Senin, 11 Agustus 2008

Penumpang Senang, Sopir Percaya Diri


 MODEL angkot gaya baru jurusan Cijerah-Ciwastra yang diprakarsai Galeri Kolong Jembatan Layang Pasupati tengah melesat di Jln. Leuwipanjang, Kota Bandung, Sabtu (9/8).* LINA NURSANTY/"PR"


WAJAH Reni (37) terlihat agak ragu ketika akan menghentikan angkutan kota (angkot) di Jln. Leuwipanjang, Kota Bandung, Sabtu (9/8). Meski kedua matanya sudah dipicingkan, lengan kanannya urung dilambaikan. Angkot jurusan Cijerah-Ciwastra dengan nomor trayek 27 itu pun terus melesat meninggalkan Reni.

"Lho, itu angkot Cijerah ya? Kok gitu? kirain bukan," ujar Reni di Jln. Leuwipanjang, Kota Bandung, Sabtu (9/8). 

Reni mengaku kalinglap (pangling) melihat angkot yang biasa ia naiki. Angkot berpelat nomor D 1937 BP itu memang jurusan Cijerah-Ciwastra. Namun, angkot yang kebetulan ditemui Reni adalah angkot percontohan projek angkot gaya baru yang digagas Galeri Kolong Jalan Layang Pasupati, yang masih asing di mata Reni.

Angkot milik Yayan (31) itu dipermak oleh tim Galeri Kolong Jalan Layang Pasupati sehingga membuat Reni dan penumpang lainnya merasa pangling. Muka mobil ditempeli angka 27 sebagai penanda nomor trayek dengan desain menarik. Gambar rumput hijau mengelilingi muka bagian bawah angkot. Di samping kiri, kanan, dan belakang, terdapat gambar animasi berwarna mencolok. 

Yayan mengaku, ia merasa lebih percaya diri ketika mengendarai angkotnya. Respons penumpang pun menggembirakan. "Penumpang pada seneng. Saya juga percaya diri pastinya," katanya.

Menurut Yayan, ia diminta kesediaannya untuk merelakan angkotnya menjadi percontohan angkot gaya baru oleh Galeri Kolong Jalan Layang Pasupati. Atas kesediaannya itu, selama dua minggu terakhir, Yayan rela bolak-balik ikut pameran yang memamerkan angkot gaya baru itu. 

Selama angkotnya dipamerkan, Yayan tetap mendapat kompensasi berupa uang untuk menutupi setoran plus ongkos sopirnya. Yayan berharap, kelak angkot-angkot di Kota Bandung bisa didandani seperti angkot miliknya. 

Salah satu tanda angkot gaya baru yaitu bodi angkot yang ditempeli aneka gambar dan warna atraktif. Meski begitu, warna dasar bodi angkot tetap sesuai aturan yang diterapkan Dinas Perhubungan setempat. Ide kreatif membentuk angkot gaya baru itu dipertunjukkan dalam ajang Helarfest 2008, ajang untuk memamerkan ide-ide kreatif di Kota Bandung yang berlangsung sejak akhir Juli hingga akhir Agustus mendatang. 

Menurut Irvan A. Noeman dari Galeri Kolong Jembatan Layang Pasupati, dalam projek angkot gaya baru, angkot-angkot akan diberikan gaya yang baru sehingga menjadi enak dilihat dan sesuai dengan peraturan yang ada. Pada setiap angkot juga akan ditempelkan peta tujuan atau orientasi yang memudahkan penumpang saat menggunakannya. 

Selain angkot gaya baru, galeri ini juga memprakarsai ide kreatif membuat narrow car (mobil sempit). Saat ini, narrow car masih dalam tahap pengerjaan desain. Salah seorang desainernya, Mizan Allan de Neve, menargetkan prototipe narrow car bisa diluncurkan akhir tahun ini. 

Sesuai namanya, narrow car hanya berkapasitas tiga penumpang dan seorang sopir. Lebarnya tidak lebih dari satu meter, sedangkan angkot yang seperti saat ini kita temui memiliki lebar 1,5 meter. Mesin yang digunakan yaitu mesin diesel tidak lebih dari 500 cc. "Kenapa mesin diesel, agar bisa memakai bahan bakar alternatif seperti yang berbahan minyak goreng sekalipun," ungkapnya. 

Syarat utama kelahiran narrow car di antaranya sistem transportasi massal seperti monorel sudah berjalan. Untuk menjangkau jalan-jalan kecil, solusinya tidak lagi dengan angkot, ojek, atau becak. 

"Angkot juga kan tingkat keterisiannya rendah. Paling dua atau tiga orang. Narrow car ini kami sebutkan sebagai bentuk kompromi dari angkot, ojek, dan becak," katanya. 

Salah satu merek mobil diesel Amerika, Scout International, kata Mizan, sudah bersedia jika lisensinya digunakan narrow car. Ia mengaku kesulitan memperoleh lisensi dari merek-merek mobil Jepang, sedangkan di Indonesia belum ada. Ia menargetkan, narrow car bisa dioperasikan pada 2010 bersamaan dengan peluncuran projek monorel di Kota Bandung. (Lina Nursanty/"PR") ***

1 komentar:

Unknown mengatakan...

alus angkotna, coba lamun angkot di bandung siga kitu kabeh, pasti bakal loba turis anu datang ka bandung, nu hayang ngajaran naik angkot, pasti angkot teh moal sepi deui..... he he he he he !!!!!