama, kami sampaikan terima kasih atas keinginan Bapak untuk lebih peduli dengan listrik lewat cara penghitungan rekening listrik.

2. Sesuai dengan yang telah kami sosialisasikan terdahulu bahwa untuk pelanggan rumah tangga, bisnis, dan pemerintah dengan daya 6.600 va ke atas, mulai pemakaian April 2008 (rekening Mei 2008), dikenakan ketentuan tarif bersubsidi dan nonsubsidi pelanggan yang memakai sampai dengan batas hemat yang telah ditentukan (80% dari rata-rata pemakaian nasional) disebabkan tarif bersubsidi atau tarif yang berlaku selama ini. Sementara itu, pelanggan yang memakai lebih dari batas hemat, kelebihannya dikenakan tarif nonsubsidi (Rp 1.380,00/kwh). Batas hemat untuk pelanggan rumah tangga daya 7.700 va adalah 755 kwh.

3. Jadi, penghitungan rekening listriknya adalah biaya beban (Tarif biaya beban Rp 34.260,00/kva).

Biaya beban Rp 34.260,00 x 7,7 = Rp 263.802,00

Biaya pemakaian

Jumlah pemakaian adalah 4.638-3.550 = 1.088 kwh

Pemakaian s.d. batas hemat

755 kwh x Rp 621,00 = Rp 468.855,00
Pemakaian di atas batas hemat:
331 kwh x Rp 1.380,00 = Rp 456.780,00+
--------------------------------
Jumlah Rp 1.189.437,00

Pajak penerangan jalan (3%) Rp 35.683,00
Pajak pertambahan nilai (10%) Rp 118.944,00
Materai Rp 6.000,00
Administrasi bank Rp 1.600,00
---------------------------------------------
Total tagihan Rp 1.351.664,00

4. Untuk menyukseskan program hemat energi nasional, kami mengimbau kepada pelanggan untuk pemakaian listrik sesuai dengan batas hemat yang telah ditentukan, angka batas hemat dapat dilihat di www.pln-jabar.co.id.

Demikian tanggapan kami. Kepada Redaksi "PR", kami sampaikan terima kasih telah memuat surat ini.

Bambang Dwiyanto
Deputi Manajer Komunikasi
PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat - Banten

Burung Bisa Melihat Medan Magnet Bumi


China Photos
Retina mata burung migran mengandung protein yang peka terhadap cahaya dan medan magnet.



Kamis, 1 Mei 2008 | 22:26 WIB

JAKARTA, KAMIS - Perdebatan panjang selama empat dekade mengenai kemampuan burung mendeteksi medan magnet Bumi mulai terkuak sedikit demi sedikit. Para ilmuwan telah membuktikan rahasianya pada kedua mata burung yang selama ini dicari-cari.

Penjelasan tentang kemampuan burung mendeteksi medan magnet memicu perdebatan saat Klaus Schulten dari Universitas Illinois, AS mengungkapkan pendapatnya bahwa burung-burung migran pasti memiliki molekul-molekul di mata atau otak yang peka terhadap medan magnetik Bumi. Teori ini sudah dipelajari sekitar empat puluh tahunan, namun tak satu pun ilmuwan yang berhasil membuktikan adanya molekul tersebut.

Seperti dilansir jurnal ilmiah Nature, baru-baru ini para peneliti berhasil menemukan bahwa molekul tersebut mungkin cryptochrome. Henrik Mouritsen dari Universitas Oldenburg, Jerman menemukan bahwa protein tersebut terkandung dalam retina burung migran. Sel-sel protein juga diketahui aktif setiap petang menjelang saat burung tersebut tidak dapat mengandalkan cahaya untuk melihat benda-benda di sekitarnya.

Selama ini, cryptochrome banyak diketahui sebagai jenis protein yang sensitif terhadap cahaya. Protein ini diketahui berperan dalam mengatur jam biologi, seperti pengaturan tahap pertumbuhan pada tanaman dan waktu kawin.

Membuat tiruan bahkan menemukan protein cryptochrome tergolong sulit. Jadi, untuk mempelajarinya, digunakan senyawa yang memiliki sifat mirip yakni CPF (carrotenoid-porphyrin-fullerene). Jika diberi medan magnet, meskipun sangat kecil, senyawa ini bereaksi dengan melepaskan dua jenis radikal bebas.

Kolega Mouritsen, Peter Hore dari Universitas Oxford dapat mengatur konsentrasi radikal bebas sesuai medan magnet yang dipaparkan. Ia berpendapat, cryptochrome pada burung mungkin diaktifkan cahaya biru yang muncul saat senja dan mulai bekerja dengan mekanisme pelepasan radikal bebas tersebut untuk melihat medan magnet Bumi.

Namun, bagaimana burung mendeteksi medan magnet Bumi masih menjadi bahan perdebatan baru. Mouritsen yakin mata burung memiliki lapisan penglihatan ganda. Saat protein diaktifkan, layar visual akan berubah menjadi semacam panel radar yang akan melihat garis-garis medan magnet Bumi seperti pada pesawat.


WAH
Sumber : NewScientist