NASA/JPL-Calech/University of Arizona
Ilustrasi saat Phoenix Mars Lander mendarat di permukaan Mars.
Senin, 26 Mei 2008 | 08:43 WIB
PASADENA, SENIN - Wahana ruang angkasa Phoenix milik NASA telah berhasil menembus atmosfer Mars dan mendarat dengan selamat di wilayah kutub utara planet merah itu. Pendaratan Senin pagi (26/5) merupakan awal ekspedisi selama 90 hari di mana wahana akan menggali lapisan es Mars guna mencari unsur-unsur pendukung kehidupan.
Teriakan dan tepuk tangan membahana di pusat pengendali misi Laboratorium Propulsi Jet NASA saat sinyal pendaratan di Phoenix Mars Lander menyala setelah wahana memasuki atmosfer. Detik-detik ini adalah masa kritis misi sehingga saat pendaratan berhasil, para peneliti langsung berpelukan dan bersalaman.
"Dalam bayangan saya, pendaratan tidak akan semulus ini," ujar manajer proyek Barry Goldstein. "Ia langsung menuju sasaran," ujarnya penuh senyum.
NASA/JPL
Kaki-kaki pendarat Phoenix yang difoto dari wahana.
Kaki-kaki pendarat Phoenix yang difoto dari wahana.
Phoenix memasuki atmosfer Mars dengan kecepatan lebih dari 12.000 mil per jam setelah melakukan perjalanan 10 bulan sejauh 675 juta kilometer di ruang angkasa.
Wahana melakukan tarian elok di langit Mars, antara lain menukik, lalu mengembangkan parasutnya, membuka perisai penahan panas, dan menyalakan pendorong (thruster) untuk memperlambat laju sehingga ia mendarat dengan kecepatan turun hanya 8 kilometer per jam.
Pendaratan ini adalah soft landing pertama yang sukses setelah wahana kembar Viking menyentuh planet merah tahun 1976. Sementara dua rover kembar NASA yang mendarat di Mars empat tahun lalu melakukan pendaratan dengan parasut dan bantalan udara agar bisa memantul di permukaan planet, bukan menggunakan thruster atau pendorong.
Sasaran pendaratan Phoenix adalah sebuah lembah dangkal selebar 48 kilometer di lintang utara planet, serupa dengan lokasi Greenland atau Alaska di Bumi. Titik itu dipilih karena foto-foto ruang angkasa memperlihatkan adanya air beku tersimpan dekat dengan permukaannya.
Seperti wisatawan yang datang ke negara lain, awalnya wahana akan melihat-lihat situasi pada minggu pertama di Mars. Ia akan terhubung dengan Bumi melalui tiga wahana lain yang mengorbit Mars.
Phoenix adalah wahana yang dilengkapi lengan robotik sepanjang 2,5 meter yang bisa dipakai menggali parit untuk mencari lapisan es yang diduga terkubur beberapa inci dari permukaan planet. Ia kemudian akan menganalisa es dan tanah untuk mencari senyawa-senyawa organik yang merupakan unsur-unsur pembentuk kehidupan.
NASA/JPL
Permukaan Mars di lokasi pendaratan Phoenix.
Permukaan Mars di lokasi pendaratan Phoenix.
Wahana juga akan mempelajari apakah es itu pernah mencair dalam suatu masa ketika planet Mars memiliki suhu yang lebih hangat dibanding suhu membekukan saat ini.
Namun para peneliti tidak terlalu berharap menemukan air dalam keadaan cair di lokasi pendaratan Phoenix karena suhu di sana terlalu dingin. Tapi mereka yakin bila memang ada unsur-unsur pembentuk kehidupan di sana, unsur-unsur itu pasti bisa ditemukan di es.
NASA/JPL
Wahana Phoenix mengembangkan panel suryanya di permukaan Mars.
Wahana Phoenix mengembangkan panel suryanya di permukaan Mars.
Meski begitu, Phoenix tidak bisa mendeteksi sinyal-sinyal kehidupan yang mungkin ada atau pernah ada. Sebelumnya NASA pernah mencari sinyal-sinyal kimia pembentuk kehidupan dalam misi Viking. Namun robot-robot pendarat itu tidak menemukan bukti yang kuat.
Phoenix sendiri dinamai berdasar burung mistis yang lahir kembali dari debunya. Ia "dibangun" dari pengalaman NASA mendaratkan wahana di Mars, yakni Mars Polar Lander yang menghunjam permukaan planet tahun 1999 karena terlalu dini mematikan mesin.
WSN
Sumber : NASA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar