BANDUNG, KOMPAS.com — Seniman Kang Ibing meninggal dunia di Rumah Sakit Al Islam Bandung, Kamis (19/8/2010) sekitar pukul 21.00. Seniman legendaris Jawa Barat yang terkenal dengan perannya sebagai Kabayan ini meninggal karena sakit.
"Engke Peuting Urang Balik"
ISTRI almarhum pelawak Raden Aang Kusmayatna Kusumadinata alias Kang Ibing, Nieke (kiri) menangis di samping menantunya, di dalam ambulans yang membawa jenazah suaminya dari ruang jenazah RS Al Islam, Jln. Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Kamis (19/8) malam.* ADE BAYU INDRA/"PR"
"ENGKE peuting urang balik (Nanti malam saya pulang)," begitu kata Kang Ibing yang sore itu, Kamis (19/8) berada di Sumedang, menjawab telefon sahabatnya Aom Kusman. Akan tetapi, ternyata kalimat itu bermakna lain. Kang Ibing malam itu pukul 20.45 WIB "pulang" dalam arti yang sebenarnya, pulang ke hadirat Illahi.
"Saya benar-benar tidak mengira dia balik dalam arti yang sebenarnya. Saya baru selesai tarawih ketika ditelefon, saya hampir tidak ketemu. Kami janji bertemu malam ini," tutur Aom Kusman, dengan suara tertahan.
Berita wafatnya komedian Sunda Kang Ibing (Raden Aang Kusmayatna Kusumadinata) membuat kaget sejumlah seniman-budayawan Sunda. Mereka merasa kehilangan seorang sosok komedian yang sulit dicari gantinya, seorang komedian multitalenta. Tak hanya dalam melontarkan heureuy-nya (lelucon) yang khas cerdas, tetapi juga minat dan kemampuannya dalam dan kuat pada berbagai seni tradisi Sunda. Dari mulai kawih, sastra, sampai menjadi seorang mubalig.
"Heureuy-nya di luar dugaan dan tidak sekadar heureuy, tetapi juga kritis penuh sindiran tanpa orang merasa tersinggung," ujar Aom Kusman.
Dalam pandangan Aom Kusman yang telah mengenal Kang Ibing semasa di Daya Mahasiswa Sunda (Damas) tahun 1968 atau ketika keduanya berduet di Radio Mara tahun 1970-an, Kang Ibing memiliki talenta yang lengkap sebagai seorang seniman. Hal yang juga disebutkan oleh budayawan Dana Setia dan pengamat film Eddy D. Iskandar. Menurut Eddy, Kang Ibing memiliki multitalenta seperti Bing Slamet, menyanyi, melawak, akting.
"Tetapi, lebih dari itu Kang Ibing adalah seorang penulis karya sastra. Inilah kelebihan almarhum. Bahkan, sastrawan Rustandi Kartakusumah pernah menyebut Kang Ibing sebagai Anton Chekov Indonesia," ujar Eddy D. Iskandar, penulis skenario film "Kabayan Saba Kota" yang dibintangi Kang Ibing.
"Dialah satu-satunya pelawak Sunda yang bisa tampil sendiri. Dia tak pernah kehabisan ide dalam melontarkan joke-joke-nya. Tak ada yang bisa seperti Kang Ibing. Sebagai seorang mubalig, Kang Ibing bisa membawakannya lewat seni bertutur khas Sunda yang komunikatif," ujar Eddy.
"Dia sosok orang Sunda yang lengkap. Tak hanya heureuy, tetapi dalam syiar Islam dan kesehariannya," tutur Dana Setia menimpali.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Jabar Uu Rukmana mengatakan, masyarakat Jabar kehilangan seniman besar serbabisa yang sangat peduli untuk mengangkat budaya Sunda. "Kang Ibing bukan hanya komedian Sunda yang menasional, tetapi juga mubalig yang tidak melepaskan unsur-unsur budaya sebagai pendekatan yang jenius untuk menyebarkan syiar Islam," katanya.
Kang Ibing, kata Uu, adalah sosok yang lengkap. Tidak hanya melawak tetapi juga pandai menyanyi, menyair, dan menguasai sejumlah kesenian daerah Sunda. Salah satu ciri masyarakat Sunda adalah bertani dan beternak. Kang Ibing pun melakukan itu. dia beternak domba garut dan menghasilkan bibit-bibit domba adu yang tangguh.
Seniman-seniman Sunda, menurut Uu, harus belajar banyak dan meneladani Kang Ibing baik di dunia seni maupun keagamaan. "Ketika dia tidak lagi aktif di panggung hiburan, dia mengalihkan aktivitasnya ke mimbar ceramah," kata Uu.
Akhirnya, malam itu, seperti janji mereka, Aom Kusman dan Kang Ibing bertemu. Akan tetapi, seperti dikatakannya pada Aom Kusman, Kang Ibing memang sudah pulang, "Engke peuting urang balik." (Lia Amalia/Ilham Pratama/Joko Pambudi/Tia Komalasari/"PR"/Ahda Imran)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar