Sabtu, 30 Mei 2009

Soal SNMPTN Mendatang Berubah


KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Ilustrasi Ujian nasional SMA.


Jumat, 29 Mei 2009 | 04:03 WIB


JAKARTA, TRIBUN - Materi soal untuk seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri pada 1-2 Juli mendatang dibuat berbeda dari materi soal tahun lalu. Selain materi soal yang tidak lagi mengulang soal-soal yang tercakup dalam ujian nasional SMA atau sederajat, calon mahasiswa juga menghadapi tes potensi akademik.

Hal tersebut dikatakan Haris Supratno, Ketua Umum Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2009, di Jakarta, Kamis (28/5), seusai acara penandatanganan nota kesepahaman tentang sistem pembayaran SNMPTN Tahun 2009 antara PT Bank Mandiri Tbk dan Panitia SNMPTN 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Haris dan Direktur Korporasi Bank Mandiri Riswinandi.

Haris yang juga menjabat Rektor Universitas Negeri Surabaya mengatakan, materi soal-soal SNMPTN untuk bidang studi dasar (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika) serta bidang studi IPA (Fisika, Kimia, Biologi)/IPS (Ekonomi, Sosiologi, Sejarah, dan PPKN) akan bersifat prediktif, yang bertujuan untuk mengetahui potensi calon mahasiswa sesuai dengan program studi pilihannya. Adapun tes potensi akademik atau semacam tes psikologi menampilkan soal-soal yang bersifat analisis, logika, dan argumentatif.

”Kami ingin membuat tes SNMPTN sebagai tes untuk mengetahui kemampuan dasar dari calon mahasiswa menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Karena itu, soal-soalnya harus dibuat berbeda dengan soal-soal ujian nasional SMA,” ujarny a .

Menurut Haris, hasil tes SNMPTN tahun ini diberi bobot yang berbeda. Tes potensi akademik bobotnya 30 persen dan bidang studi 70 persen. Khusus program studi yang ada ujian praktiknya, seperti seni dan olahraga, pembobotan 60 persen untuk tes potensi akademik dan bidang studi, sedangkan bobot tes praktik ditetapkan 40 persen.

Mulai tahun ini, calon mahasiswa yang mesti menjalani ujian praktik tidak harus ikut ujian di perguruan tinggi yang dipilih. Mereka bisa mengikuti ujian praktik pada 3-4 Juli di PTN yang terdekat dengan domisili calon mahasiswa asalkan PTN itu mempunyai program studi seni atau olahraga.

Masa pendaftaran
Pembayaran untuk pembelian formulir SNMPTN yang diikuti 57 PTN dibuka lebih panjang dibandingkan dengan tahun lalu, yakni 1-26 Juni. Calon mahasiswa dapat melakukan pembayaran pembelian formulir di semua kantor cabang Bank Mandiri, baik secara langsung maupun memanfaatkan internet banking dan ATM.

Riswinandi mengatakan, layanan untuk pembayaran pembelian formulir SNMPTN lewat Bank Mandiri dimulai sejak tahun 2008. Pelayanan akan ditingkatkan supaya tidak terjadi antrean panjang.

Biaya pembelian formulir pendaftaran SNMPTN untuk Kelompok IPA/IPS sebesar Rp 150.000, sedangkan Kelompok IPC Rp 175.000. Tahun ini, daya tampung calon mahasiswa di 57 PTN diperkirakan 85.000-90.000 kursi.

Penukaran formulir pendaftaran pada 15-26 Juni, pengembalian formulir pada 15-27 Juni, dan pelaksanaan SNMPTN pada 1-2 Juli. (ELN/KCM)

Bandung Car Free Day di Jalan Diponegoro

• Ditutup Selama 4 Jam

Boyke Sofana
Pelaksanaan Car Free Day atau hari bebas kendaraan bermotor yang akan dilaksanakan Sabtu (30/5) pagi. Ruas-ruas jalan tersebut akan ditutup selama empat jam untuk kegiatan Car Free Day.


Sabtu, 30 Mei 2009 | 01:32 WIB

BANDUNG, TRIBUN - Warga Bandung diimbau menghindari Jalan Diponegoro, Ir H Djuanda, serta Dayang Sumbi pada pelaksanaan Car Free Day atau hari bebas kendaraan bermotor yang akan dilaksanakan Sabtu (30/5) pagi. Ruas-ruas jalan tersebut akan ditutup selama empat jam untuk kegiatan Car Free Day.

Kasat Lantas Polwiltabes Bandung AKBP Prahoro Tri Wahyono kepada wartawan mengatakan, sebelum acara Car Free Day di Jalan Diponegoro, akan ada naik sepeda bersama. "Start-nya di Jalan Ir H Djuanda di depan rumah Wagub," kata Prahoro, Jumat (29/5).

Prahoro menambahkan, sebelum start, akan ada pengalihan lalu lintas di Jalan Ir H Djuanda, tepatnya di dekat tempat start. "Rencananya sepeda akan dikumpulkan di Jalan Dayang Sumbi," ujarnya. 

Kendaraan dari arah Sumur Bandung tak bisa masuk ke Dayang Sumbi dan diteruskan ke Taman Sari serta Ganesha. Saat start, otomatis Jalan Ir H Djuanda untuk sementara ditutup.

Para peserta kemudian berbelok kiri di Cikapayang ke Jalan Surapati. Setelah Lapangan Gasibu, sepeda dibelokkan ke kanan masuk Jalan Sentot Alibasyah, dan finis di Jalan Diponegoro.

Prahoro menuturkan, sejak pukul 07.00 hingga 11.00 Jalan Diponegoro akan ditutup total untuk kendaraan bermotor. "Yang dari Jalan Supratman bisa belok ke Jalan Ciliwung," ucapnya.

Karena itu, ia mengimbau warga yang tak mempunyai kepentingan untuk menghindari Jalan Diponegoro dan sekitarnya. Pasalnya, jalan-jalan di sekitar itu juga dipakai untuk mengalihkan empat trayek angkutan kota.

Dikatakan Prahoro, setelah rombongan sepeda melalui Dago, Jalan Ir H Djuanda kembali bisa dilalui masyarakat umum. "(Jalan) Dago tidak ditutup," imbuhnya.

Menurutnya, pengalihan acara dari Jalan Ir H Djuanda ke Diponegoro merupakan permintaan kepolisian. Pasalnya, jika jalan tersebut ditutup, akan terjadi kemacetan di beberapa ruas jalan.

"Jalan Dago merupakan tujuan wisata. Apalagi Sabtu dan Minggu banyak wisatawan yang datang. Kemarin saja ketika pengamanan RI 1 dan RI 2 jalan ditutup lima menit, langsung macet," jelasnya.

Pihaknya semula menyarankan acara dipindahkan ke Tegallega, Sabuga, atau Diponegoro. "Yang disetujui ternyata di Diponegoro," sebutnya.

Untuk mengamankan jalannya rombongan sepeda dari Dago ke Diponegoro, pihaknya akan menurunkan sedikitnya 100 personel Satuan Lalu Lintas. "Itu dari Polwiltabes dan Polresta Bandung Tengah," tambahnya.

Secara terpisah, Anindito, Koordinator Balad Kuring yang juga ketua pelaksana kegiatan Car Free Day, mengatakan, acara itu akan dimeriahkan sejumlah artis, seperti Nugie dan Imel and friends. Bahkan Nugie direncanakan hadir pada acara pembuka untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Sepanjang Jalan Diponegoro tersebut, kata Anindito, akan diisi oleh puluhan stan yang terbagi dalam zona kertas, organik, anorganik, gaya hidup, konsumen hijau, masyarakat umum, dan pendukung. Panggung utama, kata Anindito, akan ditempatkan di depan gerbang barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro. Panggung itu akan menghadap ke timur atau menghadap ke jajaran semua stan.

Panggung utamanya, ditambahkan Anindito, akan dibuat secara sederhana di atas truk berukuran panjang sekitar 17 meter. Truk tersebut merupakan truk milik perusahaan Waste Management Indonesia. (tis/ddh)

Kamis, 28 Mei 2009

Tolak Pembangunan Kawasan Wisata di Sekitar Bosscha

Seorang astronom sedang memotret gerhana bulan di Observatorium Bosscha pada dini hari.


Rabu, 27 Mei 2009 | 20:51 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Cornelius Helmy Herlambang

BANDUNG, KOMPAS.com — Rencana pembangunan kawasan wisata di sekitar Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, dinilai akan mengancam fungsi fasilitas penelitian tersebut. Kementerian Riset dan Teknologi menjamin, izin pembangunan kawasan wisata itu tidak akan dikeluarkan.

"Jaminan ini adalah hasil kesepakatan Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Lingkungan Hidup, Departemen Budaya dan Pariwisata, dan Departemen Pendidikan Nasional," kata Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman di Bandung, Rabu (27/5).

Menurut Kusmayanto, rencana pembangunan itu sendiri sekarang tengah berada di tingkat pengajuan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Rencananya, pembangunan itu akan dihambat dalam pengajuan ini. Kementerian Lingkungan Hidup akan menolak rekomendasi pengajuan amdal meski ada persetujuan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah.

Langkah ini, menurut Kusmayanto, terpaksa diambil karena beberapa surat protes yang dilayangkan kepada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat belum ditanggapi. Di antaranya, surat rekomendasi penghentian pembangunan oleh empat kementerian dan departemen serta surat permintaan penghentian pembangunan dari Rektor Institut Teknologi Bandung, dua periode berturut-turut.

Menurut Kepala Observatorium Bosscha Taufik Hidayat, langkah ini diambil setelah ada rencana pengembang membangun kawasan wisata di Desa Lembang dan Desa Gudang Kahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Letak kawasan itu hanya beberapa ratus meter dari Observatorium Bosscha. Taufik khawatir, pembangunan itu memperbesar polusi cahaya dan gelombang listrik yang akan mengganggu kegiatan penelitian astronomi.

"Hal ini sudah saya sampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Secara lisan, beliau mengatakan agar Bosscha dilestarikan keberadaannya," katanya. Menurut Kusmayanto, peran Bosscha terlalu penting untuk diabaikan.

Bosscha adalah pusat peneropongan terpenting dunia bagi kawasan Langit Selatan. Bosscha banyak memberikan sumbangan penelitian bagi keadaan iklim dan penerbangan yang ada di Langit Selatan.

"Bosscha juga penting bagi pendidikan astronomi. Sejak dahulu, Bosscha menjadi sarana belajar calon astronom. Bahkan, nama besar ITB di tingkat internasional banyak terangkat seiring kemasyhuran Bosscha," kata Kusmayanto.

Selain itu, Bosscha juga menjadi sejarah penting perkembangan dunia. Bosscha termasuk salah satu peneropongan bintang yang berusia tua dan telah memberikan banyak peneropongan monumental.

"Observatorium Bosscha sempat akan dipindahkan ke Nusa Tenggara Timur. Namun, bila dilakukan, sama saja mengubah sejarah astronomi dunia. Selain itu, biaya yang besar tentu harus dikeluarkan pemerintah untuk mewujudkannya," katanya.

Penjahat Cyber Manfaatkan “Google”

Botnet memanipulasi hasil cari Google, menginjeksi iklan dan link tanpa diketahui user.

Muhammad Firman
Kamis, 28 Mei 2009, 13:35 WIB


(VIVAnews)

VIVAnews - Di masa lalu, untuk menjaga agar komputer tidak terinfeksi dan informasi tidak dicuri, pengguna hanya perlu menghindari situs web jahat atau mencurigakan. Kini, malware tidak lagi eksklusif untuk situs-situs jahat. Situs-situs resmi pun dapat juga terinfeksi dan meneruskan ancaman kepada pengunjung situs yang tidak menyadari.

Baru-baru ini, Symantec Security Response mengamati situs-situs web terinfeksi yang menyusupi komputer pengunjung situs dan menjadikannya bagian dari botnet, yakni kumpulan komputer yang telah diambil alih oleh penjahat cyber. Botnet ini memanipulasi hasil pencarian Google, menginjeksi iklan-iklan dan link-link tanpa diketahui oleh pengguna yang terinfeksi.

“Malware tersebut sepertinya telah mengalirkan dolar dari Google dengan cara menginjeksikan iklan-iklan dan link-link untuk pencarian-pencarian tertentu,” kata Ronnie Ng, Manager System Engineering Symantec Indonesia pada siaran pers yang VIVAnews kutip 28 Mei 2009. “Pengguna yang terinfeksi akan menerima link pengganti yang mengarah ke situs web jahat dan palsu dalam pencarian mereka di Google,” ucapnya.

Pada tahun 2008, Symantec mengamati serangan web dari 808.000 situs yang umum diakses seperti situs berita, travel, ritel online, game, real estat, pemerintah dan sebagainya. Jadi, keyakinan umum bahwa kita akan aman bila hanya mengunjungi situs-situs yang baik tidak berlaku lagi.

Menurut Ronnie, salah satu tindakan preventif paling penting adalah dengan membuat software se-up-to-date mungkin. Software yang dimaksud meliputi sistem operasi, aplikasi, web browser dan software plug-in. Selain itu, pengguna juga perlu untuk selalu berhati-hati ketika menjelajahi dunia maya.

• VIVAnews

Anelka Bangga Menjadi Muslim

THESUN.CO.UK

NICALOAS ANELKA; Gol ganda mengantarkan Chelsea ke puncak klasemen



By Republika Newsroom
Minggu, 24 Mei 2009 pukul 13:27:00

LONDON--Striker Chelsea itu membeberkan pengalaman religiusnya sebagai seorang muslim.

Nicolas Anelka termasuk sebagai pesepakbola papan atas dunia. Memperkuat Chelsea, dia menjadi salah satu pemain utama jika tidak sedang dibebat cedera.

Di lini depan The Blues, Anelka dikenal sebagai pemain yang kalem dalam bersikap, namun garang di depan lawan. Anelka juga terbilang pemain yang tenang dan tidak emosional.

Pemain asal Prancis itu pun membeberkan alasan yang melatarbelakangi sikap tenang di atas lapangan itu. Menurutnya, agama Islam menuntunnya untuk tetap menuntunnya bersikap arif.

"Saya menjadi seorang muslim sejak saya berusia 16 tahun," curhatnya dalam wawancara dengan majalah Arab, Super Magazine.

Sebelum menjadi seorang muslim, lanjut Anelka, dia adalah orang yang tidak memiliki agama alias atheis, bukannya Kristiani seperti yang diperkirakan oleh sebagian orang.

Menganut Islam diakui Anelka banyak membawa perubahan positif dalam hidupnya. "Islam banyak membantu saya untuk bisa bersikap tenang dan berkonsentrasi dan memiliki semangat tinggi."

"Saya senang menjadi seorang Muslim, sebuah agama yang tenang dan saya banyak belajar dari Islam," tutur pria yang mendapat panggilan Abd Al Salam bilal Anelka dari orang Arab itu.

Adapun Anelka bukan satu-satunya pesepakbola modern yang menganut Islam. Franck Ribery [memiliki panggilan nama Arab Bilal Ribery] dan Lilian Thuram juga tercatat sebagai seorang muslim. Baru-baru ini, Al Jazeera juga mendapat klarifikasi dari Thiery Henry dirinya ingin menjadi seorang muslim.goal/com/kem

Polisi Bekuk Komplotan Pemalsu Buku Nikah

Seorang Tersangka Mantan Ketua PTA Jabar

KEPALA Kepolisian Sektor (Kapolsek) Banjaran Ajun Komisaris Moch. Darkan (tengah) menunjukkan contoh buku nikah asli dan Wakapolsek Banjaran Inspektur Satu Eulis P.R. (kiri) menunjukkan contoh buku nikah palsu kepada wartawan di Mapolsek Banjaran, Jln. Raya Banjaran, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Rabu (27/5).* USEP USMAN NASRULLOH/"PR"



SOREANG, (PR).-
Komplotan pemalsu buku nikah yang meresahkan warga Kec. Banjaran, Kab. Bandung, berhasil diamankan Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Banjaran, awal Mei lalu. Tiga tersangka yang diciduk berinisal SM (59), AR (66), dan AK (64). Bahkan, salah seorang di antaranya mantan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jabar.

Kepala Kepolisian Resor Bandung Ajun Komisaris Besar Imran Yunus melalui Kapolsek Banjaran Ajun Komisaris (AKP) Moch. Darkan menjelaskan, ketiga tersangka mempunyai peran masing-masing. "AK yang merupakan Pembantu Petugas Pencatat Nikah (P3N) menjadi penghulu dengan menikahkan pasangan mempelai. Ia juga sekaligus berperan sebagai KUA bayangan yang mengisi, mengecap, dan menandatangani buku nikah pasangan yang dinikahkan," ujarnya di Mapolsek Banjaran, Rabu (27/5).

Sedangkan AR, memasok blangko-blangko nikah yang akan digunakan AK. Dia memperoleh barang-barang tersebut dari tersangka SM. Sementara yang mencetak semua keperluan tersebut adalah UR. Hanya, tersangka UR tidak turut diamankan polisi karena telah meninggal dunia sebelum kasusnya terungkap.

Selain mengamankan ketiga tersangka, polisi juga menyita barang bukti ratusan blangko buku nikah palsu, ratusan lembar akta cerai palsu, sejumlah blangko administrasi pernikahan, serta sepuluh stempel Pengadilan Agama Kab. Bandung, Kota Cimahi, Kota Bandung, dan KUA beberapa daerah.

Menurut Darkan, ada sejumlah perbedaan mencolok antara buku nikah asli dan produk yang diedarkan komplotan itu. Di antaranya, kualitas jilid cover depan buku nikah palsu lebih rendah dibandingkan dengan yang asli. "Perbedaan lain juga terlihat jelas dari besar huruf, warna, dan jenis kertas yang digunakan. Selain itu, lembaran plastik yang menjadi salah satu bagian buku juga berbeda," ujarnya pula.

Rp 400.000,00

Pada buku nikah asli, hologram terpasang rapi, tidak tampak seperti tempelan seperti halnya buku nikah palsu. Tulisan "Departemen Agama" yang terdapat pada lembaran buku hanya bisa tampak saat disinari ultraviolet.

Terungkapnya kasus ini bermula dari laporan Nanang (21), warga Kp. Batunangtung, Desa Pasirmulya, Kec. Banjaran. Dia melapor, karena buku nikah miliknya dinyatakan palsu. "Saya baru tahu saat akan membu"saat akta kelahiran anak," ucapnya.

Saat akan meregistrasi buku nikah bernomor 475/65/2007 di KUA Banjaran, sebagai salah satu prasyarat pembuatan akta, nomor tersebut telah tercatat atas nama pasangan suami istri yang lain. Dengan demikian, buku nikah yang milik Nanang dianggap tidak sah.

Penyelidikan kemudian dimulai dengan memintai keterangan AK , orang yang bertindak sebagai penghulu saat menikahkan Nanang dengan istrinya Reni Nurhayati (19) pada 2007. Nanang mengaku membayar Rp 400.000,00 kepada AK sebagai biaya nikah.

"Saya sama sekali tidak curiga atau berpikir harga tersebut terlalu mahal. Sebab, dia sudah lama bertindak sebagai penghulu," katanya.

Warga Desa Pasirmulya lainnya yang juga memperoleh buku nikah palsu ialah Nurrohmat (29). Ia yang menikah tahun 2002 dengan penghulu AK. Sedangkan biayanya Rp 350.000,00.

Seorang penghulu di KUA Banjaran Dadang Ahmad Jawahir mengatakan, biaya nikah hanya Rp 30.000,00. Itupun disetorkan langsung ke bank, tanpa harus menyerahkan kepada penghulu yang menikahkan.

"Kalau AK, dia memang pernah menjadi salah seorang P3N di Banjaran. Namun, yang bersangkutan mengundurkan diri sejak Januari 2009," katanya. (A-184)***

Zara Zettira, Kebaya dan Kisah Legenda

ISTIMEWA

KEBAYA WUNGU: Novel terbaru dari Zarra Zettira terinspirasi legenda Ratu Kencono Ungu dan kebaya sebagai warisan busana tradisional asli nusantara.




By Republika Newsroom
Rabu, 27 Mei 2009 pukul 17:06:00

JAKARTA-- Usai menelurkan novel berjudul Cerita Dalam Keheningan (Every Silent Has A Story), penulis Zara Zettira segera meluncurkan dua buah novel terbaru yang akan terbit dalam waktu dekat. Salah satunya diinspirasikan oleh busana tradisional asli Indonesia, kebaya.

"Alhamdulillah karena memang sudah jalannya, memang ada persiapan buku baru, yang pertama buku lanjutan Prahara Asmara dan buku yang kedua, proyek idealis saya yang berjudul "Kebaya Wungu"," ungkap Penulis novel kenamaan yang namanya berkibar pada era 1990-an kepada Republika Online ketika ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (27/5).

Tak jauh berbeda dengan buku sebelumnya, Zara tetap memasukan cerita cinta didalamnya. Akan tetapi yang membedakan dalam buku "Kebaya Wungu", Zara mempunyai misi untuk mempertahankan cerita-cerita legenda Indonesia yang dinilai terancam punah.

Diakui Zara, kecintaannya pada cerita Legenda "Ratu Kencono Ungu" lantas menginspirasi dirinya untuk membuat sebuah cerita cinta yang disisipi nuansa legenda namun ringan dan tidak sok nyastra.

"Ceritanya sih mau pelan-pelan mengembalikan legenda-legenda, minimal ada misi posistifnya tidak hanya cerita cinta belaka. Tapi didalamnya, orang-orang menjadi tahu tentang legenda seperti "Ratu Kencono Ungu" itu seperti apa?" tutur Pemilik nama lengkap Zarra Zettira Zainuddin Ramadai.

Nantinya, kata dia, seperti gaya penulisan sebelumnya, buku "kebaya Wungu" diusahakan dibuat sederhana dan tidak berat. Alasan ibu beranak dua itu, karena ketika buku dibuat sastra menjadi berat dan percuma karena tidak ada yang baca.

Menurut wanita pencinta olahraga yoga itu, buku "Kebaya Wungu" akan membahas ajaran reinkarnasi. Dia terinpirasi dari adat istiadat daerah Bali sebagai asal inspirasi reinkarnasi. Zara melihat, semua ajaran agama murni cenderung menakuti pemeluknya untuk mengajak berbuat baik dengan neraka sebagai simbolnya.

"Saya termasuk orang yang kurang setuju dengan cara seperti itu, menjadikan neraka untuk mengajak orang berbuat baik, padahal belum tentu neraka ada. Jadi, menurut saya cara seperti tidak efektif untuk mengajak orang berbuat baik," tegasnya.

Dikatakan Zara, jalinan cerita memang kental nuansa ajaran hindu yang nyaris mirip dengan ajaran jawa kuno yang menjadi latar belakang cerita tapi nuansa modern juga tidak ketinggalan. Selain, reinkarnasi, ajaran lain yang disisipkan dalam cerita adalah mengenai karma.

"Agama Hindu kan percaya tentang karma yang dikatakan kita hidup di dunia sudah menderita, kebayangkan kalau kita berbuat jahat akan seperti apa kita nanti," imbuh Ibu dari Alaya Eva Ramadi Zsemba (14) dan Zsolt George Zainuddin Zsemba (7).

Contoh lain, kata dia, ketika ada yang korupsi satu juta nantinya dikehidupan selanjutnya akan menjadi gembel. "Fenomena itu, saya percaya gitu. Saya sendiri takut banget untuk menolak menolong orang karena takut nanti ada yang menolak saya ketika diminta pertolongan, jadinya saya takut banget. Dan menurut saya itu lebih efektif ketimbang lebih takut masuk neraka atau surga yang katanya ada bidadari, maka saya memilih karma," ujar istri dari Zsolt Zsemba itu.

Misi Zara, tidak hanya sebatas mempertahankan cerita legenda yang sudah ada, tapi mencoba untuk mengemas sebuah penulisan dengan cara yang berbeda dengan tetap memberikan rangsangan untuk berpikir kepada para pembaca.

Diakui Zara, setiap karya tulisanya selalu meningkat secara perlahan dalam hal merangsang pembaca untuk berpikir. Dia merasa berkewajiban sebagai penulis untuk meciptakan rangsangan berpikir. Terlebih lagi dirinya juga menyadari, anak-anak muda sekarang jauh lebih kritis ketimbang zaman mudanya dulu.

"Sekarang mana ada anak muda yang nonton sinetron, zaman saya itu, kayak modelnya catatan si Boy yang oon gitu," ujarnya sembari tertawa.

Tak hanya mencoba merangsang pikiran pembaca, Zara juga menyisipkan paradigama pemikiran yang dinilainya salah. Terutama terkait masalah kebaya.

Selama ini, sejauh pengamatan Zara, kebaya kerap identik dengan orang tua, kolot, ketinggalan zaman dan sebagainya. Namun, berdasarkan pengalamannya tinggal di Kanada selama 10 tahun, dia bisa menggunakan kebaya dan yang dipadukan dengan celana jeans untuk sehari-hari.

Hasilnya, banyak masyarakat setempat yang begitu tertarik dan menanyakan apa yang dikenakan. Dengan buku "Kebaya Wungu" Zara mencoba memperbaiki paradigma mengenai kebaya.

Direncanakan, buku tersebut akan dirilis dalam waktu dekat, namun Zara tidak memberitahu kapan. Karena selama ini, dia berprinsip tidak pernah merencanakan sesuatu. Dia mencoba menjalankan segala sesuatu tanpa rencana dan mengalir. Siapa yang sudah mulai penasaran? (cr2/rin)

Sabun Antibakteri Membahayakan Kesehatan?



Rabu, 27 Mei 2009 | 17:11 WIB

KOMPAS.com - Jika dihitung, mungkin ada miliaran kuman dan bakteri yang hidup di lingkungan sekitar kita. Untuk menghindari kecemasan dari kemungkinan terjangkit penyakit, kita kerap melindungi diri dengan produk-produk antibakteri. Bukan cuma sabun atau cairan penyemprot saja, kini pasta gigi, plastik, hingga mainan anak pun mengklaim dilengkapi bahan antibakteri.

Antibakteri kerapkali menjadi senjata andalan bagi kita yang setiap hari dikelilingi kuman. Di sisi lain, para ahli kesehatan justru mengatakan penggunaan antibakteri sebenarnya tidak dibutuhkan karena akan membunuh koloni kuman yang dibutuhkan. Jadi, mana yang benar?

Menurut mereka, produk tersebut tak ada bedanya dengan produk pembersih lainnya. Bahkan, produk yang mengandung antibakteri dalam jangka panjang justru berpotensi membahayakan kesehatan.

Dari analisa dan perbandingan yang dilakukan Allison Aiello, PhD, asisten profesor epidemiologi dari Universitas Michigan, terhadap orang yang mencuci tangan dan sabun antibakteri dengan sabun biasa, terungkap tidak ada perbedaan antara keduanya.

"Tak ada perbedaan antara dua kelompok itu dalam jumlah bakteri di tangan atau terjangkit penyakit," katanya. Menurutnya, orang yang mencuci tangan dengan sabun antibakteri memang jumlah bakteri di tangannya hanya sedikit, tapi hanya bila mereka mencuci tangan selama 30 detik, 18 kali sehari, selama 5 hari berturut-turut.

Sabun antibakteri, ungkap para ahli, memang bisa mencegah penyakit namun hanya pada mereka yang rentan tertular penyakit, misalnya para perawat di rumah sakit. Selain itu, sabun antibakteri yang biasa dipakai di rumah sakit memiliki kandungan 10 kali lebih tinggi dibanding produk antibakteri yang dijual bebas.

"Sebenarnya kandungan antibakteri tidak bisa membunuh virus, yang mana jadi penyebab utama penyakit pada manusia, seperti flu, demam, atau sakit perut," kata Aiello lagi.

Karena populernya penggunaan sabun antibakteri, hasil riset mengungkapkan kandungan antibakteri telah masuk dalam aliran darah manusia. Dalam sebuah riset yang dilakukan Centers for Disease Control and Prevention diketahui kadar triklosan, agen antibakteri yang paling banyak dipakai, dalam darah manusia sudah cukup tinggi.

"Pada pemeriksaan tahun 2004, tiga perempat dari orang dewasa dan anak usia di atas enam tahun memiliki kadar triklosan yang bisa dideteksi," kata Antonia Calafat, peneliti utama dari CDC, AS.

Triklosan bisa masuk ke peredaran utama lewat kulit, membran selaput lendir di mulut, atau lewat usus besar. Padahal, studi percobaan menunjukan triklosan menyebabkan bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik.


AN
Sumber : WebMD