Rabu, 10 November 2010

Ahli Jepang Ukur Volume Magma Merapi

Laporan wartawan KOMPAS.com Tjatur Wiharyo
Rabu, 10 November 2010 | 14:11 WIB


KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Lelehan lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Desa Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Senin (1/11/2010). Gunung Merapi mengeluarkan awan panas pada siang harinya dan mengakibatkan kepanikan pengungsi yang sedang berada di sejumlah barak pengungsian.


YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Mengukur volume magma Merapi dikatakan vulkanolog Jepang, Masato Iguchi, sebagai program utamanya. Hal tersebut dikatakannya ketika memantau aktivitas Merapi bersama dengan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, di Kantor BPPTK Yogyakarta, Rabu (10/11/2010).

"Berapa banyak magma yang tersisa menjadi program terpenting. Kami belum tahu berapa volume sekarang," ujar Iguchi. Ia berkunjung ke Indonesia untuk meneliti aktivitas Merapi saat ini, yang menurut sejumlah kalangan lain dari biasanya.

Ia akan bekerja dengan arahan dari Surono dan sejumlah ahli lain. Dikatakan Surono, kehadiran ahli asing bukan karena sumber daya manusia lokal tidak mampu, melainkan karena Merapi adalah laboratorium alam yang terbuka bagi semua peneliti.

"Ini bukan karena tidak mampu, tetapi karena Merapi adalah laboratorium alam, yang setiap ahli boleh menelitinya," ujar Surono.

Editor: Tri Wahono |

Tidak ada komentar: