Kamis, 04 Februari 2010

Martabak Sarang Semut

Beda Rasa Beda Tepung
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Setiap jenis martabak dari yang manis hingga yang asin di Martabak Sarang Semut memiliki bahan dasar yang berbeda terutama dari penggunaan tepung.

Menurut Merawati Lim, pemilik Martabak Sarang Semut, produk ini merupakan franchise dari Jakarta. Semua bahan bakunya diracik khusus kecuali untuk bahan topping.

"Tepungnya beda. Kita punya tiga tepung khusus yaitu untuk martabak manis, martabak asin dan martabak brownies," ujar Merawati yang akrab disapa Mei ini.

Menurut Mei, racikan tepung khusus inilah yang membuat martabak jadi berongga saat dimasak. Saat diadon, tepung dicampur dengan air, telur, margarin cair, dan sirup khusus untuk penguat rasa martabak.

Adonan dimasukan dalam loyang mini berdiameter 10 sentimeter. Saat kondisi setengah matang masukan topping lalu bakar kembali hingga matang. Setelah matang dibubuhkan kembali topping.

Selain bisa makan di tempat, konsumen juga bisa take away. Karena menurut Mei kebanyakan konsumen saat ini memilih untuk take away.
(ema/tya)

Wanita Polisi yang Pakai Jilbab di Prancis Hadapi Panel Disipliner

PARIS--Seorang perempuan di bagian pengawasan di kantor polisi Paris yang diskors karena memakai jilbab saat bertugas akan menghadapi komite disipliner, kata beberapa sumber yang dekat dengan penyelidikan tersebut, Rabu.


Pada November 2009, polisi prefektur Paris menskors Nora B., yang dijadwalkan diajukan ke komite tersebut Kamis, karena melanggar kewajiban bersikap netral sewaktu bertugas.

Nora B., petugas pengawas berseragam yang memiliki tugas berkeliling ibu kota Prancis, menolak untuk menandatangani perintah penskoran dan "memicu ketegangan" dengan terus bekerja sambil memakai jilbab. Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan "keputusan" itu telah diambil oleh prefektur Paris, "dengan menggunakan wewenangnya sebagai polisi kotapraja" di ibukota.

Nora B. menghadapi prosedur serupa pada 2004 tapi setuju untuk membuka jilbabnya setelah pertemuan dengan pejabat polisi prefektur Paris saat itu, Jean-Paul Proust. Piagam sekuler Prancis dari 2007 meminta pegawai negeri agar tidak memperlihatkan kepercayaan agama mereka saat bertugas.

Kasus tersebut muncul di tengah perdebatan nasional mengenai apa artinya menjadi orang Prancis, dan pemerintah mengupayakan peraturan yang melarang pemakai burqa, pakaian Muslimah yang menutupi tubuh dari kepala sampai kaki, dengan alasan itu "tidak sesuai" dengan nilai-nilai Prancis.

Satu jajak pendapat baru-baru ini memperlihatkan 57 persen orang Prancis mendukung peraturan yang melarang pemakaian penutup diri penuh, dan satu laporan parlemen telah menyatakan pakaian semacam itu dilarang di sekolah, rumah sakit, kantor pemerintah dan angkutan umum.

Redaksi - Reporter
Red:
krisman
Sumber Berita:
ant/AFP

Rabu, 03 Februari 2010

Inilah, Rahasia di Balik Otak Anak Perempuan

Senin, 1 Februari 2010 | 14:08 WIB


shutterstock
Ilustrasi: Dengan rahasia-rahasianya itu, membaca dan menulis tidak akan menyulitkan seorang anak perempuan.


JAKARTA, KOMPAS.com - Struktur otak yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan sangat berperan besar pengaruhnya pada pola belajar dan kerja otak mereka masing-masing, meskipun sebetulnya perbedaan itu tidak berlaku secata mutlak pada semua kasus.

Demikian dikatakan oleh Michael Gurian dalam bukunya berjudul Boys and Girls Learn Differently!: A Guide for Teachers and Parents. Dia menjelaskan, berdasarkan pengamatannya dari positron emission tomography (PET) dan magnetic resonance imaging (MRI) yang mengurai struktur otak dengan sangat detail, otak keduanya memiliki sistem belajar yang berbeda satu sama lain.

Gurian lalu membuka tabir perbedaan tersebut berdasarkan pengamatannya. Dan, fokus pertama yang menjadi perhatiannya adalah otak anak perempuan yang penuh rahasia. Beberapa rahasia di balik otak anak perempuan menurutnya antara lain:

- Corpus callosum atau penghubung jaringan antar bagian otak pada perempuan rata-rata lebih besar hingga 25 % pada saat akil balig. Ini memungkinkan terjadikan komunikasi saling-silang dalam otak yang membuat mereka kerap berkomunikasi sendiri.

- Memiliki konektor lebih kuat dalam lobes atau salah satu bagian dari otak. Manfaat konektor ini memungkinkan seorang anak perempuan menyimpan memori sensualitas lebih detil dan punya kemampuan mendengar dan membedakan nada suara dengan lebih baik. Tak heran, mereka lebih terampil dalam mengerjakan tugas-tugas tertulis.

- Memiliki hippocampus atau area penyimpan memori dalam otak yang lebih besar. Ini sangat menguntungkan bagi kemampuan belajar anak perempuan, terutama untuk pelajaran bahasa.

- Selain lebih aktif, prefrontal cortex atau bagian otak lain dari seorang anak perempuan juga berkembang lebih awal. Hal tersebut cenderung menjadikan anak perempuan tidak impulsif.

- Anak perempuan lebih mudah mengatur emosi dan bicaranya, karena mereka lebih sering menggunakan area korteks.

Berdasarkan pengamatannya dari beberapa rahasia di balik otak anak perempuan itu, Gurian menyimpulkan, tentu sangat bisa dimengerti jika anak perempuan lebih cakap membaca dan menulis. Hal itu bisa dibuktikan pada anak perempuan sejak mereka balita dan sepanjang usianya dewasa.

Membaca dan menulis tidak akan menyulitkan seorang anak perempuan. Mereka bisa duduk tenang lebih lama, mendengar dan mengenali nada suara, serta berbicara dalam hati.

Di sisi lain, dengan volume darah yang mengalir ke otak perempuan lebih banyak 15 persen dari otak laki-laki, hal itu sangat mendorong otak mereka dengam mudah melalui proses-proses stimulasi, membaca dan menulis, yang melibatkan tekstur, nada suara, serta aktivitas kejiwaannya dengan baik.


Penulis: LTF | Editor: latief

Senin, 01 Februari 2010

Suchao: Hatur Nuhun Bobotoh

Tadi pagi pukul 8, Suchao Nuchnum telah meninggalkan Bandung untuk kemudian pukul setengah satu nanti terbang dari cengkareng menuju negaranya, Thailand, dengan menggunakan pesawat Thai Airways. Perjalanan Indonesia – Thailand akan menghabisakan waktu sekitar tiga setengah jam.

Ia mengaku tadi malam diajak Ronggo keliling bandung dan makan sampai malam. Namun sampai subuh ia masih tidak dapat tidur di kamarnya.

“Saya baru dapat tidur jam setengah lima karena memikirkan kepulangan ini, saya senang akan kembali bertemu keluarga, namun juga saya sedih meninggalkan semua orang disini. Bobotoh Persib adalah yang terbaik, para pemain Persib juga semuanya baik-baik, official, Haji Umuh, juga pak Hasan dan bu Linda. Saya akan mengingat semuanya,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Pada sela-sela perbincangan dengan wartawan, ia mengungkapkan sedikit rahasia tentang kepulangannya ke Thailand. “Saya akan melangsungkan pernikahan pada tanggal 18 Februari depan dengan seorang gadis berusia 23 tahun yang mempunyai nama panggilan Sunny,” kata pria yang sempat salah menyebutkan angka dua menjadi satu ini.

Suchao pun mengharapkan tahun depan, ia bisa diijinkan klub dan manajernya disana untuk bisa kembali membela Persib Bandung pada jeda kompetisi lokal dengan status pinjaman dari klubnya. Bulan lalu, ia ditransfer dari TOT FC ke Buriram PEA FC dan telah menandatangani kontrak selama 3 tahun dengan klub barunya ini tanpa mau menyebutkan nilai kontraknya.

Tak lupa, ia pun membawa banyak cinderamata yang dibelinya sendiri ataupun oleh-oleh dari kerabat dan bobotoh, seperti wayang cepot, angklung, baju batik, dan yang hampir tertinggal adalah poster dirinya berukuran besar.

Beberapa official lalu mengantarkannya ke Jakarta, juga ikut Satoshi Otomo, pengganti Suchao, yang hari ini akan mengikuti tes fisik yang diwajibkan oleh PSSI selain menguruskan keperluan administrasi lainnya.


Berfoto dahulu bersama official


Meninggalkan bandung


Kesayangan bobotoh


Tahun depan balik lagi yah...


Bawa banyak oleh-oleh


Last good bye


Satoshi Otomo juga ikut tapi hanya sampai Jakarta

http://simamaung.com/2010/01/29/suchao-hatur-nuhun-bobotoh/

Pakar: Jilbab Cegah Penyakit Kulit

Senin, 14 Desember 2009 | 08:36 WIB
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Sejumlah peserta lomba memadupadankan jilbab dalam lomba memakai jilbab yang diselenggarakan sebuah lembaga di Kota Semarang, Jawa Tengah, di Lembaga Pemasyarakatan Wanita, Kota Semarang, Jumat (4/9).

TERKAIT:

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Jilbab berguna bagi kesehatan, terutama mencegah munculnya penyakit dan kelainan pada kulit yang disebabkan oleh sinar matahari, kata pakar ilmu kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr Warih Andan Puspitosari.

"Sinar matahari dapat menimbulkan berbagai kelainan kulit, seperti sunburn (kulit merah-merah), solar keratosis, solar urticaria, photosensitivity, dan kanker kulit," katanya di Yogyakarta.

Menurut dia, jilbab berguna untuk menutupi kulit untuk meminimalkan sapuan sinar matahari di kulit. Apalagi, sekarang lapisan ozon semakin menipis akibat pemanasan global.

"Kondisi itu menyebabkan sinar ultraviolet memiliki potensi lebih besar untuk mengenai kulit secara langsung tanpa disaring terlebih dulu oleh lapisan ozon," kata dosen Fakultas Kedokteran UMY itu.

Ia mengatakan, berjilbab juga bisa melindungi para muslimah dari berbagai pelecehan seksual. Saat ini kasus kekerasan dan pelecehan seksual di kalangan remaja cukup memprihatinkan.

"Data dari Rifka Annisa menunjukkan, pada remaja berusia 12-21 tahun telah terjadi 137 kasus kekerasan dalam pacaran, 44 kasus pelecehan seksual, dan 78 kasus pemerkosaan," katanya.

Selain itu, berdasarkan data konseling PKBI Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2007, angka kehamilan tidak diinginkan pada usia SMP sampai perguruan tinggi mencapai 430 kasus.

Berdasarkan data memprihatinkan tersebut, menurut dia, Muslimah diharapkan memakai jilbab agar terhindar dari berbagai pelecehan seksual. Bahkan, mereka akan dihargai oleh orang-orang di lingkungannya.

"Kaum Muslimah jangan takut berjilbab. Berjilbab tidak akan menghambat aktivitas, apalagi pada zaman sekarang, di mana kaum muslimah diberikan kebebasan memakai jilbab dengan berbagai model, berbeda dengan beberapa tahun lalu," katanya.

Sadis, Bunga Raflesia Ini Dipotong Satu Kelopaknya

Senin, 25 Januari 2010 | 18:53 WIB

BENGKULU, KOMPAS.com - Bunga Raflesia (Raflesia arnoldi) yang sedang mekar sempurna di Km 40 jalan lintas Kota Bengkulu-Kepahiang dirusak oknum tak bertanggungjawab dengan memotong salah satu kelopak bunganya.

Anggota tim Peduli Puspa Langka Tebat Monok Kabupaten Kepahiang, Holidin mengatakan bunga tersebut mekar hanya berjarak 2 meter dari badan jalan sehingga sangat mudah dijangkau pengunjung.

"Kami tidak tahu siapa yang memotong kelopak ini karena tidak ada penjagaan saat malam hari,"katanya, Senin.

Bunga langka yang mekar sempurna itu masih ramai didatangi pengunjung yang ingin melihat keindahan bunganya.

Salah seorang pengunjung, Musiardanis mengatakan merasa kecewa dengan tindakan tidak terpuji itu.

"Bangsa lain ada yang mengklaim bunga ini saking unik dan langkanya, tetapi masyarakat kita sendiri sama sekali tidak memiliki rasa tanggung jawab untuk memelihara, malah merusak,"katanya.

Bunga Raflesia yang normalnya memiliki lima kelopak, dengan dipotongnya satu kelopak tersebut hanya tinggal empat sehingga membuat bunga itu kurang menarik untuk dipandang.

Menurut Kabag Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu, Supartono mengatakan Hutan Lindung (HL) Bukit Daun merupakan habitat Bunga Raflesia dan memang sering ditemui bunga yang sedang mekar.

Basuki, Koran, dan Pendidikan

Selasa, 26 Januari 2010 | 10:25 WIB
KO M PA S / Y U R N A L D I
BASUKI AGUS SUPARNO
TERKAIT:

Oleh: Yurnaldi

Hasil belajar saya jelek dan menjadi bahan tertawaan. Anak pindahan dari Jakarta hanya dapat nilai 3 untuk ulangan Fisika.
-- Basuki Agus Suparno

KOMPAS.com — Ada catatan menarik setelah Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia meluluskan doktor ke-42, Basuki Agus Suparno, Kamis (14/1/2010) lalu. Promotor Prof M Alwi Dahlan, PhD mengatakan, yang membedakan Doktor Basuki dengan 41 doktor lain dari Ilmu Komunikasi UI adalah dia merupakan satu-satunya sosok yang memulai karier komunikasi dari bawah, sebagai loper koran.

"Untuk mewujudkan mimpinya meraih jenjang pendidikan tertinggi, Basuki, anak kedelapan dari sembilan bersaudara keluarga buruh ini, pernah menjadi pengasong di gerbong kereta api dan distributor gula pasir dari rumah ke rumah," kata Alwi Dahlan bangga, saat membacakan catatannya tentang Basuki.

Kebanggaan lain juga dikemukakan kopromotor Prof Sasa Djuarsa Sendjaja, PhD. Seusai Sidang Terbuka Senat Akademik UI, katanya, "Kajian disertasi Basuki itu menarik dalam studi komunikasi politik karena memfokuskan pada bahasa politik terkait dengan berbagai pemaknaan dan clash of argument tentang reformasi di Indonesia".

Basuki, lanjut Sasa, meneliti bagaimana kontestasi makna reformasi dalam drama politik pada 1997-1998 di Indonesia dan bagaimana para aktor politik berkomunikasi (political talks) tentang reformasi dalam drama politik itu. Hasil penelitian Basuki menunjukkan, selama 1997-1998 terdapat lima keadaan obyektif yang memperlihatkan panggung drama (scene) di mana reformasi dipikirkan dan saling bersaing. Alwi Dahlan menyarankan agar disertasi Basuki diolah menjadi buku.

Basuki melakukan penelitian dengan memanfaatkan surat kabar Kompas selama tahun 1997-1998. Ia mencermati pernyataan-pernyataan para aktor politik yang didukung data dari wawancara menjadi sesuatu yang menarik.

Menurut dia, ada lima keadaan obyektif yang memperlihatkan panggung drama, di mana reformasi dipikirkan dan saling bersaing. Pertama, situasi pencalonan presiden masa bakti 1998-2003 yang memperlihatkan kompetisi, saling bersaing antara mereka yang menginginkan Presiden Soeharto tak dicalonkan dan yang tetap menginginkannya.

Kedua, aksi dan demonstrasi mahasiswa. Di sini ada persaingan antara mereka yang menghentikan gerakan serta yang berkeinginan memperluas gerakan dan tingkat partisipasi guna menjatuhkan Soeharto.

Ketiga, kerusuhan massa yang memperlihatkan persaingan pemikiran antara yang melihat itu sebagai akibat kesenjangan sosial dan pembangkangan sipil. Keempat, krisis ekonomi, persaingan antara prinsip-prinsip ekonomi bebas dan ekonomi yang proteksionisme dan monopoli. Kelima, posisi ABRI dilematis, memberikan ruang kepada tuntutan reformasi atau mempertahankan kekuasaan dan pemerintahan.

"Hasilnya, Soeharto menyatakan berhenti, rezim Orde Baru diganti, dwifungsi ABRI dicabut, amandemen UUD 1945, berbagai kebijakan ekonomi dicabut, keterbukaan dan kebebasan pers, serta kekuasaan dikompetisikan secara terbuka," ujarnya.

Penelitian Basuki berimplikasi teoretis dalam kajian komunikasi, juga berimplikasi terhadap kajian politik dan sejarah. Kata dia, telaah yang perlu dikembangkan lebih jauh sebagai implikasi teoretis bagi kajian sejarah adalah menguji otentisitas pernyataan-pernyataan yang terekam di Kompas hingga segi-segi ini dapat mencerminkan sejarah perubahan kekuasaan yang sebenarnya penuh ironi.

"Jejak komunikasi itu dapat dikembangkan lebih jauh untuk menguji presentasi sosial para aktor politik, nilai-nilai yang diperjuangkan, segi perubahan itu sendiri, dan konstelasi kekuatan dan kekuasaan yang terbentuk dan berguna bagi perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya.

Semangat loper

Basuki menyadari, ia bisa meraih gelar doktor dengan kelulusan cum laude karena tempaan kehidupan yang penuh liku-liku. Ketika ayahnya, Suwoyo Wirusumitro, diberhentikan jadi buruh pabrik gula di Sragen, ayahnya mengadu nasib ke Jakarta menjadi tukang batu.

Beban hidup dan pekerjaan yang berat membuat sang ayah meninggal pada 1983. Maka ibundanya, Sugiyanti, dan adiknya pulang ke Sragen. Basuki, yang saat itu kelas II SMP 50 Jakarta, juga pulang kampung.

"Di kampung ada modal hidup berupa 20 batang pohon kelapa. Untuk makan sehari-hari, saya mengupas kelapa, Ibu yang menjual. Hasil belajar saya jelek dan menjadi bahan tertawaan. Anak pindahan dari Jakarta hanya dapat nilai 3 untuk ulangan Fisika. Tertawaan teman membuat saya termotivasi belajar otodidak. Saya berhasil lulus dan diterima di SMA Negeri I Sragen," katanya.

Basuki ingin masuk fakultas kedokteran atau jurusan kimia, tetapi ia tak lulus tes. Menyadari sang ibu tak mampu, ia memilih berjualan koran untuk hidup dan kuliah.

"Hari pertama saya jual koran, hanya laku tiga eksemplar dan dapat uang Rp 300. Esoknya saya beranikan diri masuk-keluar kantor dan dapat Rp 1.000. Hari-hari berikutnya saya bisa menabung Rp 6.000 dan dalam setahun tabungan saya jadi Rp 300.000," ujarnya.

Seusai berjualan koran sekitar pukul 14.00, Basuki mengasong di gerbong kereta api jurusan Klaten-Bandung dan Klaten-Surabaya. Semua hasil jualan itu dia simpan. Basuki lalu memilih kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret (UNS).

Ia tak lagi menjadi pengecer koran, tetapi loper koran. Kesibukan itu membuat dia sering terlambat kuliah. Sekitar enam tahun menjadi loper koran, ia mengantongi penghasilan sekitar Rp 60.000 per bulan.

Lulus S-1 dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,2, selain berjualan koran ia juga berjualan gula pasir dari rumah ke rumah. Modal awalnya satu karung gula pasir seharga Rp 100.000.

Dari hari ke hari pelanggan Basuki bertambah, ia memerlukan 3 ton gula pasir per bulan untuk melayani sekitar 300 pelanggan. Ketika ada peluang menjadi dosen pada 1997, temannya, Sigit Tripambudi, memotivasi, bahkan membuatkan lamaran untuk Basuki.

Ketika dinyatakan lulus, ia berhenti menjadi loper koran dan distributor gula. Ia menjadi dosen tetap UPN Veteran Yogyakarta. Studi S-2 di UNS dia selesaikan dengan IPK 3,8 dan predikat cum laude.

