Kamis, 28 Mei 2009

Penjahat Cyber Manfaatkan “Google”

Botnet memanipulasi hasil cari Google, menginjeksi iklan dan link tanpa diketahui user.

Muhammad Firman
Kamis, 28 Mei 2009, 13:35 WIB


(VIVAnews)

VIVAnews - Di masa lalu, untuk menjaga agar komputer tidak terinfeksi dan informasi tidak dicuri, pengguna hanya perlu menghindari situs web jahat atau mencurigakan. Kini, malware tidak lagi eksklusif untuk situs-situs jahat. Situs-situs resmi pun dapat juga terinfeksi dan meneruskan ancaman kepada pengunjung situs yang tidak menyadari.

Baru-baru ini, Symantec Security Response mengamati situs-situs web terinfeksi yang menyusupi komputer pengunjung situs dan menjadikannya bagian dari botnet, yakni kumpulan komputer yang telah diambil alih oleh penjahat cyber. Botnet ini memanipulasi hasil pencarian Google, menginjeksi iklan-iklan dan link-link tanpa diketahui oleh pengguna yang terinfeksi.

“Malware tersebut sepertinya telah mengalirkan dolar dari Google dengan cara menginjeksikan iklan-iklan dan link-link untuk pencarian-pencarian tertentu,” kata Ronnie Ng, Manager System Engineering Symantec Indonesia pada siaran pers yang VIVAnews kutip 28 Mei 2009. “Pengguna yang terinfeksi akan menerima link pengganti yang mengarah ke situs web jahat dan palsu dalam pencarian mereka di Google,” ucapnya.

Pada tahun 2008, Symantec mengamati serangan web dari 808.000 situs yang umum diakses seperti situs berita, travel, ritel online, game, real estat, pemerintah dan sebagainya. Jadi, keyakinan umum bahwa kita akan aman bila hanya mengunjungi situs-situs yang baik tidak berlaku lagi.

Menurut Ronnie, salah satu tindakan preventif paling penting adalah dengan membuat software se-up-to-date mungkin. Software yang dimaksud meliputi sistem operasi, aplikasi, web browser dan software plug-in. Selain itu, pengguna juga perlu untuk selalu berhati-hati ketika menjelajahi dunia maya.

• VIVAnews

Tidak ada komentar: