Kamis, 11 November 2010

2011, Kartu ATM Mulai Pakai "Chip"

Perbankan
Kamis, 11 November 2010 | 15:44 WIB

SHUTTERSTOCK
ilustrasi


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) kemungkinan besar akan mewajibkan seluruh kartu ATM (debet) menggunakan tekhnologi berbasis chip pada triwulan I-2011.

"Kewajiban untuk menggunakan tekhnologi chip sudah diatur dalam ketentuan BI," kata Deputi Gubernur BI bidang Sistem Pembayaran S Budi Rochadi pada peresmian "Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI)" di gedung BI Jakarta, Kamis (11/10/2010).

Menurut dia, penggunaan chip untuk kartu ATM terlambat diimplementasikan, dibandingkan kartu kredit, karena masih perlu dilengkapi dengan ketentuan yang mengatur terkait waktu implementasi, perlakukan dalam masa transisi, dan hal lain yang berkaitan dengan implementasi migrasi chip dimaksud.

"Harapan kami, setelah proses pembentukan lembaga terkait proses migrasi chip selesai, yaitu key management dan certification body, maka pada triwulan pertama 2011 migrasi chip sudah mulai dilaksanakan," papar Budi.

Dijelaskan, migrasi kartu ATM dari magnetic stripe ke kartu chip merupakan solusi mengatasi sejumlah kasus kartu ATM beberapa waktu lalu. "Misalnya kasus fraud pada penggunaan kartu ATM yang meresahkan beberapa waktu lalu," papar Budi.


tribunnews.com
Sumber :
Penulis: Hasanuddin Aco | Editor: Erlangga Djumena

Panel Surya di Luar Angkasa, Mungkinkah?

Kamis, 11 November 2010 | 11:34 WIB

NASA
Ilustrasi panel surya di luar angkasa

KOMPAS.com - Mencari solusi dari krisis energi yang kini dihadapi, sebuah rencana baru penggunaan tenaga surya dicetuskan. Dengan rencana baru itu, sinar matahari akan dikumpulkan langsung di luar angkasa menggunakan satelit dan akhirnya ditembakkan langsung ke bumi agar bisa dipergunakan.

Inisiatif rencana tersebut datang dari mantan presiden India APJ Kalam dan National Space Society (NSS). Rencana itu diungkapkan pada hari Kamis tanggal 4 November yang lalu.

"Pengumpulan tenaga surya berbasis luar angkasa ini akan mengubah bumi menjadi planet yang bersih, menjanjikan dan membahagiakan," kata kalam saat menghadiri press conference rencana itu.

Rencananya sendiri secara detail adalah meluncurkan satelit yang memiliki panel surya berukuran besar. Satelit itu akan mengumpulkan energi matahari dalam jumlah besar dan kemudian mengubahnya menjadi gelombang mikro yang akan dipancarkan ke bumi. gelombang mikro itu lalu akan diubah menjadi energi listrik oleh antena penerima yang disebut rectenna.

Panel surya berbasis luar angkasa itu bisa diarahkan ke berbagai wilayah di bumi dan tidak akan terpengaruh oleh perubahan cuaca maupun pergantian siang dan malam. Hal tersebut dikatakan oleh Mark Hopkins, ketua komite eksekutif National Space Society.

Hopkins juga mengatakan, teknologi itu mampu mengirimkan energi dalam jumlah besar tanpa membahayakan lingkungan. " Teknologi ini tidak menghasilkan karbon dioksida. Jadi, sangat bersih dan merupakan sumber energi yang bisa diperbaharui," katanya.

Meski sangat menjanjikan, pengembangan teknologi ini masih menghadapi kendala teknis. Namun, kalam tetap percaya bahwa ide ini tetap bisa diwujudkan dalam 15 tahun ke depan. Ia akan berusaha untuk mengajak negara-negara G8 dan G13 untuk bergabung dan melaksanakan ide tersebut.

Pencetusan rencana ini menandai kerjasama Amerika Serikat yang diwakili NSS dengan India. Para pencetus gagasan percaya, eksekusi dari rencana ini tidak hanya menguntungkan dari sisi energi. "Kerjasama ini juga akan menciptakan lapangan kerja di kedua negara," jelas Hopkins.

Dalam kerjasama ini, Amerika Serikat akan memberi sumbangsih dalam biang teknologi sementara India akan berperan dalam mengupayakan ongkos produksi yang murah.

news.yahoo.com
Sumber :
Penulis: Yunanto Wiji Utomo | Editor: A. Wisnubrata

Rabu, 10 November 2010

Ancaman Baru di Era Twitter dan Facebook

Jumat, 22 Oktober 2010 | 11:08 WIB

Stefan Tenase

Oleh: Stefan Tanase,
Senior Security Researcher, Kaspersky Lab

KOMPAS.com - Siapa tak kenal Facebook dan Twitter? Pengguna Internet era ini pasti nyaris tak bisa lepas dari dua ajang gaul dunia maya itu. Facebook dan Twitter merupakan implementasi dari web 2.0.

Apa itu web 2.0? Ini merupakan generasi terkini yang paling mendunia dari web, di mana semua pengguna web dapat mempublikasikan dan menerima informasi secara bebas, untuk saling berkolaborasi dan sosialisasi. Jika di era web 1.0 kita hanya dapat mengakses informasi saja, dengan segala keterbatasannya, maka di web 2.0 kita dapat membagikan informasi yang kita punya, baik itu bersumber dari kita sendiri atau dari sumber lain. Kita juga dimungkinkan langsung berinteraksi dengan sesama pengguna web.

Dengan semua kelebihan itu, tak heran jika web 2.0 membuat banyak orang tertarik menggunakan Internet. Mereka yang awalnya tidak kenal dunia maya, menjadi penasaran dan ingin mencoba, sebab kehebohan daya tarik web 2.0 ini.

Memang menyenangkan, bahkan mencandui sebagian orang. Sehari saja tidak mengakses Facebook atau Twitter, rasanya ada yang kurang. Sayangnya masih banyak orang belum sadar bahwa semua kemudahan berbagi dan mengakses informasi itu disertai dengan ancaman lain, yaitu malware yang juga memanfaatkan celah-celah yang ada.

Seperti kita tahu, beragam aplikasi web 2.0 tidak hanya digunakan di rumah, namun juga di lingkungan korporat. Berarti ada banyak data penting perusahaan yang dapat menjadi target para pencipta malware. Pengguna sendiri tidak sadar bahwa dirinya menjadi target serangan, karena terlalu asik menikmati banyak kemudahan, bahkan juga asik bersosialisasi memperluas jejaring pertemanan maupun bisnis.

Yang lebih parah adalah jika pengguna tidak tahu kalau dirinya justru membantu serangan tersebut dan juga menjadi korbannya. Dari laboratorium virus kami, terlihat bahwa jejaring sosial kian popular menjadi sasaran pembuat malware. Setiap tahun, jumlah sampel malware yang berhubungan dengan jejaring sosial berlipatganda dibanding tahun sebelumnya.

Konsep anyar yang ditawarkan web 2.0 adalah mengubah gaya navigasi klasik menjadi jauh lebih interaktif. Bahkan pengguna bisa terus berhubungan melalui web 2.0 dengan perangkat bergeraknya seperti ponsel. Ya, ini seperti pemahaman di mana manusia terus menerus terhubung satu sama lain dengan web 2.0 sebagai medianya, dan beragam perangkat canggih yang mendukung. Di mana saja, kapan saja.

Malware sebelum web 2.0

Kini kita coba telaah apa yang membuat malware ikut menjadikan web 2.0 sebagai sasaran utamanya. Bagaimana malware menyebar sebelum era web 2.0?

Perjalanan virus komputer dan malware kira-kira sama dengan perjalanan informasi itu sendiri. Di masa lalu, informasi secara fisik dipindahkan dari satu komputer ke komputer lain menggunakan media penyimpanan yang bervariasi. Pada awal tahun 1980-an, informasi menyebar melalui jejaring data pribadi yang mahal. Baru kemudian perlahan jaringan tersebut mulai digunakan oleh kalangan pebisnis untuk email dan transmisi informasi. Pada akhir dekade 1990 mulai banyak kasus serangan virus pada komputer di ranah pribadi dan bisnis, yang biasanya menyerang melalui email.

Tanpa terasa World Wide Web begitu cepat berkembang menjadi sebuah platform yang sangat bernilai bagi pertukaran informasi, perdagangan global, dan produktivitas dunia kerja. Perlahan tapi pasti, kita sadar bahwa tak semua informasi bisa kita bagi ke semua orang. Di sinilah kita ketahui bahwa informasi menjadi sangat berharga, hanya layak dibagikan ke pihak tertentu dan menjadi berbahaya ketika bocor atau rusak.

Selama itu juga muncul yang disebut dengan Era worm internet, dimana terjadi serangan Code Red, Blaster, Slammer dan Sasser ke sejumlah jaringan korporat. Tidak ketinggalan virus Melissa yang juga menyerang email, serta datang melalui pesan instan atau aplikasi peer-to-peer. Semua menargetkan Microsoft, sebab memang sistem operasi itu paling banyak dipakai. Mereka menghadapi semua serangan itu dengan penambahan firewall, dam menjalankan sejumlah mekanisme mitigasi anti-worm. Pengguna juga diajak untuk rajin memperbarui aplikasi pengaman Windows.

Mengapa web 2.0 Menjadi Sasaran Empuk Malware dan Penjahat Cyber? Dalam tahun-tahun terakhir, situs jejaring sosial menjadi salah satu sumber informasi paling popular di Internet. RelevantView dan eVOC Insights memprediksi bahwa pada tahun 2009 situs jejaring sosial digunakan oleh 80 persen pengguna Internet seantero dunia, yang artinya lebih dari satu miliar orang.

Pertumbuhan popularitas ini sudah pasti diketahui oleh para penjahat krinimal dunia maya. Maka tak heran sejumlah situs menjadi sasaran utama malware dan spam, di samping sejumlah tindak kejahatan lain.

Situs jejaring sosial seperti Facebook, MySpace atau Twitter, telah memukau jutaan pengguna Internet, sekaligus juga pelaku kriminal cyber.

Separah apakah serangan terhadap jejaring sosial ini? Pada Januari 2008, sebuah aplikasi Flash bernama Secret Crush yang berisi link ke program AdWare terdapat pada Facebook. Lebih dari 1,5 juta pengguna mengunduhnya sebelum disadari oleh administrator situs.

Kaspersky Lab pada Juli 2008 mengidentifikasi sejumlah insiden yang melibatkan Facebook, MySpace dan VKontakte. Net-Worm.Win32.Koobface. menyebar ke seluruh jaringan MySpace dengan cara yang sama dengan Trojan-Mailfinder.Win32.Myspamce.a, yang terdeteksi di bulan Mei.

Twitter tak kalah jadi target, ketika pada Agustus 2009 diserang oleh penjahat cyber yang mengiklankan video erotis. Ketika pengguna mengkliknya, maka otomatis mengunduh Trojan-Downloader.Win32.Banload.sco. LinkedIn juga tak luput dari serangan malware pada Januari 2009, dimana penguna ditipu agar mengklik profil sejumlah selebriti, padahal mereka sudah mengklik link ke media player palsu. Sebulan kemudian YouTube menjadi incaran malware.

Bulan Juli 2009 kembali Twitter menjadi media infeksi modifikasi New Koobface, worm yang mempu membajak akun Twitter dan menular melalui postingannya, dan menjangkiti semua follower. Semua kasus itu hanya sebagian dari begitu banyak kasus penyebaran malware di seantero jejaring sosial.

Ancaman di era web 2.0

Akhir tahun 2008 Kaspersky Lab mengumpulkan lebih dari 43.000 file berbahaya yang berhubungan dengan situs jejaring sosial. Salah satu worm yang paling terkenal menyerang situs jejaring sosial adalah Koobface yang terdeteksi sebagai Net-Worm.Win32.Koobface. Worm ini popular saat sekitar setahun lalu menyerang akun Facebook dan MySpace.

Struktur umum serangan ke web 2.0 biasanya terdiri dari tiga langkah. Pertama, pengguna menerima link dari teman berupa informasi enarik, misalnya video klip. Kedua, pengguna diminta untuk menginstal program tertentu agar bisa menonton video itu. Ketiga, setelah diinstal, program ini diam-diam mencuri akun pengguna dan meneruskan trik serupa ke pengguna lain

Metode itu hampir sama dengan cara worm menyebar melalui email. Worm yang terdistribusi melalui situs jejaring sosial hampir 10 persen sukses menginfeksi. Koobface juga memberi link ke program antivirus palsu seperti XP Antivirus dan Antivirus2009. Program spyware tersebut juga mengandung kode worm.

Ancaman ke situs jejaring sosial jauh lebih mengerikan dari ke email. Mengapa? Selain terinfeksi worm, akun yang bersangkutan juga menjadi korban botnet, bahkan si pemiliknya juga terkena imbasnya. Botnet mampu mencuri nama dan pasword pengguna, lalu menyebarkan pesan palsu yang mampu merugikan pihak lain, seperti permintaan transfer uang. Jadi yang menjadi korban bukan hanya akunnya, melainkan pemilik akun itu sendiri, serta pihak lain yang dikirimi pesan palsu.

Sisi lemah manusia

Satu hal paling penting dari serangan terhadap web 2.0 adalah faktor komponen kelemahan manusia ,terutama ketika berhadapan dengan pengguna yang tidak paham bahwa komputernya sudah terinfeksi.

Situs jejaring sosial masa kini menawarkan kostumisasi tambahan dan fungsi berfitur kaya untuk berbagi konten personal, file foto, atau multimedia dengan sebanyak mungkin orang di dunia maya. Situs ini memungkinkan pengguna berbagi pikiran dan minat dengan sesama teman atau komunitas. Secara umum, pengguna situs jejaring sosial saling percaya satu sama lain. Ini artinya jika mereka menerima pesan dari temannya, maka akan langsung mengkliknya begitu saja tanpa kecurigaan pesan itu sudah disisipi oleh malware.

Hari ini masih banyak orang yakin bahwa menggunakan browser Web sama dengan melakukan window shopping atau pergi ke perpustakaan di dunia nyata. Takkan ada yang terjadi tanpa sepengetahuan mereka. Padahal di Web, sekali saja kita mengklik link yang salah, atau tanpa disengaja, maka sama artinya sudah mempersilakan pencuri atau pengintai masuk ke rumah kita. Ya, pencuri atau penyadap di dunia maya tidak kasat mata seperti halnya di dunia maya.

Ambil contoh, aplikasi penyingkat URL yang sering diperlukan di mikroblog seperti Twitter. Karena katakter pesan hanya dibatasi hingga 140 karakter, maka pengguna harus menggunakan aplikasi penyingkat URL saat menyisipkan link ke situs lain. Aplikasi penyingkat URL seperti TinyURL, Is.gd atau Bit.ly tidak akan memperlihatkan nama URL yang sesungguhnya. Cukup keterangan saja dan link yang sudah mereka ringkas.

Bayangkan jika akun si pengguna sudah disusupi Botnet tanpa ia sadari. Botnet akan menggunakan akun Twitter-nya, memposting "Klik foto saya yang imut ini" lalu diikuti URL yang sudah diringkas, maka teman-temannya akan langsung mengklik. Malware yang terkandung dalam link itu akan membawa si korban ke situs lain yang memang sudah dipersiapkan untuk"menjebaknya".

Situs jejaring sosial seperti Facebook biasanya berkolaborasi dengan situs-situs lain agar bisa saling terkoneksi. Mereka ini disebut sebagai partisi ketiga, alias pihak ketiga setelah facebook itu sendiri, dan penggunanya. Banyak kasus dimana partisi ketiga justru dijadikan vektor alias "kendaraan" dari penyerang.

Ada dua pertanyaan yang bisa kita ajukan untuk mendalami masalah ini. Berapa banyak pengguna Facebook menambahkan aplikasi partisi ketiga di profilnya? Berapa banyak yang mereka ketahui mengenai apa yang sesungguhnya dilakukan oleh aplikasi partisi ketiga itu?

Di atas kertas, para pakar mengatakan bahwa Facebook maupun jejaring sosial lain harus memikirkan ulang cara mereka mendesain dan mengembangkan application programming interface (API). Disebutkan bahwa provider jejaring sosial semestinya berhati-hati dalam mendesain platform dan API. Mereka harus hati-hari dengan teknologi sampingan yang dipakai para klien, misalnya JavaScript. Operator situs jejaring sosial sebaiknya memiliki developer yang cukup ketat dalam penggunaan API, yaitu yang mampu memberi akses ke sumber yang hanya benar-benar berhubungan dengan sistem.

Setiap aplikasi yang berjalan di situs jejaring sosial juga semestinya ada di lingkungan terisolasi untuk mencegah interaksi aplikasi dengan host Internet lainnya yang tidak berpartisipasi dalam situs tersebut.

Isu Privasi

Malware bukan hanya satu-satunya masalah ketika kita bicara mengenai situs jejaring sosial. Bagaimana data-data pribadi para pengguna bisa aman adalah pertanyaan lainnya. Lalu, seberapa susahnya sesungguhnya kita melindungi diri sendiri dan data-data kita di situs jejaring sosial?

Ketika orang jahat mendesain serangannya dengan apik, maka para pengguna perlu meningkatkan standar kewaspadaan keamanannya. Advis seperti "Jangan membuka file yang diterima dari sumber yang tidak diketahui" sudah tak lagi berguna, sebab aktivitas serangan sudah mampu menyamar dalam identitas teman yang kita kenal baik. Ini artinya kita bahkan tidak bisa mempercayai pesan atau file yang dikirimkan teman kita sendiri.

Salah satu lapisan perlindungan yang bisa ditambahkan ke browser adalah yang dapat mencegah eksploit. Pengguna sebaiknya melindungi dirinya dari worm XSS dengan hanya mengizinkan eksekusi kode JavaScript dari sumber terpercaya. Pengguna juga semestinya seminim mungkin berbagi alamat pribadi seperti nomor telepon, alamat rumah, dan informasi personal lain.

Memang agak sulit membatasi mana yang boleh dibagi dan yang tidak di situs jejaring sosial. Pada dasarnya setiap orang butuh privasi di belantara dunia maya. Jangan sampai juga kita menjadi korbam trik phishing klasik, terutama ketika muncul laman situs baru saat mengklik aplikasi partisi ketiga yang meminta kita melakukan log-in mengisikan nama, dan sejumlah data pribadi lain. Jika kita ragu atas keaslian laman itu, ada bagusnya kita kembali ke laman asli Facebook dengan mengetik ulang www.facebook.com.

Memang dibutuhkan perlindungan banyak lapis. Solusi keamanan Internet seperti anti-malware adalah pilihan terbaik, namun itu pun diperlukan update yang intens. Pengguna harus terus meningkatkan kewaspadaan dan tingkat keamanannya, sebab penyerang juga akan terus memperbanyak strategi.

Semua kasus yang kita bahas di atas hanya sebuah awal saja. Serangan terhadap situs jejaring sosial kini sudah ada dalam beragam tingkatan, mulai dari malware sampai phishing. Pelaku kriminal dunia cyber akan menggunakan vektor ke web 2.0 lebih dan lebih banyak lagi demi menyebarkan aplikasi berbahayanya. Namun evolusi serangan ke web 2.0 akan seiring juga dengan evolusi yang dilakukan web 2.0 itu sendiri.

Berikut adalah evolusi yang tengah terjadi pada web 2.0. Pertama, Mobilitas. Baik konten maupun tampilan untuk mengaksesnya akan lebih mobile, sehingga keterhantungan pada hardware untuk mengakses serta lokasi fisiknya akan berkurang. Makin bervariasi platform yang dipakai akan mempersulit pembuat malware untuk menerobosnya. Mereka akan kesulitan mengenai sistem operasi dan hardware apa yang akan dipakai si pengguna,.

Kedua, lokalisasi dan kontekstualisasi. Konten dan interface mobile membuat layanannya menjadi lebih baik bagi si pengguna. Semua disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Penjahat cyber mau tak mau juga akan memberlakukan perubahan paradigma ini untuk meningkatkan serangannya.

Ketiga, interoperabilitas. Jejaring sosial memungkinkan kita terkoneksi satu sama lain, maka harus ada sistem keamanan yang dibangun oleh jejaring dan penggunanya sendiri. Problem keamanan ini bisa mudah ditingkatkan jika jejaring sosial itu mulai menyatukan layanannya.



Artikel ini dipublikasikan dengan izin AVAR (Anti Virus Asia Researchers). Pertemuan AVAR 2010 akan diadakan tanggal 17-19 November 2010 di Nusa Dua, Bali mempresentasikan 30 paper sekuriti dari para pakar sekuriti dunia. Informasilebih lanjut di http://www.avar2010.org


Sumber : Vaksincom

With Slang and Reform Message, Obama Wows Indonesian Students

Rabu, 10 November 2010 | 14:40 WIB


AFP
A woman reaches through the crowd to shake hands with US President Barack Obama after he delivered a speech at the University of Indonesia in Jakarta on November 10, 2010. Obama said Muslim-majority Indonesias national philosophy of unity bewteen people of different faiths and ethnic backgrounds is an inspiration to the world.



JAKARTA, KOMPAS.com - U.S. President Barack Obama was given a rock star’s welcome at one of Indonesia’s biggest universities on Wednesday, where he charmed an audience with speech laced with local lingo and a message of reform.

The speech concludes a nostalgic visit to Indonesia, where Obama spent four years as a young boy, and the president spoke warmly of his childhood memories of the world’s most populous Muslim country.

“Assalamu’alaikum. Salam sejahtera,” Obama began, an Indonesian salutation meaning ’Peace be upon you, prosperous greetings’, which drew whoops of approval from a crowd clearly impressed by his surprisingly good accent and delivery.

The 6,000 students, staff and officials that crammed into the university’s stiffling graduation hall listening intently to his speech, bursting into rapturous applause each he spoke Indonesian or mentioned famous Jakarta landmarks such as Sarinah mall.

“Pulang kampung, nih,” he added, a slang phrase meaning “I’ve come home to the village”, prompting laughs and applause. “Indonesia is part of me,” he added in Indonesian.

After warming up his crowd with descriptions of the Jakarta of his youth — of friendly street vendors selling satay, of flying kites, and of chasing dragonflies in rice paddy fields — Obama dove into more serious topics like religion and democracy.

He evoked the memory of university students who protested peacefully for the overthrow of former dictator President Suharto, ushering in an era of democratic reform.

“Frayed relations"

He praised majority Muslim Indonesia’s relative religious harmony and promised the U.S. would work harder to find repair the “frayed relations” between the U.S. and the Islamic world. “I thought he was fantastic, especially what he said about religious harmony,” one impressed student, Triamy Verdita, told Reuters after the speech.

“I think it was good when he said many Americans don’t know about Indonesia and he called for many Americans to come and study here,” she said. Other students complained that a poor sound system made it difficult to hear clearly and that they had been forced to line up since dawn.

“Also, only invited students could hear him speak and most of the students were made to go home today and yesterday,” said Imaddudin Abdullah, an international relations student who was among those selected to attend.

“I thought what he said about democracy was very good but from what I can see, the goals of the reform era still haven’t been achieved in Indonesia.

Not everyone is prosperous, there’s no economic democracy,” he said. “Look at the corruption all around.”

Graft remains rife in Indonesia, where it’s common to be asked for bribes by everyone from traffic police to judges. Judging by the loud applause and cheers, however, it appeared that the majority of students were very impressed both with Obama’s delivery and his message.

“He still knows about Indonesia, he still remembers the Indonesian language, he even remembered the name of a mall,” said Choky Ramadhan, a law student.

“His speech was too short. It was like watching a music concert,” he said. “We were left wanting more.”

Editor: Jimmy Hitipeuw | Sumber : reuters

Album Taylor Swift Tembus Satu Juta Kopi

Kamis, 4 November 2010 09:40 WIB

Ahli Jepang Ukur Volume Magma Merapi

Laporan wartawan KOMPAS.com Tjatur Wiharyo
Rabu, 10 November 2010 | 14:11 WIB


KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Lelehan lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Desa Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Senin (1/11/2010). Gunung Merapi mengeluarkan awan panas pada siang harinya dan mengakibatkan kepanikan pengungsi yang sedang berada di sejumlah barak pengungsian.


YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Mengukur volume magma Merapi dikatakan vulkanolog Jepang, Masato Iguchi, sebagai program utamanya. Hal tersebut dikatakannya ketika memantau aktivitas Merapi bersama dengan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, di Kantor BPPTK Yogyakarta, Rabu (10/11/2010).

"Berapa banyak magma yang tersisa menjadi program terpenting. Kami belum tahu berapa volume sekarang," ujar Iguchi. Ia berkunjung ke Indonesia untuk meneliti aktivitas Merapi saat ini, yang menurut sejumlah kalangan lain dari biasanya.

Ia akan bekerja dengan arahan dari Surono dan sejumlah ahli lain. Dikatakan Surono, kehadiran ahli asing bukan karena sumber daya manusia lokal tidak mampu, melainkan karena Merapi adalah laboratorium alam yang terbuka bagi semua peneliti.

"Ini bukan karena tidak mampu, tetapi karena Merapi adalah laboratorium alam, yang setiap ahli boleh menelitinya," ujar Surono.

Editor: Tri Wahono |

Dimana Michelle Obama Mengenakan Kerudungnya?

Rabu, 10 November 2010, 14:00 WIB

Reuters
Michelle Obama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penampilan Michelle Obama yang mengenakan jilbab saat berkunjung ke Masjid istiqlal menyedot perhatian publik Indonesia. Warga Twitter dan situs jejaring sosial lain, masih membahas tentang siapa yang mendandaninya dan pertanyaan lain: apakah dia membawa jilbab dari Amrik? Atau protokol istana yang menyediakan? Dimana dia mulai mengenakannya?

Imam masjid Istiqlal Jakarta, KH Ali Mustafa yakub menyatakan, Michelle telah mengenakan kerudung sejak turun dari mobil. Artinya, dia sudah menyiapkan jauh sebelum sampai di Istiqlal. Sejak di mobil sudah berpakaian seperti itu (berkerudung)," ujar Ali Mustafa saat ditemui di Masjid Istiqlal

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengunjungi Masjid Istiqlal selama 15 menit. Pada kesempatan itu, Obama juga menuliskan secarik kertas yang berisi testimoni kedatangannya ke Istiqlal.

Dalam surat tersebut, Obama mengaku sangat senang bisa berkunjung ke Masjid Istiqlal, dimana masjid terbesar di Asia Tenggara tersebut merupakan simbol umat Islam Indonesia. Surat tersebut kemudian diserahkan kepada Imam Besar Masjid Istiqlal, Ali Mustafa Yakub.

Surat tersebut ditandatangani sendiri oleh Obama dan istri Michelle Obama.

Berikut isi Surat Obama:

"I am honored to have had an opportunity to visit this magnificent mosque, which stands as a symbol of the role of Islam in guiding the lives of millions of Indonesian. I hope my visit promotes greater understanding between people of different countries and different faith for we are all children of God."

(Saya merasa terhormat mendapatkan kesempatan mengunjungi masjid yang luar biasa, yang menjadi simbol peranan Islam dalam menuntun kehidupan jutaan warga Indonesia. Saya berharap kunjungan saya untuk meningkatkan pemahaman antara orang-orang yang berbeda negara dan agama karena kita semua anak Tuhan.)

Red: Siwi Tri Puji B