Rabu, 27 Mei 2009 | 20:51 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com — Rencana pembangunan kawasan wisata di sekitar Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, dinilai akan mengancam fungsi fasilitas penelitian tersebut. Kementerian Riset dan Teknologi menjamin, izin pembangunan kawasan wisata itu tidak akan dikeluarkan.
"Jaminan ini adalah hasil kesepakatan Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Lingkungan Hidup, Departemen Budaya dan Pariwisata, dan Departemen Pendidikan Nasional," kata Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman di Bandung, Rabu (27/5).
Menurut Kusmayanto, rencana pembangunan itu sendiri sekarang tengah berada di tingkat pengajuan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Rencananya, pembangunan itu akan dihambat dalam pengajuan ini. Kementerian Lingkungan Hidup akan menolak rekomendasi pengajuan amdal meski ada persetujuan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah.
Langkah ini, menurut Kusmayanto, terpaksa diambil karena beberapa surat protes yang dilayangkan kepada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat belum ditanggapi. Di antaranya, surat rekomendasi penghentian pembangunan oleh empat kementerian dan departemen serta surat permintaan penghentian pembangunan dari Rektor Institut Teknologi Bandung, dua periode berturut-turut.
Menurut Kepala Observatorium Bosscha Taufik Hidayat, langkah ini diambil setelah ada rencana pengembang membangun kawasan wisata di Desa Lembang dan Desa Gudang Kahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Letak kawasan itu hanya beberapa ratus meter dari Observatorium Bosscha. Taufik khawatir, pembangunan itu memperbesar polusi cahaya dan gelombang listrik yang akan mengganggu kegiatan penelitian astronomi.
"Hal ini sudah saya sampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Secara lisan, beliau mengatakan agar Bosscha dilestarikan keberadaannya," katanya. Menurut Kusmayanto, peran Bosscha terlalu penting untuk diabaikan.
Bosscha adalah pusat peneropongan terpenting dunia bagi kawasan Langit Selatan. Bosscha banyak memberikan sumbangan penelitian bagi keadaan iklim dan penerbangan yang ada di Langit Selatan.
"Bosscha juga penting bagi pendidikan astronomi. Sejak dahulu, Bosscha menjadi sarana belajar calon astronom. Bahkan, nama besar ITB di tingkat internasional banyak terangkat seiring kemasyhuran Bosscha," kata Kusmayanto.
Selain itu, Bosscha juga menjadi sejarah penting perkembangan dunia. Bosscha termasuk salah satu peneropongan bintang yang berusia tua dan telah memberikan banyak peneropongan monumental.
"Observatorium Bosscha sempat akan dipindahkan ke Nusa Tenggara Timur. Namun, bila dilakukan, sama saja mengubah sejarah astronomi dunia. Selain itu, biaya yang besar tentu harus dikeluarkan pemerintah untuk mewujudkannya," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar