Kamis, 05 Juni 2008

Malaysia Cabut Larangan Penjualan BBM ke Warga Asing


Antara


Penulis : Tjahyo Utomo

Malaysia mencabut larangan penjualan bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kepada warga negara asing yang bermukim di Malaysia.

Pencabutan larangan ini menyusul keputusan menaikkan harga BBM di dalam negeri Malaysia ini akibat ketidakmampuan menahan tekanan tingginya harga minyak dunia, demikian dikatakan juru bicara Menteri Perdagangan Dalam Negeri seperti dikutip Reuters, Kamis (5/6)

Sebelumnya, Malaysia melarang penjualan BBM di SPBU yang berbatasan dengan negara tetangga, Singapura dan Thailand, kepada mobil-mobil yang dimiliki warga negara tetangga. Langkah ini untuk menekan penyimpangan sasaran subsidi BBM kepada warga negara Malaysia.

Pemilik kendaraan warga Thailand dan Singapura seringkali menyebrang batas negara untuk membeli BBM dengan harga subsidi di SPBU Malaysia.

Pemerintah Malaysia sendiri akhirnya mengumumkan kenaikan harga premium sebesar 78 sen atau 40,6 persen menjadi 2,7 ringgit (Rp7.800) per liter dan harga solar satu ringgit (Rp2.900) atau naik 63,2 persen menjadi 2,58 ringgit (Rp7.500) per liter. (OL-2)

Charging Ahead

A smart power strip delivers just the right amount of juice

By Dan Fost
Posted 06.04.2008 at 6:21 pm


Greenplug: Photo by Greg Neumaier


A new type of charger called the Green Plug aims to replace the pile of power bricks under your desk with a hub that powers multiple devices at once, but only when they need it. The idea behind the system, due out early next year, is that software in gadgets would let them tell the hub exactly how much power they need. When its battery is full, the device tells the Green Plug to cut the juice. Current chargers keep drawing a small amount of power as long as they’re plugged into an outlet. (This overcharging also reduces battery life.) The company estimates that large homes could save up to $30 a year by replacing their standard chargers with smart hubs.

The Green Plug uses the USB ports common on small gadgets such as MP3 players. For bigger items, like laptops, it has proposed a modified USB connection with extra wires that delivers more power. The company says it has signed on manufacturers that, early next year, will sell gadgets such as monitors and digital picture frames with traditional chargers and the Green Plug software. A five-port charging hub will sell for about $100, with possible rebates from utilities.

Guru Bisa Ikut Dalam "Citizen Journalism"


PEMIMPIN Umum "Pikiran Rakyat", H. Syafik Umar (kiri) menerima cendera mata dari Ketua STKIP Pasundan V, Drs. H. Eddy Komarudin, M.M. (kedua kiri) disaksikan Moderator Rony M. Rizal, S.T., M.M (kanan) dan Ketua Panitia Suhada (kedua kanan) seusai memberikan materi " Pelatihan Jurnalistik Pendidikan untuk Tenaga Pendidik" pada acara Diklat Guru tingkat Internasional 2008 di Gedung PP- PNFI Depdiknas RI Jayagiri Lembang, Rabu (4/6).*DIDIN SJ/SEKPER "PR"




BANDUNG, (PR).-
Saat ini terjadi kecenderungan turunnya minat baca di masyarakat, terutama di kalangan siswa. Hal ini berkaitan dengan semakin gencarnya media elektronik menyiarkan program hiburan. Guru sebagai tenaga pendidik memiliki kewajiban untuk menggelorakan minat baca sebagai modal dasar siswa berpikir kritis dan kreatif.

Demikian disampaikan Pemimpin Umum Pikiran Rakyat H. Syafik Umar dalam Diklat Manajamen Guru Internasional 2008 (Indonesia-Malaysia) yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pasundan Cimahi. Syafik hadir sebagai pembicara dengan materi "Penelitian dan Pendidikan Jurnalistik Guru Dalam Membangun Karakter Image dan Profesionalisme Tenaga Pendidik" di Gedung PP-PNFI Depdiknas RI, Lembang, Kab. Bandung Barat, Rabu (4/6).

Syafik menjelaskan, saat ini masyarakat mulai mengenal istilah citizen journalism. Berkembangnya teknologi informasi menyebabkan setiap individu bisa berpartisipasi aktif untuk membuat dan menyebarkan informasi. "Guru sebagai tenaga pendidik memiliki andil untuk mengembangkan citizen journalism. Caranya dengan meningkatkan minat baca siswa didiknya, tak hanya membaca koran, majalah, dan buku, tetapi bisa juga dengan mencari informasi melalui internet," tutur Syafik.

Menurut dia, Pikiran Rakyat sebagai harian umum masyarakat Jabar akan selalu konsisten sebagai media yang mendukung terselenggaranya kegiatan pendidikan yang memajukan bangsa. "Pikiran Rakyat memiliki suplemen dan kolom artikel yang mendukung majunya pendidikan di Indonesia. Sebut saja suplemen Percil, Belia, Kampus, Cakrawala, dan kolom artikel Forum Guru," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Diklat Manajamen Guru Internasional 2008 (Indonesia-Malaysia) Suhada mengatakan, tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi keinginan para guru yang ingin diberi pelatihan mengenai kemampuan manajerial. Hal ini berkaitan dengan program sertifikasi yang diwajibkan untuk guru.

Menurut Suhada, pemberian materi mengenai dunia jurnalistik adalah karena di dalam sertifikasi guru ada syarat guru memiliki kemampuan yang kerangkanya tak jauh dari dunia jurnalistik. "Mereka (guru) dituntut untuk bisa membuat makalah dan penelitian ilmiah beserta laporannya. Hal ini kan tidak jauh dari dunia jurnalistik, yaitu tulis-menulis dan membuat laporan," ujar Suhada. (CA-187)***

Georges Claude (1870-1960), Penemu Lampu Neon

Sejarah perkembangan lampu listrik sudah dimulai sejak berabad-abad lampau, ketika kebutuhan manusia akan penerangan pada malam hari muncul. Penemuan lampu pijar oleh penemu serba bisa Thomas Alva Edison, menjawab persoalan itu. Berkat temuannya ini manusia di dunia bisa menikmati cahaya pada malam hari. Penemuan brilian Edison ini kemudian diadaptasi oleh seorang insinyur dan ahli kimia, Georges Claude. Pada 1902, Pria kebangsaan Prancis ini menemukan sinar cahaya melalui lampu neon untuk keperluan periklanan. Berkat usahanya, seluruh dunia mulai mengenal neon (TL/ tube lamp) hingga saat ini.

Georges Claude, lahir 4 September 1870, di kota Paris. Ia tumbuh dan dewasa di kota kelahirannya. Dalam menjalani pendidikan di universitas, ia sangat memuja ahli fisika Perancis Jaques de Arsonval yang mengemukakan konsep konversi energi panas laut, atau KEPL (ocean thermal energy conversion/OTEC) sebagai salah satu penggunaan dari siklus Rankine. Setelah lulus kuliah, Claude melanjutkan karier intelektualnya dengan bekerja membuat tabung oksigen untuk keperluan rumah sakit.

Pada 1902, insinyur dan ahli kimia ini berusaha mengembangkan aliran listrik ke dalam tabung gas neon. Usahanya pun berbuah manis. Ia berhasil membuat lampu neon (neon berasal dari bahasa Yunani neos, yang berarti gas baru), berwarna merah. Merasa tertarik ia lalu menambah jumlah tabung dan mengisinya dengan neon. Segera setelah itu ia mendapatkan untuk pertama kalinya tabung neon yang sesungguhnya.

Sebagian besar literatur menyebutkan, lampu neon ciptaan Georges Claude, memiliki sebuah tabung kaca tertutup yang mengandung sangat sedikit udara, sedikit air raksa, bubuk putih fosfor, dan dua elektroda (katoda dan anoda) pada setiap ujung tabung. Selain itu terdapat transformer yang mengatur aliran listrik ke tabung. Begitu saklar dihidupkan transformer mengaliri listrik ke dalam tabung. Aliran listrik tersebut meloncat (arc) dari katoda ke anoda sehingga menguapkan air raksa menjadi ion. Gas air raksa mengeluarkan sinar ultraviolet yang tidak tampak yang membentur bubuk putih fosfor sehingga menghasilkan cahaya yang memancar.

Namun penemuan lampu neon belum sempurna. Sinar tabung-tabung merah itu tak seperti sumber cahaya lainnya yang berguna untuk keperluan umum sehari-hari, seperti menerangi rumah atau jalan tangga, akibatnya lampu neon menjadi lembap. Pada waktu itu, para ilmuwan dan saintis menyebutkan, kelemahan lampu neon pada waktu itu diakibatkan neon tak bisa di kompilasikan dengan elemen lain pada tabung lainnya, artinya gas baru tak membutuhkan katup gas.

Meski demikian, Claude tidak menyerah dan berusaha untuk menyempurnakan temuannya ini. Setelah melakukan penelitian, lampu neon yang memancarkan warna merah ini menarik perhatian dan kemampuannya bertahan di tengah siraman hujan dan kabut. Alhasil, temuan yang spektakuler ini cukup efektif digunakan untuk iklan dan reklame. Hasil temuannya ini, ia publikasikan di Paris pada 1910. Atas bantuan kawannya, ia memperkenalkan lampu buatannya itu ke Amerika. Agar temuannya tidak ditiru orang. Claude mematenkan lampu neon di Amerika Serikat. Semenjak itu ia mulai dikenal sebagai seorang jenius yang berhasil menemukan lampu neon yang merupakan pelopor lampu pijar untuk keperluan periklanan

Pada 1915, untuk pertama kalinya lampu neon dijual kepada khalayak umum. Seorang Pengusaha Earle C. Anthony, membeli lampu neon seharga U$ 24 ribu. Lampu itu, ia gunakan untuk menerangi papan reklame perusahaan penjualan mobil miliknya di Los Angeles. Pertama kali lampu neon Claude hanya berwarna biru dan merah. Bisa dikatakan sejak saat itu hingga kini lampu bikinan Claude kerap dipakai untuk menerangi papan reklame seperti kasino, hotel, swalayan, maupun lampu lalu lintas dan keperluan lainnya.

Claude lalu mengembangkan teknologi neon buatannya itu. Ia menemukan elektroda-elektroda nonreaktif yang cukup untuk menangani gempuran ion tanpa membuatnya panas. Temuan itu membuka cakrawala bagi perawatan tabung-tabung neon sehingga menjadi awet digunakan.

Di puncak kariernya, George Claude sempat membuat pusat listrik tenaga KEPL di Teluk Matanzas dekat Kuba, tahun 1930. Pusat tenaga listrik ini dengan daya 22 KW hanya dapat bekerja selama dua minggu karena dihancurkan oleh angin topan sehingga pipa untuk masukan airnya rusak total. Proyek itu kemudian dihentikan. Lima tahun kemudian, Claude membangun pembangkit lain. Kali ini di pantai Brazil, namun projek tersebut mengalami nasib yang sama hancur oleh cuaca dan ombak.

Hampir sepenuh masa hidupnya, George Claude dengan penemuannya mengabdi pada dunia. Ia meninggal pada 23 Mei 1960, saat berusia 90 tahun. Jasadnya boleh dikuburkan. Namun pemikiran dan penemuannya tidak habis dimakan zaman.***

Fitriansyah, Alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Bandung.

Awas, Denda Laptop Rp 9,5 Juta



JAKARTA, SELASA - Peringatan bagi para penumpang pesawat yang akan bepergian dari dan ke Jakarta yang membawa komputer jinjing atau laptop atau notebook. Jangan sekali-kali membawa laptop dengan perangkat lunak (software) ilegal, karena pihak aparat siap melakukan razia dengan denda Rp 9,5 juta, yang mungkin lebih besar dari harga laptop.

Alexius, seorang manajer pada perusahaan swasta nasional yang sering bepergian ke luar kota kepada PersdaNetwork mengatakan, razia itu dia alami sepekan lalu, Kamis (29/5) di bandara Soekarno Hatta.

"Kepada mereka yang komputernya terinstalasi software-software tidak berlisensi, komputernya ditahan dan harus ditebus di polres khusus Bandara. Selanjutnya dilakukan sidang di tempat dan dikenakan denda sebesar Rp 9.500.000 per komputer," katanya di Jakarta, Kamis (4/6).

Info yang didapat, pemeriksaan komputer ini telah dilakukan selama seminggu oleh aparat kepolisian beserta Tim Perlindungan hak cipta atau Hak atas Kekayaan intelektual (HaKI) Departemen Hukum dan HAM beserta kepolisian di bandara, cafe-cafe dan tempat umum lainnya.

Kepala Administratur Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Herry Bhakti membenarkan adanya razia laptop di bandara. Razia tidak ada kaitannya dengan keluar masuknya laptop ilegal. Pemeriksaan laptop terkait dengan keamanan bandara, misalnya terkait dengan aksi terorisme di bandara dan pesawat.

"Kita hanya memeriksa apakah laptop itu mengandung bahan peledak atau bisa menjadi pemicu ledakan, bukan legal tidaknya produsen laptop tersebut," kata Herry kepada PersdaNetwork di Jakarta, Rabu (4/6).

Mengenai razia komputer dan software ilegal itu bukan dilakukan pihak otoritas bandara. Pihak berwenang melakukan razia laptop ilegal adalah pihak kantor HaKI Departemen Hukum dan HAM. Herry memperkirakan kemungkinan razia tersebut dilakukan oleh pihak HaKI dengan kepolisian setempat. Akan tetapi razia tidak dilakukan di dalam terminal bandara saat penumpang akan keluar masuk.

"Kalau razianya dilakukan di luar terminal, pada saat penumpang mau masuk ya itu mungkin saja. Tetapi itu sama sekali tidak diketahui oleh pihak bandara," tegas Herry. (PersdaNetwork/Hendra Gunawan)

Sumber : Persda Network

Japanese Brewery Introduces "Space Beer"

Sapporo plans to launch a beer brewed with barley grown at the ISS

By Jaya Jiwatram
Posted 05.30.2008 at 1:01 pm


An Okayama University student holds a bunch of ISS-grown "space barley" : Photo by Courtesy AFP


Taking beer-making to a whole new sphere, Japan's famous Sapporo Holdings Ltd. plans to launch a beer in November that's literally from out of this world. The brewery will collaborate with scientists at the Okayama University in Japan to concoct this unearthly beverage from a third generation of barley grains that spent five months on the International Space Station in 2006.

Does the barley taste any different? Apparently, no. In fact, scientists have not found a difference in the genetic make-up of the earth-grown and space-grown barley yet, according to Manabu Sugimoto, an Okayama University biologist who has been part of a Russian project to investigate growth methods for edible plants in space.

Bar crawlers will have to wait to get their hands on this enticing beverage, though. The company only has enough barley to make 100 bottles of beer this fall and they will not be sold commercially. It may be a while before the Sapporo brew hits taps, but when that day comes, one can only hope there are space nuts to go with it.

Komputer Pembaca Pikiran Manusia

Membaca pikiran orang konon dapat dilakukan oleh para paranormal, tetapi kini para peneliti di Carnegie Mellon University di Pittsburgh dapat melakukannya dengan bantuan komputer. Komputer dapat membaca pikiran seseorang dengan menganalisis aktivitas otaknya. Cukup dengan memikirkan satu kata sederhana, komputer tersebut akan membaca pola-pola yang terbentuk di pikiran dan menebak apa yang kita pikirkan. Para peneliti mengharapkan dalam waktu dekat mesin ini juga akan mampu memahami ratusan pikiran yang lebih rumit, yang ada dalam pikiran manusia. Para peneliti ini "mengajarkan" kepada komputer untuk memahami pola yang terbentuk di otak saat memikirkan 60 kata benda yang berhubungan dengan indra, seperti penglihatan, peraba, perasa, dan penciuman. Menurut teori, otak akan menampilkan gambaran kata benda yang dimaksud sesuai dengan apa yang dirasakan atau dipikirkan manusia tentang benda itu. Sementara ketika diuji coba, komputer tersebut dapat secara akurat menebak pikiran sembilan orang yang menjadi sukarelawan. Komputer ini berhasil menebak pola-pola yang terbentuk dalam otak saat seseorang memikirkan suatu kata benda. "Kami yakin telah berhasil mengidentifikasi sejumlah struktur otak yang digunakan untuk menampilkan suatu makna," ujar Tom Mitchell, ahli komputer yang terlibat dalam penelitian ini. Teknologi ini memberi gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana manusia berpikir. Diharapkan, teknologi ini akan dapat terus disempurnakan sehingga nantinya dapat digunakan untuk meneliti penderita autisme atau schizophrenia. (Telegraph/sri) ***

Cihampelas Yang Harus Tetap Khas


KOMPAS/ADITYA FITRIANTO
Ruang berjalan kaki dan pertunjukan di CiWalk: strategi menghidupkan suasana.





KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Bangunan depan Cihampelas Walk, Bandung. Walaupun terletak di Cihampelas, pengunjung merasa tidak berada di tempat tersebut.





Serombongan gadis muda yang tengah berwisata duduk berderet di kedai makanan di Jalan Banda, Kota Bandung. Seorang di antaranya berambut panjang. "Yuk jalan-jalan ke Cihampelas. Masak, liburan di Bandung enggak ke Cihampelas," ujar si rambut panjang riang sambil beranjak memberikan ajakan.

Kota Bandung sangat identik dengan Kawasan Cihampelas. Berdasarkan legenda, sebutan Cihampelas berasal dari nama kolam pemandian yang terletak di sisi jalan kecil Cihampelas, yaitu Jalan Taman Hewan. Kata Cihampelas konon berasal dari nama pohon Hampelas yang pada saat pembuatan kolam tahun 1904 banyak tumbuh di sekitar kolam.

Pencitraan Cihampelas sebagai pusat perbelanjaan busana mulai berlangsung sejak 28 tahun lalu. Pada tahun 1980, Kawasan pertokoan Cihampelas terkenal dengan produk khasnya , yaitu pakaian berbahan kain denim atau sering disebut jeans.

Kekhasan Cihampelas dengan jeans mulai melegenda bersamaan dengan ramainya Kawasan Cibaduyut sebagai sentra produksi sepatu. Kekhususan dua tempat ini dengan produknya jeans dan sepatu menjadikan sejumlah wisatawan kurang merasa afdol jika belum bertandang.

Seiring berkembangnya sejumlah factory outlet atau FO pada tahun 2000 yang banyak menawarkan pakaian jadi sisa ekspor, kawasan pertokoan Cihampelas ikut menghanyutkan diri dengan menamai diri menjadi FO. Waktu itu, keramaian jalanan Cihampelas sempat terpecah karena banyaknya FO yang bertebaran di penjuru Kota Bandung.

Setelah FO bermunculan, pertokoan Cihampelas mulai beralih dari fokus pakaian jeans ke jenis pakaian lain, entah celana, jaket, kemeja, topi, hingga tas. "Kami mulai melengkapi diri," kata General Manajer Korek Api Jeans Group, Soenyali Soly, Selasa (4/6) di Bandung.

Untuk mendongkrak minat pengunjung, PT korek Api Guna Mandiri yang mengelola 16 buah toko di sepanjang Jalan Cihampelas memilih trik menempelkan nama-nama tokoh komik legendaris. Personifikasi tokoh-tokoh komik legendaris luar negeri tersebut bahkan diekspose secara berlebih dalam bentuk patung-patung raksasa, entah itu Batman, Superman, Spiderman, Tarzan, Cat Woman hingga yang terbaru Ironman.

"Kami memang sengaja memilih nama-nama tokoh yang abadi dan menampilkannya secara mencolok agar pengunjung terkesan. Jika produk kami ditampilkan begitu saja, mungkin dagangan kami tak ada bedanya dengan toko-toko lainnya," ungkap Soly.

Menangkap prospek bisnis di Kawasan Cihampelas, Tahun 2004, PT Karya Abadi Samarga akhirnya membangun mal berciri open air concept dengan nama Cihampelas Walk atau Ciwalk. Pusat perbelanjaan yang dibangun di atas bekas pabrik daging PT Mantrus pada era penjajahan Belanda tersebut berusaha menampilkan diri sebagai mal yang asri.Tak heran, beberapa pohon berukuran besar tetap dibiarkan berdiri kokoh di sekitar kawasan mal dan bahkan ditambah dengan sejumlah pohon baru sebagai peneduh.

"Konsep Ciwalk disesuaikan dengan situasi Kota Bandung yang sejuk dan asri. Wisatawan entah dari Jakarta atau daerah lain barangkali sudah terbiasa berkunjung ke mal. Karena itu, mal Ciwalk menawarkan suasana yang Bandung banget," kata General Manajer Ciwalk Chairiah.

Sebagai mal berkonsep terbuka, pengunjung dapat bebas berjalan-jalan menikmati suasana dan menghirup udara segar sembari berbelanja. Bermacam-macam restoran ditampilkan dengan kursi pengunjung berada di luar ruangan. Sementara, pengunjung yang tak berbelanja pun dapat duduk santai di kursi-kursi pelataran mal.

Di tempat ini, pengunjung dapat menikmati bermacam-macam hiburan, seperti billiar, karaoke, bioskop, hingga talent box dimana orang bisa bernyanyi sepuas mungkin kemudian merekam sendiri suara dan aksinya dalam bentuk kepingan compact disk.

Kehadiran Ciwalk semakin menambah ke gairahan Kawasan Cihampelas. Di hari biasa, sekitar 3.000 mobil singgah di Ciwalk dan bahkan pada akhir pekan 7.000 mobil silih berganti memasuki mal tersebut. Tak heran, jalanan di sepanjang Cihampelas selalu dipadati kendaraan bermotor.

Karena potensi bisnis wisata yang menjanjikan, Pemerintah Kota Bandung telah menetapkan Kawasan Cihampelas menjadi salah satu bagian dari lima kawasan revitalisasi wisata. Empat kawasan wisata Kota Bandung lainnya adalah Cibaduyut dengan produ k sepatunya, Suci dengan produk kaos, Cigondewah dengan produk kain, dan Binong Jati dengan produks rajut.

Wiwin Fitriani, seorang wisatawan domestik asal Tangerang mengaku kerepotan ketika harus jalan dan menyeberang Jalan Cihampelas. "Mau jalan aja sulitnya minta ampun. Semua jalan habis dipakai mobil , sepeda motor, parkir, dan kaki lima," keluhnya.

Menurut Wiwin, Cihampelas telah banyak berubah dengan padatnya kendaraan bermotor , rusakknya jalan, serta udara yang mulai panas. Produk-produk yang ditawarkan di Cihampelas sebenarnya ada juga di tempat lain, seperti Tanah Abang dan Mangg a Dua. Bahkan, kadang barang-barang di sana jauh lebih bagus dan murah. Tetapi, orang banyak memilih tempat ini karena suasananya. Jadi, agar tetap mengesankan, Cihampelas harus tetap mempertahankan kekhasannya, tambahnya. (A01)

AusAid dan Jepang Bantu Pelatihan dan Dokumen

Kupang, Kompas - Australian Agency for International Development (AusAid) bersama Pemerintah Jepang memberi dana hibah Rp 23 miliar untuk pelatihan dan pemrosesan dokumen bagi tenaga kerja Indonesia serta membentuk lembaga pemantau TKI.

Kepala Badan Nasional Penetapan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2 TKI) Moh Jumhur Hidayat kepada pers, Rabu (4/6) di Kupang, mengatakan, ada empat provinsi basis TKI, yakni Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Pengiriman TKI, demikian Hidayat, memiliki keuntungan, yakni mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

Dalam hal ini, BPN2 TKI bekerja sama dengan AusAID dan Jepang membantu para TKI agar bisa mengakses bantuan hukum dan pembiayaan. Kedua masalah ini menjadi persoalan para TKI selama ini.

”Saat ini jumlah TKI legal di luar negeri 4 juta lebih. Jika ditambah tenaga ilegal, menjadi 6 juta. Mereka rata-rata berpenghasilan Rp 800.000-Rp 2 juta per bulan atau Rp 9,6 juta-Rp 24 juta per tahun,” kata Hidayat.

Tahun 2008, NTT mengirim 12.000-15.000 TKI legal, belum termasuk TKI ilegal. Jika pemerintah daerah setempat mendukung kegiatan ini, pengiriman TKI legal itu bisa mencapai 30.000 orang per tahun.

”Pengangguran berkurang, sebaliknya uang masuk dalam jumlah besar bagi provinsi tersebut. Dengan pendapatan Rp 9,6 juta-Rp 24 juta per tahun, satu TKI mampu menghidupi 10-20 orang. Ini jauh lebih menguntungkan daripada mereka tinggal di Indonesia dan tidak memiliki pekerjaan tetap,” katanya.

Hal ini bukan berarti pemerintah tidak bertanggung jawab membuka lapangan kerja. Namun, dalam kondisi perekonomian Indonesia seperti sekarang, keberangkatan TKI masih sangat diandalkan, bahkan jadi tumpuan bagi masyarakat di daerah-daerah tertentu.

Hidayat mengimbau pemerintah daerah agar juga mengucurkan dana bagi proses pelatihan dan penyediaan dokumen keberangkatan para TKI. Beberapa kabupaten di NTT telah mengucurkan dana hibah bagi proses keberangkatan TKI ke Malaysia, seperti Belu, Rote Ndao, dan Timor Tengah Selatan.

Provinsi NTT tahun 2004 mengucurkan dana Rp 350 juta untuk proses keberangkatan para TKI ke Malasysia dengan sistem dana bergulir sampai tahun 2006. Namun, sampai tahun 2008, dana yang dikembalikan baru Rp 28 juta. (KOR)

Super-Repellant Surfaces

Millions of nanosize nails form a highly repellent surface

By Day Greenberg
Posted 06.03.2008 at 2:13 pm


Watertight: Photo by Tom Krupenkin


A trio of prismatic drops (left to right: water, ethylene glycol and ethanol) balances on a new ultra-repellent surface invented by scientists at the University of Wisconsin–Madison. The surface, made up of silicon spikes just 400 nanometers wide, physically repels a wide variety of liquids, including water, oil, solvents and detergents.

Previously, scientists relied on chemical modification to make surfaces repel liquids, a time-consuming process. In the end, each coating worked to repel only certain liquids, and oil-repellent surfaces simply weren’t possible to manufacture.