Ia juga mendapat beasiswa S-3 di Universitas Indonesia, yang diselesaikannya selama 4,5 tahun. "Kalau ada kemauan, Tuhan memberikan jalan. Sesuatu yang tak mungkin, bisa mungkin asal ada cita-cita dan keberanian untuk mewujudkannya. Suka-duka hidup itu menjadi energi positif mencapai keberhasilan," katanya.

Asyik... Tersedia 25 Beasiswa S-1 ke Rusia

Senin, 1 Februari 2010 | 11:09 WIB


shutterstock
University of Moscow. Khusus beasiswa jenjang S-1 ini, skema beasiswa dari pemerintah Federasi Rusia ini senilai 1100 rubel atau 30,5 USD per bulan.

TERKAIT:

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Federasi Rusia menawarkan para pelajar dan peniliti Indonesia sebanyak 35 beasiswa untuk jenjang pendidikan S-1 (Bachelor), dan S-2 (Magister), dan jenjang S-3 (Aspirantura), pos-doktoral (Doktorantura), serta penelitian/pelatihan (Stazhirovka). Dari jumlah tersebut, 25 beasiswa disediakan khusus untuk jenjang S-1.

Beasiswa disediakan untuk semua ilmu alam, ilmu teknik, ilmu sosial, serta ilmu humaniora. Beasiswa tidak diberikan untuk mereka yang ingin menimba ilmu hubungan internasional, seni, dan olahraga. Untuk bidang studi hukum dan ilmu politik pun masing-masing hanya tersedia satu beasiswa, sedangkan kedokteran hanya tersedia dua beasiswa.

Beasiswa juga tersedia untuk ilmu-ilmu khusus seperti pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi dan manajemen, spesialisasi interdisipliner ilmu alam, geologi dan sumber daya mineral, eksplorasi mineral, ilmu energi dan teknik mesin pembangkit, metalurgi, konstruksi mesin dan pemrosesan material, penerbangan, roket dan teknologi angkasa, teknologi maritim, peralatan transportasi darat, teknologi pertambangan dan perlengkapan, teknik elektro, pengendalian alat-alat gedung; radioteknik dan komunikasi, automasi dan kontrol, komputer dan informatika, eksploitasi transportasi, teknologi kimia, reproduksi dan proses sumber daya kehutanan, teknologi makanan, teknologi komoditas konsumen, arsitektur dan ilmu konstruksi, geodesi dan kartografi; agrikultur dan perikanan, ekologi dan pemanfaatan alam, serta kesehatan dan keselamatan.

Syarat utamanya, usia pelamar tidak lebih dari 25 tahun dan saat mendaftarkan beasiswa ini tidak lebih dari 3 tahun setelah tamat SMU. Pelamar juga harus memiliki ijazah SMU setara ijazah SMU di Rusia dengan nilai rata-rata 8,0 atau 80 % untuk mata pelajaran sesuai program studi/jurusan pilihan dan tidak ada angka merah untuk mata pelajaran lain.

Sebelum menimba ilmu, pelamar akan terlebih dulu mengikuti fakultas persiapan selama 1 tahun untuk mempelajari Bahasa Rusia dan mata pelajaran sesuai program studi/jurusan pilihannya.

Khusus beasiswa jenjang S-1 ini, skema beasiswa dari pemerintah Federasi Rusia ini senilai 1100 rubel atau 30,5 USD per bulan, tiket pesawat pergi-pulang Rusia-Indonesia sekitar 900 USD, serta biaya penjemputan atau transportasi dari airport ke tempat tujuan dan registrasi paspor minimal 250 USD (kecuali untuk kota-kota di luar Moskow).

Selain itu, pemerintah Rusia juga akan memberikan asrama mahasiswa sebagai hunian di sana. Hanya, ongkos sewanya dibebankan kepada penerima beasiswa yang nilainya sekitar 30 USD per 6 bulan.

Tertarik? Keterangan lengkap mengenai beasiswa ini bisa menghubungi Defri Mustika (defri_mustika@yahoo.com) di Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia (PIPKR) pada hari kerja Senin-Jumat, 11.00-17.00 WIB. Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia, Jl. Diponegoro 12, Menteng, Jakarta 10310/Tel : 021-31935290.