None Shall Pass: The heads of the nanonails support the liquid droplets Photo by University of Wisconsin-Madison


The new surface blocks almost all liquids. Researchers can also turn off the physical barrier: An electric voltage instantly draws liquids down between each spike, where they spread out along the base upon which the spikes sit. This switchable quality makes the surface perfect for controlling liquids in “lab on a chip” chemical reactors, and its super-repellent properties could help keep helicopter blades free of heavy, altitude-robbing water and ice.

Wah, 800.000 Warga Ramai-ramai Minum Obat Cacing

Kamis, 5 Juni 2008 | 11:42 WIB


TPGImages



BOGOR, KAMIS - Sekitar 800.000 dari 955.000 jiwa warga Kota Bogor, Jumat (6/6) sore besok, akan minum obat cacing secara serentak untuk mencegah wabah penyakit filariasis atau kaki gajah. Pencanangan minum obat cacing secara serentak ini akan ditandai dengan minum obat cacing bersama oleh pejabat Departemen Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr Hani Rono, SpOG, Wali Kota Bogor Diani Budiarto, Ketua DPRD Kota Bogor Tb Tatang Muchtar, Muspida Kota Bogor, dan para pejabat Pemerintah Kota Bogor di halaman Balaikota Bogor.

Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bogor dr Sri Pinantari Hanum mengatakan, gerakan minum obat cacing massal itu untuk menghambat penyebaran penyakit filariasis atau kaki gajah. "Gerakan minum obat cacing massal secara serentak ini diprogramkan Pemerintah Kota Bogor selama lima tahun berturut-turut dan tahun ini adala tahun kedua," kata Sri Pinantari Hanum.

Dijelaskan Sri, warga Kota Bogor yang menjadi sasaran gerakan minum obat cacing massal ini adalah mereka yang berusia 2-65 tahun dan dalam kondisi sehat. Warga yang tidak diperkenankan minum obat cacing, kata dia, adalah bayi berusia kurang dari dua tahun, warga yang sedang sakit, serta ibu hamil.

"Sedangkan, penderita hipertensi bisa meminum obat cacing dengan sangat hati-hati dan dalam pengawasan petugas kesehatan. Warga yang demam ringan juga masih bisa meminum obat cacing dalam pengawasan petugas kesehatan," katanya menjelaskan.

Dikatakan Sri, obat cacing antifilariasis yang diberikan adalah jenis diehtylcarbamanize citrate (DEC) dan abendazole yang bisa memberantas cacing filaria dan cacing lainnya sampai ke sel darah. Cacing filaria yang diberantas berukuran sangat kecil dan hidup di sel darah sehingga diberikan obat cacing khusus. "Guna mengurangi efek demam kepada warga yang telah meminum obat cacing, juga diberikan paracetamol yang berfungsi mencegah kenaikan temperatur tubuh," katanya.

Menurut dia, obat cacing ini bekerja lebih efektif pada sore dan malam hari sehingga minum obat cacing massal ini dilakukan pada sore hari sekitar pukul 16.00.

Untuk pelaksanaan pemberian obat cacing secara serentak kepada sekitar 800.000 warga Kota Bogor, menurut Sri, dinas kesehatan telah melatih dan menyiapkan sekitar 5.000 petugas, yakni kader posyandu dan ibu-ibu PKK, yang dipusatkan di posyandu, kantor RT, dan kantor RW di seluruh Kota Bogor.

Gerakan minum obat cacing secara serentak ini dilakukan Pemerintah Kota Bogor, karena berdasarkan hasil survei Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kota Bogor adalah salah satu daerah endemis filariasis sejak 2005. Dari survei darah yang dilakukan, ditemukan lebih dari satu persen warga Bogor positif filariasis, sementara warga yang sudah terkena penyakit filariasis berjumlah 31 orang.

Untuk memberantas wabah penyakit filariasis, kata dia, WHO menyarankan agar warga Bogor minum obat cacing secara rutin setiap tahun selama 10 tahun. Dengan memprogramkan minum obat cacing selama lima tahun diharapkan sebanyak 85 persen penyakit ini bisa diberantas.

msh
Sumber : Antara